Deru mobil membelah jalanan yang diguyur hujan deras sore itu. Jeremy yang terburu buru untuk menghadiri reuni almamater kuliahnya dulu. Ini adalah tahun pertamanya hadir setelah 5 tahun menghilang dari kabar teman temannya. Ia memarkirkan mobil sportnya di halaman parkir yang tak banyak berubah, tempat biasanya ia dan teman temannya memarkirkan lendaraan berpuluh tahun yang lalu.
"Jeremy? Jeremy Andares Dharmawan??!"
seseorang excited melihat keberadaan Jeremy yang sedang memperhatilan sekelilingnya. pria yang excited itu memegang bahu Jeremy, mereka saling bertatapan. "lo inget gue kan Jer?" pertanyaan yang dijawab anggukan kepala oleh Jeremy.
"Jonathan Yohannes Deora. my old friend, long time no see..."
menyapa temannya bernama nathan, dan keduanya masuk ke gedung aula dimana acara akan dimulai. "akhirnya orang sibuk kita hadir juga. Jer, lo itu udah kaya presiden yang susah banget untuk dihubungi. aah bahkan presiden saja mampu untuk menghadiri reuni sd nya. kesibukanmu melebihi presiden Jeremy..." Yudha Maharaka menyapa sahabat lamanya dengan omelan.
Acara reuni ini hanya berisikan tentang mereka yang melepas rindu dengan keseruan saat mereka masih menimba ilmu di kampus tersebut. Itu sudah berpuluh tahun lalu rupanya, sekarang mereka adalah para pembangun negeri.
acara yang diisi oleh beberapa angkatan alumni, dari alumni teratas hingga alumni yang baru saja lulus menghadiri reuni tersebut. alumnus tertua akan banyak berbicara mengenai pekerjaan, politik negara, hingga anak cucu keturunan mereka, alumnus termuda akan membicarakan tentang lowongan pekerjaan ataupun tips tips bisnis start up yang ingin dibangun. Jeremy, termasuk kedalam mereka yang lulus 10 tahun lalu, membicarakan kehidupan yang saat ini mereka jalani adalah alat mengisi kecanggungan setelah beberapa lama tal bertemu.
"gimana kabar anak lo? siapa namanya? Leo?" Yudha, yang banyak mengetahui kabar Jeremy, karena Yudha lah yang masih berkontak denga. Jeremy sedari dulu hingga sekaramg. Yudha pula yang memaksa Jeremy untuk ikut pada acara reuni akbar kampus almamater mereka dengan dalih 'siapa tau lo kecantol angkatan atas atau amgkatan bawah'.
Jeremy tersenyum pada Yudha, "udah pikun aja lo Yud, Leo.. kabarnya baik, sibuk sama kegiatan sekolah. yah namanya juga anak sd 8 tahun ya.."
MC mengumumkan bahwa mereka akan diberi sambutan oleh alumni alumni terbaik pada angkatannya, sebenarnya ini akan sangat panjang dan menyebalkan tetapi MC akan memilih dari beberapa angkatan saja, 5 angkatan baru akan dikecualikan.
"yang hadir pada hati ini ternyata banyak dari tahun 2xxx - 2xxx ya. untuk sambutan yang pertama dari angkatan 2xxx, kepada Bapak Jeremy Dharmawan , Chief Executive Office dari Dharmawan Fundings selaku alumnus terbaik angkatan 2xxx untuk memberikan sambutan pembukaan pada acara tahun ini."
mau tak mau, siap tak siap, dan entah apa yang akan ia katakan di depan nanti. jeremy maju, mengambil mikrofon dan mengucapkan sepatah dua patah kata untuk semua alumnus dan teman temannya yang hadir pada reuni itu.
hanya 3 angkatan yang akan memberikan sambutan pada reuni tahun ini. ramai, memang sangat ramai yang hadir tapi yang bisa mengutarakan sambutan tentunya harus dipilih bukan?
jeremy sedang berbicara pada teman temannya, sebelum ia terpaku pada seseorang yang memberikan sambutan dari 3 angkatan setelahnya. "ooh dia anak psikologi itu bukan?" pertanyaan jonathan lah yang membuat Jeremy terfokus pada sosok pemberi sambutan tersebut. "dia juga udah lama banget ga ikut reuni, setelah lulus dia hilang kata temen temennya, baru ini dia dateng." ujar Yudha yang matanya tak bisa lepas dari sosok yamg sedang memberikan sambutan.
semuanya bertepuk tangan ketika sambutan terakhir diberikan. "kayanya sambutan hari ini diisi oleh orang orang yang memang pertama kali dateng ga sih?" Jonathan bertanya dan diangguki oleh Yudha. "sebagai orang yang rajin mengikuti reuni, gue setuju sama Nathan.."
Jam menunjukkan pukul 8 malam, Jeremy sudah terlambat untuk pulang. ia pamit pada nathan dan Yudha yang sepertinya juga bersiap untuk pulang. "anak istri nunggu dirumah, gaenak kalau ninggalin mereka." itu adalah alasan yudha saat pamit untuk pulang sebelum acara berakhir pada panitia. Dan Jeremy hanya perlu bergumam 'sama' pada panitia tersebut untuk menghemat energinya.
Kembali Jeremy melajukan mobilnya dengan kencang membelah jalanan sunyi malam itu. Leo pasti alan marah jika ia terlambat pulang. walaupun ia dan anaknya itu jarang berbicara, namun Jeremy sebisa mumgkin memahami keinginan dan keperluan anaknya tanpa anaknya tersebut meminta. Karena untuk saat ini, hanya anaknya yang ia miliki. hanya anaknya yang setia menunggu dirumah walaupun sudah sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 friend
FanfictionLeo tak pernah tau apa yang papa nya pikirkan, papa nya yang tak pernah memperhatikan kesehariannya tiba tiba berubah menjadi peduli dengan hari hari milik leo. seharusnya leo merasa senang untuk itu, namun setelah mengetahui bahwa papanya memiliki...