VI. LAVENDER ARCHER

77 14 0
                                    

"Kau ingin melihat bagaimana ia jatuh cinta, bukan? Bagaimana ia memiliki hasrat untuk memiliki seseorang sepenuhnya. Kau penasaran dengan hal tersebut, Yoon Jeonghan?"

"Sekarang, lihatlah pria itu dengan sosok yang pantas bersanding dengannya. Yoon Jeonghan, bagaimana perasaanmu?"

"Nyatanya, segala rasa penasaran yang kau simpan merupakan bentuk dari harapanmu sendiri. Ah, bagaimana jika itu dirimu, bagaimana jika dirimu saja yang dipelukannya. Akankah begitu manis? Akankah kau bahagia? Yoon Jeonghan, oh Yoon Jeonghan, kau rela menukar hidupmu demi seseorang yang bahkan tidak menyadari keberadaanmu di dunia ini."

"Choi Seungcheol! Ah sial, kenapa kau harus memasang talisman penjaga di depan kamar? Tidak akan ada hantu yang berani mengganggumu di malam tahun baru!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Choi Seungcheol! Ah sial, kenapa kau harus memasang talisman penjaga di depan kamar? Tidak akan ada hantu yang berani mengganggumu di malam tahun baru!"

Suara itu memekakan telinga, Choi Seungcheol menoleh dan menemukan seorang pemuda dengan setelan putih juga seruling di tangannya. Mantel bulu yang dikenakan terlihat begitu hangat, sayang sekali orang yang mengenakannya tidak memasang mantel itu dengan benar. Ditambah, pipinya yang memerah membuat kesan 'gila' dan 'berantakan' sempurna terpatri dalam dirinya.

Seungcheol tidak membantu pemuda itu berjalan walau sudah mengetahui seseorang dengan langkah sempoyongan menuju ke arahnya. Seungcheol tetap pada posisi duduknya yang santai dan hanya menghela napas saat pemuda yang menguarkan bau alkohol itu duduk di sampingnya. "Kau, benar-benar pemalas! Perayaan besar di luar sana dan kau hanya hadir seentar saja? Astaga, mana rasa hormatmu pada Yang Mulia?"

Tidak ingin menanggapi ocehan orang mabuk, Seungcheol hanya menuangkan secangkir arak buah yang kemudian ia minum sekali teguk. Arak jenis seperti ini tidak akan memabukkan, apalagi terbuat dari buah-buahan sederhana. Berbeda sekali dengan bau arak yang tercium dari pemuda berseruling di sampingnya, benar-benar bau arak terkuat di Provinsi Hwa.

"Hey, Choi Seungcheol, kenapa kau diam saja?" Seperti orang yang kebingungan karena pandangannya mengabur juga bibirnya tak ingin berhenti mengoceh, Yoon Jeonghan, si pemuda mabuk itu kini malah menyandarkan tubuhnya di lengan Seungcheol. "Tidak menyenangkan, bahkan arak yang kau minum sekarang hanya arak buah."

Jeonghan mendecak, kemudian menggeser tubuhnya dan dengan seloroh menjatuhkan badannya di samping Seungcheol, dengan kepalanya bertumpu di paha pemuda yang akan menjadi Jenderal Perbatasan Utara itu.

"Yoon Jeonghan!"

"Ssst! Diamlah, kepalaku pusing. Kasihanilah Jenderal Pasukan Selatan yang masih muda dan baru memulai perjalanannya ini. Astaga, ternyata menjadi pemimpin tidak seindah dongeng masa kecil." Ujarnya kemudian memijit pelipis dengan tangan kanannya. "Choi Yang Terhormat, kenapa Choi Manor tidak memiliki makanan enak apapun di malam tahun baru?"

"Choi Yang Terhormat, kenapa bau arak buahmu sangat buruk? Apakh itu kualitas rendah?"

"Choi Yang Terhormat, tidakkah kau menghidupkan bunga api nanti malam? Atau kau ingin bergabung di alun-alun Kota Hwa?"

A Frozen Flower (A JeongCheol Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang