Bab 11

1.4K 155 30
                                    

Happy reading!!!

***

saat ini Nabila sudah siap dengan pakaian perawatnya. tapi ia masih belum berangkat karena ia masih belum sarapan.perlu di ketahui juga jika Nabila tidak akan bisa berangkat bekerja apa bila ia belum mengisi perutnya sama sekali. jika ia memaksakan bekerja tanpa sarapan pasti ditengah aktivitas ia akan merasa lemas dan gemetaran.

tadi sebelum mandi Nabila memutuskan untuk memasak terlebih dahulu. hari ini ia memasak tumis kangkung dicampur togel dan juga ia menggoreng telur. Nabila paling senang jika ia memasak sendiri atau memasak untuk orang lain. disini memang ada pembantu, tapi Nabila lebih senang memasak makanan yang ia buat dari pada menyuruh orang lain untuk memasak untuknya.kecuali jika memang ia terlalu lelah ia akan membeli di warung dekat kontrakannya dulu.tapi mulai saat ini ia akan meminta tolong Bi Minah untuk memasak makanan.

"ayo bi makan dulu, tinggalin aja kerjaan nanti di lanjut lagi."ucap Nabila

"neng Nabila aja dulu yang makan,nanti bibi makan setelah neng."balas bi Minah, ia merasa sungkan jika makan satu meja dengan majikannya walau diminta.

Nabila tersenyum kecil."enggak papa kali bi, udah ah ayo makan dulu.eh bibi panggil bi Sari pak Mamat sama pak Nardi juga, ajak sarapan sekalian."

"baik neng."

setelah semua berkumpul, mereka sarapan bersama dengan pak Mamat yang sudah duduk di kepala kursi.awalnya beliau menolak, tapi karena Nabila terus memaksa akhirnya beliau mau. dari semua yang ada di rumah ini, pak Mamat lah orang yang paling tua, oleh sebab itu Nabila meminta pak Mamat untuk duduk di kepala kursi.setelah selesai sarapan, Nabila berpamitan kepada semuanya lalu berangkat ke rumah sakit dengan mengendarai mobilnya sendiri.

"mobilnya bagus banget, nyaman banget rasanya."ucap Nabila saat ia sudah menjalankan mobilnya.

"apalagi warnanya hitam, kan jadi makin suka."

mobil yang Paul belikan adalah mobil BMW berwarna hitam keluaran terbaru. Nabila bersyukur saat ia diberi alat transportasi untuk memudahkan ia pergi kemana pun tanpa harus meminta antar orang lain atau naik angkutan umum.

kemarin Nabila sempat bertelepon ria dengan Tania saat ia sedang istirahat di rumah sakit.nabila dengan ragu sempat menanyakan berapa gaji yang biasa Paul bayarkan kepada mereka, tidak mungkin juga ia bertanya kepada Paul. karena semua orang yang bekerja disini adalah pindahan dari mansion milik Paul. Nabila sempat menolak saat Tania mengatakan jika semua yang berhubungan dengan rumah ini akan menjadi urusannya. mulai dari gaji pegawai, belanja bulanan segala kebutuhan rumah, sampai pajak mobil dan biaya perawatannya.

Nabila mengatakan jika ia sudah cukup merepotkan Paul dan tidak ingin merepotkan ia lagi. tapi Tania malah mengatakan bahwa ini semua dirinya yang menanggung, bukan Paul.berulang kali Nabila menolak dan berulang kali juga Tania memaksa sampai akhirnya Nabila pasrah dan mengiyakan ucapan Tania. Tania berteriak senang membuat Nabila terkekeh dibuatnya.

oh iya, jika di rumah sakit Nabila bekerja sebagai asisten pribadi dari dokter anak. walaupun di masih terbilang tidak terlalu lama bekerja disini, tapi berkat keuletan dan kesabarannya dalam menangani pasien khususnya anak-anak ia mendapat kepercayaan khusus dari atasannya untuk menjadi asisten pribadi dokter anak. Nabila sangat bersyukur dan berjanji akan menjalankan tugasnya sebaik mungkin,Nabila sangat bersyukur saat ia dipasangkan dengan dokter Reza sebagai dokter anak.

"selamat pagi dokter Reza."sapa Nabila ceria, ia langsung duduk disebuah meja yang biasanya ia duduki. meja ini berada satu ruangan dengan meja dokter Reza.

"pagi nab."balas Reza

"baru ketemu ya kita, kemarin kamu masuk saya masih ada pekerjaan di luar."lanjutnya.

Perjalanan ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang