Bab 9

998 144 11
                                    

*****

"kamu janji akan sering mengunjungi rumah ini kan?".

"saya janji akan sering main kemari nyonya."

"kamu jangan melupakan saya, ya."

"saya tidak akan pernah melupakan orang sebaik nyonya."

"jangan lupa untuk mengabari saya jika kamu memiliki sedikit waktu luang Nabila."

"siap nyonya."

"ahh pasti saya akan merindukan kamu Nabila."Tania menarik Nabila kedalam pelukannya.

"saya juga pasti akan sangat merindukan nyonya nanti."Nabila membalas pelukan Tania tak kalah erat.

"saya sudah menyiapkan kamu sebuah rumah di dekat rumah sakit, agar kamu tidak terlalu jauh berjalan kesana Nabila."ucap Paul membuat Nabila melepaskan pelukannya dengan Tania.

"tidak usah repot-repot mas, saya diterima kembali dirumah sakit saja sudah cukup bagi saya."ucap Nabila karena ia merasa tak pantas mendapatkan itu semua.

"saya tidak merasa repot atau direpotkan. itu sebagai ucapan terimakasih saya karena kamu sudah merawat mama saya sampai dia sembuh."

"terimakasih banyak, dan itu sudah tugas saya untuk merawat nyonya."

"kamu bisa mengemudi bukan."

"bisa mas."

"saya juga sudah membelikan satu mobil agar kamu bisa pergi kemana mana tanpa harus naik angkutan umum."

Nabila semakin merasa tak enak hati."terlalu berlebihan mas."

"tidak sama sekali Nabila."

"sudah kamu terima saja,itu sebagai tanda terima kasih kami Nabila."ucap tania

"baiklah, terima kasih nyonya dan mas Paul. saya harus pergi karena saya harus kembali bertugas hari ini."pamit Nabila.

"selamat bertugas kembali suster Nabila."

"terimakasih sekali lagi."

"sama-sama."

sebelum benar-benar pergi, Nabila menyempatkan diri untuk berpamitan dengan teman-temannya selam berada disini. Nabila tak pernah memperlihatkan ekspresi sedih, tapi tangisnya pecah saat melihat mereka menangis.sebegitu sayangnya mereka kepada dirinya hingga saat ia pindah tugas mereka seperti tak rela melepaskannya.

Nabila mengingat saat Paul menemuinya kemarin.dadanya benar-benar sesak saat Paul mengatakan jika ia sudah selesai bertugas di sini dan bisa kembali bertugas di rumah sakit. padahal dirinya hanya di pindah tugaskan bukan di pecat, tapi entah mengapa dadanya merasa sesak seperti ini. Nabila menghapus air matanya sebelum melepaskan pelukannya dari bi Narsih.

"udah ah nggak usah sedih lagi, Nabila cuma pindah tugas kok. Nabila janji bakal sering-sering mampir kesini kok."

"janji?"

"janji."

"oke, neng jaga diri baik-baik , hati-hati pokoknya soalnya neng tinggal sendiri.jangan lupa makan,terus neng tidak boleh banyak pikiran. ingat kata dokter kemaren,istirahatnya jangan lupa.yang terpenting sholatnya jangan sampai ditinggalin."jelas bi Narsih.

"siap bi, makasih udah ngingetin Nabila."

"sama-sama neng, udah berangkat gih. udah ditungguin suster Salma sama supirnya tuh."

"Nabila pergi dulu,dah semuanya. assalamualaikum."Nabila melambaikan tangannya kepada semua orang.

"wa'alaikumsalam."

Perjalanan ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang