Bab 10

984 153 21
                                    

Happy reading!

***

sejak pulang dari rumah sakit tadi, pandangan Nabila tidak pernah lepas dari kotak yang Tania berikan padanya. ia bingung harus membukanya sekarang atau besok saja karena saat ini sudah hampir pukul 11:00 malam, melewati batas tidurnya.tapi rasa penasaran mengalahkan rasa kantuknya, ia turun dari ranjang lalu mengambil kotak itu yang terletak di atas meja rias.

jujur, saat awal memasuki rumah ini dia dibuat berdecak kagum. bagaimana tidak, rumah ini terbilang sangat besar dan juga terbilang sangat mewah untuk dirinya yang tinggal sendirian disini. tapi ternyata dugaannya salah, Paul sudah menyiapkan dua pembantu, satu satpam dan juga satu tukang kebun. kamar ini memiliki dua lantai dan juga dua kamar tamu, satu kamar pribadi dan beberapa kamar lainya.

kamar Nabila sendiri terletak  di lantai dua dan ia hanya tidur sendiri di lantai atas sana. kamar Nabila terbilang cukup luas dan lengkap. Paul memang sudah mengisi meja rias Nabila dengan berbagai macam kebutuhan seperti make up, skincare, dan yang lainya yang ia rasa Nabila butuhkan. Nabila merasa semua ini terlalu berlebihan untuknya. apalagi saat melihat berbagai pakaian yang menggantung di walk in closed sederhana miliknya. sepertinya Paul sudah memperhitungkan betul tentang segala isi rumah ini.

"apa isinya ya?"gumam Nabila sembari melihat-lihat sisi kotak yang ia pegang.

"ups kebuka, abis kepo sih."Nabila menyengir saat ia menarik pita kotak itu. dengar perlahan dia membuka tutup kotak tersebut.

Nabila terdiam melihat isi kotak itu, ada sebuah gelang emas."cantik sekali, ah terima kasih banyak, nyonya Tania." gumam Nabila.

saat memakai gelang itu, matanya tak sengaja menatap sesuatu yang masih tergeletak di dalam box itu."kartu?kartu apa sih ini?"

"what?PLATINUM CARD ."Refleks Nabila memekik saat melihat kartu apa yang ia pegang saat ini.

"untuk apa nyonya Tania ngasih gue kartu ini, gue rasa ini terlalu berlebihan.gue takut malah dikira manfaatin beliau lagi. pokoknya gue harus balikin ini nanti, nggak boleh gue pake buat apapun."ucap Nabila.

"surat?"

Hai Nabila ;)

kamu buka kotak ini dirumah kan? nggak nyuri-nyuri bacanya pas istirahatkan? heheh nggak kok bercanda saya cuma mastiin aja kalau kamu ingat pesan saya tadi. saya cuma nggak mau kamu teriak pas lihat isinya. oh iya sebenarnya saya ingin kasih kamu liontin, bukan gelang itu. tapi tak apa, karena dulu kamu pernah mengatakan saat orang tua angkatmu menemukanmu di melihat sebuah kalung berinisial yang sekarang kamu pakai bukan? saya hanya tidak ingin kalung yang saya berikan itu nantinya menutup liontin milikmu. saya hanya ingin kalung itu satu-satunya yang berada di lehermu. entah dapat keyakinan dari mana, tapi saya sangat yakin jika suatu saat ada orang tua kandungmu yang mengetahui keberadaan mu lewat kalung itu. percayalah Nabila. dan satu lagi, untuk masalah kartu itu saya mohon kamu jangan mengembalikannya lagi kepada saya karena itu sudah milik kamu Nabila, hak kamu. kamu boleh membeli apapun yang kamu inginkan saya tidak memberi pantangan apapun untuk itu. dan kamu jangan khawatir, tagihan kartu itu tetap akan saya bayar atas persetujuan Paul. dan asal kamu tahu Paul sendiri yang menawarkan saya untuk memberikan kartu itu kepada kamu dan Paul sendiri yang mendesain kartu itu, khusus untuk kamu Nabila.
saya hanya berpesan sering-sering bermain kesini, mau nginap juga boleh dan saya akan senang hati mendengarnya.saya sangat merindukanmu dan para maid juga sama mereka merindukanmu. termasuk Paul.

"what, mas Paul ngangenin gue.ini mimpi, pasti mimpi."pekik Nabila dengan mengibas-ngibaskan surat yang ia baca ke wajahnya.

"nyonya mah jangan bikin Nabila terbang dong,ntar bilang gini buat nyenengin Nabila aja."gumam Nabila.

"huft hari ini gue bakalan mimpi indah deh."Nabila merebahkan dirinya dengan surat yang ia peluk.

disisi lain Paul merasa tidak bisa tidur nyenyak saat ini. biasanya setelah ia merebahkan dirinya di ranjangnya pasti tak berselang lama ia sudah terlelap atau paling lama 10 menit setelah itu. tapi saat ini tidak, terhitung sejak satu jam yang lalu ia hanya membalikkan badannya ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman. Paul duduk dan berdecak kesal karena ia bingung harus melakukan apa agar bisa tidur, padahal jam sudah menunjukan pukul 00:19.

"gue kenapa sih."berkali-kali Paul menjambak rambutnya frustasi karena ia sudah berkali-kali menguap tapi matanya masih tidak bisa terpejam.

"semenjak Nabila pergi, gue jadi aneh gini sih."decak Paul.

Paul meraih handphonenya yang tergeletak di atas meja. ia membuka room chat nya dengan Nabila."terakhir dilihat pada 23:15.berarti di nggak lama tidur dong, jadi nggak enak buat bangunin."

dengan pasrah Paul merebahkan kembali tubuhnya.ia memaksakan agar tidur saat ini juga, karena besok pagi ia ada meeting penting dengan klien dari jepang. tidak mungkin juga ia tampil di depan kliennya dengan mata pandannya. sangat tidak mungkin.

Gimana nihh??  pada penasaran kelanjutannya yuk semangatin author lewat vote, like dan komen. Follow juga tiktok dan ig author ya☺️ tiktok.com/@al139_   mylisa🐾

Perjalanan ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang