VII. SUATU MALAM DI 7 TAHUN SILAM

49 6 0
                                    

"Yoon Jeonghan, kau telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupmu. Dengan ini, kau harus berkhianat!"

"Tidak, aku tidak bersedia!"

"AKU MEMAKSAMU UNTUK PERGI DARI KERAJAANKU!"

"DAN AKU TIDAK PERNAH SUDI UNTUK MEMATUHI PERINTAHMU! Provinsi Hwa adalah tanah kelahiranku. Selamanya, aku tidak akan mengkhianatinya!"

"Je-jenderal Yoon! Choi Manor telah terkepung!"

"Je-jenderal Yoon! Choi Manor telah terkepung!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ch-Choi Yang Terhormat, tahan dirimu!"

Jenderal Yoon menahan pinggang Jenderal Choi saat pemuda itu, sekali lagi, berusah untuk mendekapnya dan menyatukan bibir mereka. Saat ini, mereka tengah berada di semak-semak hutan belantara hanya dengan cahaya bulan yang menyinari. Tiga bulan setelah kejadian di Choi Manor, baik Yoon Jeonghan maupun Choi Seungcheol tidak pernah benar-benar berhasil menahan satu sama lain jika mereka sudah berdua tanpa siapapun di sekitar.

Seperti saat ini, di malam terakhir pelaksanaan Malam Perburuan oleh Yang Mulia Hwang, dua jenderal yang seharusnya bertugas untuk turut serta berburu kijang emas yang merupakan hadiah utama, kini malah memadu kasih di antara pepohonan dan semak belukar pinggir danau.

"Apa maksudmu dengan menahan diri? Kau sendiri yang memancingku dengan terus tersenyum ke arahku sejak upacara pembukaan Malam Perburuan. Kini, saat aku sudah menjebakmu di sini, kau malah menyuruhku untuk menahan diri?" Seungcheol yang terkenal dengan ketegasan juga sifatnya yang selalu berterus terang kini menunjukkan bagaimana ia benar-benar telah menahan diri untuk tidak menerjang Jeonghan saat upacara api unggun pembukaan Malam Perburuan. Tangan kanannya kini sudah kembali berada di pinggang Jeonghan, mengelus lekuk tubuh pemuda itu yang begitu indah.

Memang pada dasarnya Yoon Jeonghan merupakan sosok yang jahil dan senang menantang lawannya, tapi tidak pernah ada dalam isi kepalanya jika Seungcheol akan sangat berani untuk menjebaknya kemari. Kini, ia malah terkurung di antara batang pohon raksasa dan tubuh tinggi Seungcheol. Ia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk sekadar menoleh ke arah lain. Saat kepalanya mengintip ke samping, maka jemari milik Choi Seungcheol akan menahan dagunya dan memberi ciuman di bibirnya, membuat Jeonghan tidak benar-benar memiliki pilihan selain menatap pemuda di depan.

Mungkin, ini saatnya Jeonghan mengeluarkan jurus terburuknya; menurunkan ego, memohon ampun, kemudian menyelinap pergi. Bagaimanapun, Malam Perburuan merupakan salah satu ajang bergengsi dengan hadiah yang tak sedikit. Jika ia berhasil menangkap kijang emas yang merupakan hadiah utama, maka uang yang didapatkannya akan Jeonghan gunakan untuk menyokong dana Pasukan Perbatasan Selatan. Peringkat kedua atau ketigapun tidak masalah karena koin emas yang akan ia dapatkan juga cukup untuk dibagikan bersama rekan-rekannya.

Akan tetapi, bagaimana bisa ia melanjutkan berburu jika sosok besar yang mirip beruang kini menghimpit tubuhnya?

"Choi Yang Terhormat..." Jeonghan tersenyum kemudian menatap kedua mata Seungcheol dengan tatapan memelas, "lihatlah, perburuan sudah dimulai. Bukankah akan sangat memalukan jika jenderal terkuat seantero Provinsi Hwa, yakni dirimu, tidak mendapat peringkat apapun malam ini? Jadi, kenapa kita tidak berburu bersama saja? Selain itu — mmph!"

A Frozen Flower (A JeongCheol Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang