2. Menyesal

420 34 0
                                    

ԅ۝✧GENG DREAM✧۝ԅ

"JIHAN CEPETAN! LAMA BANGET SIH." Teriak Carel yang sudah capek menunggu Jihan. Pagi ini dia dan temannya itu akan sekolah tetapi Jihan malah mengulur waktu.

"Sabar njing!" Umpat Jihan dan keluar dari villa, dia berjalan menghampiri Carel yang berdiri di samping mobil.

"Cepet udah jam setengah tujuh." Kata Carel lalu masuk ke dalam mobil, Jihan pun juga masuk dan duduk di kursi pengemudi.

Mereka berdua langsung pergi menuju sekolah sedangkan yang lain masih santai-santai di villa.

"Kalian gak ada kelas?" Tanya Jemian sambil ngemil jajan.

"Ada tapi siang." Jawab Mada.

"Dosennya izin jadi gue gak masuk." Ucap Rizan.

"Gue sama Haikal kelas siang." Kata Jafin.

"Oh."

"Lo sendiri?" Tanya Jafin ke Jemian yang asik makan jajan.

"Gue izin." Jawab Jemian lalu memasukkan pilus ke mulutnya.

"Kenapa?" Tanya Mada.

"Tugas gue belum selesai." Jawab Jemian membuat teman-temannya tak habis pikir.

"Emang deadline nya kapan?" Rizan bertanya sambil tangannya mengambil pilus milik Jemian.

"Hari ini tapi gue males kerjain." Jawab Jemian, ia membiarkan pilusnya diambil Rizan.

Mada menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan males-males, Na."

"Hmm."

Ruang tengah itu hening karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Tiba-tiba Rizan berucap sehingga menghilangkan keheningan, "Kal, gue mau duduk sendiri."

Sontak semuanya langsung menatap Rizan yang dipangku Haikal sementara Rizan berusaha melepaskan pelukan erat tangan Haikal di pinggangnya.

"Nggak mau." Tolak Haikal sambil mendusalkan kepalanya di leher Rizan membuat Rizan memiringkan kepalanya menjauh karena merasa sedikit geli.

"Minggir!" Rizan mendorong kepala Haikal dari lehernya.

"Wah gue mencium bau-bau mau keributan." Gumam Jemian tapi dapat didengar Jafin.

"Lepas, Kal! Ya ampun." Karena tidak kunjung dilepaskan akhirnya Rizan bergerak brutal di pangkuan Haikal membuat yang memangku kewalahan.

"Bentar doang elah." Kata Haikal, dia menepuk paha Rizan.

"Asu."

Ctak

"Aww." Rizan mengusap bibirnya yang disentil Jemian.

"Masih pagi anjir jangan ngomong kasar dulu." Tegur Jemian.

"Bacot mending lo sadar diri." Balas Rizan yang masih berusaha keras melepaskan pelukan Haikal.

"Lepasin, Kal." Titah Mada.

"Nggak." Haikal menolak.

Beberapa detik kemudian Rizan berhasil lepas, dia langsung duduk di sofa single dan menatap sengit wajah Haikal.

"Jangan deket-deket gue!" Rizan mendelik kala melihat Haikal yang ingin mendekatinya.

"Napa sih, Zan?"

"Gue gak mau ikut-ikutan belok." Mada, Jemian dan Jafin lantas tertawa mendengar perkataan Rizan.

"Anying, gue gak belok." Bantah Haikal, dia duduk kembali dengan wajah cemberut.

Heaven In VillasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang