14. Sedikit saja 🔞

3.9K 61 1
                                    

Dia memang suka bermain siang-siang dan berulang-ulang! Yuna sudah tidak tahu lagi ini adalah berapa kalinya Gabriel memasuki dirinya, yang ia lakukan sekarang hanyalah menjerit di dalam hati dan mengigit jari di sana.

Gabriel dengan kondisi yang bermandikan keringat berupaya membalik tubuh Yuna membelakangi dirinya, lalu melakukan penetrasi dari belakang dengan gagahnya.

Semoga ini yang terakhir. Yuna refleks meremas bantal dan selimut yang berada di sana karena sudah merasa perih di bawah dirinya. “Pelan-pelan, Tuan Gabriel....”

Gabriel mengusap poni rambutnya yang sudah sepenuhnya basah oleh keringat ke belakang kepalanya dengan posisi yang masih sama. Seketika, ia menekan benda besar miliknya lebih dalam lagi karena ada rasa ingin meledak untuk kesekian kali.

“HEUK!” Yuna mendelik saat Gabriel melakukan penekanan berulang kali di dalam dirinya, ia kembali merasakan benda di dalamnya sangat panas. Dia tidak bisa menahan airmatanya lagi untuk tidak keluar. “Aku sudah ... lelah, Tuan.” ucapnya dengan suara lirih dan napas yang terputus-putus.

Gabriel membungkukkan tubuhnya sedikit sambil menyentuhkan bibir ke leher Yuna dan memberikan bekas merah lagi di sana dengan kuat, sebelum akhirnya mengalami orgasme lagi. “AHH~”

Selesai? Sebuah tanda tanya muncul di benak Yuna saat Gabriel tidak bergerak lagi di dalam darinya, seketika wanita itu menyentuh pipi Gabriel yang berada di dekat tengkuknya sambil menahan sesegukan. “T-Tuan?”

“Aku tidak bisa berhenti.” Satu kalimat keluar dari mulut Gabriel yang menandakan bahwa itu bukanlah akhir dari permainan mereka.

Pemuda itu langsung membuat posisi Yuna miring dengan dia yang masih berada di belakang, seketika ia melakukan penetrasi lagi di sana sambil memainkan kedua buah lembut kan indah milik Yuna itu. “Dalammu sangat lembut, Yuna,” bisiknya di telinga wanita itu.

Yuna tidak bisa berhenti mengerang dan mendesah sekaligus menangis di sela-sela permainan Gabriel. Tentu saja, tidak ada seorangpun yang bisa bertahan bermain dengan pria itu jika ia melakukan ronde berkali-kali. Aku tidak yakin dia itu manusia.

Sebenarnya, beberapa hari lalu di saat Gabriel mencari wanita panggilan. Ia sudah berupaya untuk melakukan malam yang panas lagi, seperti sebelum kedatangan Yuna.

Namun, ada hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi. Gabriel tidak bisa bangun saat kedua wanita panggilan itu berusaha mengodanya dan pada akhirnya Gabriel memilih mengusir mereka dengan wajah yang sepenuhnya frustasi.

Bahkan, di sela-sela frustasinya ia mengingat kata-kata Noah yang mengatasinya tentang 'impotensi' sehingga menambah beban pikirannya lagi.

Maka dari itu, Gabriel langsung pergi ke tempat prostitusi yang dikelolanya sendiri untuk mencari para gadis yang bisa membangunkan. Ia berusaha keras di sana, sambil mencocokkan tipe-tipe idealnya; dari kurus, montok, pendek, tinggi, seksi, lucu dan imut. Namun, tidak ada satupun juga yang bisa membuatnya bangun.

Gabriel memegang kepalanya yang sakit di bar sambil meminum minuman keras berulang kali sampai ia benar-benar tepar di sana. Sungguh, ucapan Noah beberapa waktu lalu terdengar seperti doa dan dikabulkan dengan cepat oleh Tuan.

Pemuda itu menoleh ke arah Noah dan berjalan sempoyongan menuju ke arahnya, lalu dalam hitungan detik ia mulai menyiramkan cocktail ke kepala Noah tanpa rasa bersalah. Kurang ajar kau!

