CHAPTER 6

78 6 0
                                    

Suasana sore sungai Han ialah pilihan terbaik untuk menenangkan suasana hati.

Ara duduk di salah satu kursi disana. Sambil melihat pemandangan matahari tenggelam, Ara merenungi semuanya menjadi kata Andai.

Bruk...
Ara menoleh ke sumber suara tersebut dan suara tersebut berasal dari seorang gadis kecil yang jatuh.

Sontak Ara menghampiri gadis kecil dan membantunya.

"Hei cantik, kau tak apa?" Gadis itu mendongak menampakkan wajahnya yang menangis.

"Aigoo~~, mari ku obati lututmu." Gadis itu hanya menggeleng. Ara yang kebingungan, tersulut ide nya untuk merayu membelikan es krim.

"Setelah ku obati, kita beli es krim, kau mau?" Akhirnya gadis kecil tersebut mau menuruti Ara.

Ara pun mengobati lutut gadis tersebut di tempat nya duduk tadi, karena obat nya berada di tasnya. Ara selalu membawa kotak kecil P3K untuk berjaga-jaga.

"Aww~~, pelan pelan eonni~" Mendengar lenguhan gadis kecil itu, Ara menjadi kasihan.

"Baiklah, apa kau sendirian disini?" Ara bertanya setelah selesai mengobati.

"Aku bersama nenekku disini, Aku kehilangannya karena tadi Aku berlari mengejar kupu-kupu." Ucap gadis kecil itu dengan wajah yang murung.

"Tak apa, akan ku bantu mencarinya. Sebelum itu, mari beli es krim." Gadis kecil itu mengangguk dan menggandeng tangan Ara menuju penjual es krim.

"Kau ingin rasa apa?" Sejenak gadis kecil tersebut memikir.

"Matcha saja." Ara merasa ingin muntah membayangkan rasa rumput itu.

"Baiklah, matcha 1, vanilla 1." Tak berselang lama, es krim jadi. Ara pun segera mengambil es tersebut dan membayarnya.

"Kau menyukai rasa rumput itu?" Tanya Ara ketika memberikan es krim pada gadis kecil itu.

"Hm, Ini bukan rumput eonni~" Ara merasa heran mengapa matcha banyak disukai. Jelas jelas itu rasa rumput. 😔

"Kita belum berkenalan, namaku Ara." Ara menodongkan tangannya pada gadis kecil itu.

"Namaku Hera, eonni~" Hera pun menerima tangan Ara.

"Nama yang indah." Ara tersenyum sumringah kala melihat Hera yang tersenyum.

"Hera-yaa~~" Teriak seorang wanita paruh baya, sontak Ara dan Hera menoleh.

"Halmeoni~~" Hera pun langsung memeluk wanita paruh baya yang diyakini neneknya.

"Aishh, kau dari mana saja? Halmeoni lelah mencari mu." Omel wanita paruh baya tersebut pada Hera.

"Tadi Aku berlari mengejar kupu-kupu dan aku terjatuh. Kemudian eonni ini menolongku dan membelikan ku es krim." Hera menjelaskan semuanya pada neneknya.

"Terimakasih telah menolong cucuku, maaf bila dia merepotkan mu." Ucap wanita paruh baya tersebut sambil menundukkan kepalanya.

"Aniya~~, dia tak merepotkan ku. Aku malah senang bisa bertemu gadis lucu sepertinya." Ucap Ara.

"Baiklah kami permisi, sekali lagi terimakasih." Hera dan wanita paruh baya tersebut akhirnya pergi. Hera melambaikan tangannya pada Ara, Ara pun juga melambaikan tangannya sebagai pertanda perpisahan mereka.

Ara tersenyum sembari melihat Hera yang masuk kedalam mobil.

"Semoga kita bisa bertemu kembali." Batin Ara, kemudian ia bergegas pulang.


•••




Hari dimana pemotretan terlaksana. Jake dan Sunghoon sudah ada di tempat  sejak pukul 9 tadi.

Jake dan Sunghoon berusaha semaksimal mungkin agar pemotretan berjalan dengan lancar.

Hasil pemotretan>>

Hasil pemotretan>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang yang berada di ruang pemotretan bertepuk tangan melihat hasil pemotretan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang yang berada di ruang pemotretan bertepuk tangan melihat hasil pemotretan.

Ara yang juga berada disitu hanya tersenyum melihat hasil pemotretan.

Sunghoon dan Jake merasa lega, akhirnya pekerjaan nya selesai juga.

Ara menghampiri kedua manusia yang sedang berada di ruang istirahat.

"Terimakasih, atas kerja sama kalian. Aku merasa puas dengan hasilnya." Ujar Ara dengan tersenyum.

"Itu semua sudah tugas kami." Sunghoon membalas tersenyum pada Ara.

Berbeda dengan Sunghoon, Jake hanya membolakan matanya malas dan memaksakan untuk tersenyum. Walau masih jengkel ia tetap harus profesional.

Ara yang mengetahui senyum terpaksa Jake, ia tertawa kecil.

"Hahaha, mungkin kita belum akur. Tapi usahakan berbicara agar mengurangi rasa canggung. Bukan begitu Tuan Sim?"  Ara sengaja menekan nama Jake, sang empu pun membalas dengan tatapan tajam dan sedikit meremehkan.

"Kau benar, mungkin kita harus sedikit berbincang agar mengurangi rasa canggung. Mungkin akan lebih membantu dalam pekerjaan." Ara hanya membalas dengan senyuman kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka.


•••


TBC

Apakah konflik akan berlanjut?
Seperti biasa sedikit gj tapi janlup vote nya<33


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROOM 109 || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang