mockingbird kematian

bab 5: yang aneh

Cale menatap kalung di tangannya. Dia memutar-mutar liontin itu di antara jari-jarinya sambil bersandar di ambang jendela di kamarnya. Sudah beberapa hari sejak Roksu berangkat ke Desa Harris, tapi dia masih belum kembali. Satu-satunya alasan Cale bisa tetap tenang adalah karena permata itu tidak berubah menjadi hitam atau pecah. Dan karena burung gagak yang baik hati selalu kembali dengan tanggapan Roksu terhadap surat yang dikirimkan Cale kepadanya.

Selama Roksu pergi, ayahnya lebih sering keluar kantor. Itu adalah proses yang lambat, tetapi count tidak lagi membenamkan dirinya dalam pekerjaannya sebagai pengalih perhatian lagi. Namun, setiap keduanya makan bersama, suasana hening dan mencekam. Kapan pun hanya mereka berdua, ada detail mencolok yang hilang dan tidak ingin mereka atasi. Itu adalah sesuatu yang tidak banyak dialami Cale dengan Ron atau Roksu.

(Cale tidak tahu bagaimana perasaannya tentang perubahan itu.)

Apakah kematian ibunya berdampak besar pada keluarga mereka? Ayahnya tidak lagi menatap matanya secara langsung, dan selalu menghindari pembicaraan tentang ibunya. Banyak hal telah berubah, dan Cale berharap dia dapat memundurkan waktu untuk memperbaiki kesalahan yang membuatnya merasa seperti orang asing di rumahnya sendiri.

Dia tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap segala hal. Ibunya telah pergi. Selamanya . Ayahnya tidak ingin menghabiskan waktu bersamanya lagi. Untuk berapa lama? Cale mengira mereka akan tetap bersama selamanya, meski kekanak-kanakan. Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dihentikan atau dicegah oleh siapa pun. Semua kehidupan akan berakhir suatu hari nanti, dan Cale sudah mengetahui hal itu. Dia hanya berpikir dia akan bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan ibunya sebelum ibunya pergi.

(Bangun dari tempat tidur juga menjadi tugas yang jauh lebih sulit.)

Dalam mimpinya, Cale mampu menjaga keutuhan keluarganya. Dalam mimpinya, dia mampu meyakinkan ibunya untuk tetap tinggal, tidak membiarkannya pergi demi kematiannya. Dalam mimpinya, mereka masih menjadi keluarga bahagia seperti beberapa minggu yang lalu. Tapi, seperti semua mimpi, mimpi itu berakhir, dan Cale harus bangun dari tidurnya di pagi hari.

Kenyataan baru yang harus dia sadari, adalah kenyataan dimana ibunya sudah tidak ada lagi di sisinya. Sebuah kenyataan di mana ayahnya tidak sanggup lagi menatap matanya lebih dari dua detik karena rambutnya—warna yang sama dengan milik ibunya. Sebuah kenyataan di mana Cale menjadi terlalu sadar akan jarak antara dia dan semua orang di perkebunan. Rumahnya. Tempat di mana dia pernah mengira dunia telah terbungkus dalam sebuah gelembung, abadi dan damai. Namun, gelembung itu telah pecah saat ibunya berangkat ke Desa Harris. Tidak ada jejak kedamaian yang bisa ditemukan ketika dia kembali, bermandikan darahnya sendiri dan kesehatannya semakin memburuk setelah itu.

Rumahnya menjadi tempat setiap pelayan berjingkat-jingkat mengelilinginya karena kemiripannya dengan ibunya. Karena ayahnya juga melakukannya.

Hilang sudah kedamaian abadi yang dia pikir ada di dalam tembok. Perkebunan Henituse masih merupakan tempat yang dipenuhi oleh orang-orang yang dia kenal dan cintai, selain satu atau dua orang , (tapi Roksu telah berjanji untuk kembali. Dia telah berjanji seperti ibu ) namun Cale tidak pernah merasa lebih sendirian dalam hidupnya. Bahkan Ron, seseorang yang dia anggap lebih dari sekadar pelayan biasa, merasa jauh.

Dia tidak bodoh. Cale tahu ada hal-hal yang tidak akan dilakukan Ron, apa pun yang terjadi, karena pelayan itu selalu profesional dan tidak pernah satu langkah pun melewati batas, tetapi mau tak mau dia berharap yang lebih tua akan mengesampingkan perbedaan status mereka dan menganggapnya seperti itu. ibunya selalu melakukannya. Seperti yang dilakukan Ron ketika Cale masih muda, ketika dia masih kecil. (Dia masih berusia satu tahun, namun dunia bergerak terlalu cepat sehingga dia tidak bisa mengikutinya dan dia tidak punya pilihan selain menjadi dewasa dengan cepat.)