Noah yang sedang sibuk dengan para wanita hanya bisa melihat Gabriel dengan tatapan kebingungan dan wajah kesal. Ia tidak bisa melawan karena Gabriel adalah atasannya, apalagi pria itu sedang mabuk sekarang. “Apa salahku, Tuan?” tanyanya sambil mengusap wajah yang basah.

Hingga beberapa hari kemudian, Gabriel langsung datang ke tempat Yuna dan menguji dirinya di sana. Siapa sangka, hanya dengan pelukan erat dari seorang Yuna bisa membangunkan tubuh bagian bawahnya lagi.

Goctha! Gabriel menghela napas panjang sembari menyeringai nakal, memandang ke arah Yuna dengan tatapan lapar. Bagaimana tidak? Ia sudah menunggu ini sejak beberapa hari lalu, rasanya seluruh tubuhnya sakit dan akan meledak jika prustasi seksualnya tidak tersalurkan dengan baik.

“Panggil namaku lagi, Sayang.”

Bisikan Gabriel mulai keluar lagi dari mulut nakalnya itu ke telinga Yuna, sehingga seluruh tubuhnya terasa merinding. Lidahnya kembali menjulur dan menyapu habis leher jenjang wanita itu.

“G-Gabriel?” Yuna meremas lengan Gabriel yang melingkar di perutnya dengan kuat karena pemuda itu tidak berhenti menekan-nekan dirinya lebih dalam. “Itu terlalu ... dalam  ... Eughh.”

Gabriel langsung mengigit telinga Yuna lalu mempercepat gerakannya lagi dari belakang, dia memeluk erat tubuh wanita itu sebelum mengalami orgasme lagi.

Kala itu, tubuh Yuna sudah benar-benar di ambang batas. Sehingga, tanpa sadar penglihatannya kembali kabur dan ia kembali tidak menyadarkan diri untuk kedua kalinya.

Sial, rasanya aku mati rasa lagi.

Gabriel menahan tubuhnya agar tidak menggelinjang dan orgasme di dalam Yuna dengan wajah yang sepenuhnya puas. “Enak sekali, Yuna.”

Setelah mengalami orgasme Gabriel langsung melepas pelukannya lalu berbaring di samping Yuna sambil menatap langit-langit kamar dengan senyuman lebar. Gabriel tidak menyangka jika ia bisa 'bangun' lagi berkat orang di sampingnya itu. “Kekuatan apa yang ada padamu?”

Seketika Gabriel menatap Yuna kembali lalu membalik tubuh wanita itu menghadap dirinya. Pemuda itu mendelikkan matanya saat mengetahui Yuna kembali pingsan di sana karena terlalu kelelahan. “Hei? Kamu harus olahraga sepertinya.” Gabriel terkekeh dan langsung memeluk tubuh mungil Yuna ke dalam dekapannya sambil mencium kening wanita itu secara lembut.

Yuna hanya bisa mendengar suara Gabriel di telinganya, tapi tidak bisa merespons lagi karena tubuh kecilnya itu terasa remut semua. Ia hanya bisa membatin lagi di dalam pelukan Gabriel yang tiba-tiba terasa hangat dan menenangkan. Kumaafkan, karena kamu bersikap lembut sedikit hari ini.

Tanpa disadari juga ini pertama kali Gabriel beristirahat di ranjang Yuna dengan memberikan pelukan hangat sebagai bonus, tak lupa sebuah kecupan. Biasanya ia tidak melakukan itu, melainkan langsung melangkah keluar ruangan tersebut tanpa peduli dengan kondisi orang yang menemaninya berhubungan intim.

.
.
.
.
.
.

Dor!

Kaget, gak?

Update lagi, dong di sini.

Kemarin sempat putus karena alurnya banyak plot hole. Gua gak suka sesuatu yang ada kurangnya, maunya sempurna, setidaknya mendekati sempurna, lah.  Karena gua tahu sempurna hanya milik?

Jangan lupa vote dan komen.
Cuma itu yang author minta gak minta saldo ATM kalian, kok.

Btw, terimakasih atas 100k viewersnya, viewers gaib gak muncul di komen. Ntah, takut mak bapaknya ciduk kali. 😮‍💨

DEBT LEGACY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang