03. JALAN-JALAN

19 6 1
                                    

Pada malam hari yang cerah dan bertabur bintang, gadis yang bernama Nadira itu sedang duduk di depan jendela sambil mendongakkan kepalanya kearah luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada malam hari yang cerah dan bertabur bintang, gadis yang bernama Nadira itu sedang duduk di depan jendela sambil mendongakkan kepalanya kearah luar.

"Sebenarnya gue kenapa sih?" Gumamnya heran dengan dirinya sendiri.

Saat ia melamun, datang seseorang dari luar ke arah kamarnya. Karena pintu kamar Dira tidak dikunci, seseorang itu pun langsung memasuki kamar itu. Tanpa aba-aba Bian langsung meng-kagetkan kakanya itu.

"DOR!!" teriak Bian yang membuat Dira tersadar dari lamunannya.

"BIANN! jangan gitu lagi akh, gue gak suka ya!" Omel Dira.

"Hehe, habisnya kakak kenapa sih? Lagi lamunin apa, hm?" Tanya Bian mulai penasaran.

"Tadi..." Dira menggantung ucapannya, "Akh, enggak. Gapapa kok, dek."

"Jangan bohong! Raut wajahmu menjelaskan, kakak lagi bohong 'kan?"

Kini Dira kebingungan mau ngomong apa sama adiknya itu, "Apalah kamu dek, oh iya kenapa kamu masuk ke kamar kakak gak bilang? Atau ketuk pintu kek,"

Bian yang berstatus adik dari Dira pun langsung tertegun, "Maaf! Habisnya, pintu kakak gak dikunci sih. Salah siapa pintu gak dikunci!"

Sekarang, giliran Bian yang mengomel ke kakaknya. Sekalipun kakaknya, dia berani menegur. Dira yang merasa diomeli sama adik sendiri, dia langsung mengusir adiknya itu.

"Ya, gue salah! Yaudah lo keluar gih, udah malem juga."

Tanpa sepatah katapun Bian langsung menurutinya, Bian tau kalau kakaknya udah gini pasti singa-nya akan keluar sebentar lagi.

Setelah Bian di ambang pintu dia malah menirukan kakaknya yang ngomel tadi, "blablabla, nyenyenye"

Dira yang melihat gerak gerik adiknya yang nyebelin, ia langsung memelotinya. Kini Bian benar-benar pergi dari hadapan Dira, Dira pun menutup pintu dengan keras. "BRAKK!"

Kini Dira mengganti posisi menjadi membaringkan tubuhnya, "Hadeuhhh, punya adik gini amat dah!" Protes Dira, kemudian.

Dira ingin tidur, tapi ia takut kalau yang di mimpinya kemarin muncul lagi. "Awas aja kalo tuh si author neror lagi, kalo ketemu di dunia nyata gue abisin tuh penulis!" Ancam Dira dengan penuh penekanan.

Saat Dira memejamkan matanya, dia langsung terbangun-kan lagi. Kini Dira berada di tempat yang menurutnya asing, dimana ya itu?

"Udah gue duga!" Gumamnya, "Mau apasih lo, Na. Neror gue mulu! Udah dua malam tidur gue gak tenang tau gak!" Omel Dira geram sama si author itu.

"SHINA! DIMANA LO, KELUAR GAK?!" Panggil Dira sambil berteriak.

Beberapa menit kemudian, sosok yang bernama Shina itu muncul dari belakang punggung Dira. "Apa, nyari-nyari gue? Kangen ya, gak ketemu gue?" Ucap Shina dengan pedenya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang