Selama menuju ke Provinsi Ling, tidak ada yang benar-benar memulai obrolan kecuali jika hal tersebut dibutuhkan. Yoon Jeonghan tetap berada di sisi Immortal Lee Wonwoo dan Tuan Muda Kim, sedangkan Jenderal Choi berjaga di luar dengan Lee Chan.
Sejak insiden di dermaga, Jenderal Choi tidak ingin berada di sekitar Jeonghan. Apalagi, jika harus menatap mata lelaki itu yang kini telah menunjukkan kilau cokelat hangatnya, layaknya saat mereka masih menjadi dua jenderal yang tak terkalahkan. Jenderal Choi menolak untuk mengingat segala kenangan tersebut.
Sementara itu, Lee Chan yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa Yoon Jeonghan hanya berpura-pura sejak di dermaga tadi pun memilih diam. Sebenarnya, ia sangat ingin mengatakan segalanya kepada Jenderal Choi, ia ingin melihat dua jenderal kesayangannya itu kembali berdamai dan memimpin pasukan di medan perang. Namun, permintaan Jenderal Yoon adalah mutlak adanya, tidak ada yang bisa Lee Chan lakukan untuk saat ini.
Perjalanan menuju ke Provinsi Ling diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua puluh lima menit menyebrangi danau dan tiga jam berjalan kaki dari dermaga. Maka, tidak salah jika Immortal Lee Wonwoo memilih untuk berangkat lebih awal, bahkan sebelum matahari berhasil menyinari rerumputan tinggi di pinggir dermaga. Dengan demikian, mereka akan sampai di pusat Kota Ling sebelum sore.
Lee Chan menatap ke Jenderal Choi diam-diam, ia penasaran dengan apa yang kira-kira dipikirkan oleh pria itu. Apakah ia merasa bersalah karena telah mencekik leher Senior Yoon? Atau, ia malah menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak berarti, hanya sebuah angin lalu dan sebatas rasa penasarannya saja.
Tassel yang menjadi masalah utama kebisingan di pagi hari tadi masih tergantung di pinggang Lee Chan. Sebenarnya, ia sendiri tidak mengetahui asal-usul dari tassel ini. Namun, melihat dari bagaimana Immortal Lee Wonwoo dan Tuan Muda Kim bereaksi tadi, sepertinya dua orang itu mengetahui tentang tassel yang Jeonghan berikan kepadanya.
"Tuan Muda, kita akan segera sampai. Apakah kalian ingin turun di dermaga atau di pinggir danau?"
Baru saja Lee Chan hendak menjawab, Immortal Lee Wonwoo sudah menengok keluar dari tirai perahu. "Tolong turunkan kami di dermaga saja."
"Baiklah." Pria tua yang sejak tadi mendayung perahu itu kini mengetukkan kayu sampannya dan melanjutkan mendayung menuju ke dermaga.
"Lee Chan, tolong jaga Jenderal Yoon sebentar." Immortal Lee Wonwoo berjalan keluar dari dalam dan menepuk pundak Lee Chan agar keponakannya tersebut masuk.
Kini, hanya ada Jenderal Choi, Immortal Lee Wonwoo, dan si juru perahu yang masih bekerja. Merasakan jika Immortal Lee Wonwoo dengan sengaja berdiri di sampingnya, Jenderal Choi menjadi yang pertama membuka suara walaupun sejatinya ia tidak ingin membicarakan apapun dengan siapapun. "Aku akan meminta maaf padanya, kemudian aku akan bertanya tentang apa yang terjadi selama ia berkhianat."
"Dan menurutmu, apakah ia dapat menjawab hal tersebut?"
Jenderal Choi menolehkan kepalanya, menatap Immortal Lee dengan tatapan tenang. "Bukankah Lavender Archer telah berhasil mengembalikan keping ingatannya?"
Di luar dugaan Jenderal Choi, bukan sebuah jawaban yang ia dapatkan dari Immortal Lee Wonwoo, melainkan tawa hambar dan gelengan kepala. Jenderal Choi kembali menatap ke depan, menatap pada pepohonan nan jauh di sana dan terpisahkan oleh air danau yang terlihat keruh.
"Jenderal Choi, ia bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi saat di gurun." Immortal Lee Wonwoo dengan sengaja mengibaskan kain jubah kanannya, menunjukkan bahwa ia benar-benar marah dengan tindakan dari Jenderal Choi saat di dermaga tadi.
Jenderal Choi, yang tentu saja tidak semudah itu untuk memercayai hal yang dikatakan oleh Immortal Lee Wonwoo ditambah dengan ia mengetahui dengan pasti bagaimana Lavender Archer masuk ke dalam diri Yoon Jeonghan, hanya mendengus kecil. "Kau berpikir jika aku akan memercayaimu, padahal kau sadar jika aku memahami bagaimana isi pikiran si pengkhianat Yoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Frozen Flower (A JeongCheol Fanfiction)
Fanfiction"Di antara semua orang di dunia ini, Jenderal Choi adalah satu-satunya yang berhak membunuh Yoon Jeonghan." Sebuah kisah tentang pengabdian, janji, dan perjuangan untuk setitik keadilan. Apakah semuanya telah ditakdirkan oleh Para Dewata? Apakah ini...