Bab 1 - Prolog

507 54 10
                                    

Seo Doah POV

Sudah hampir seminggu setelah aku dan Bona akhirnya menikah, aku bahagia. Aku bersyukur akhirnya ia dan aku menyatu dalam ikatan pernikahan.

Rasanya seperti mimpi, setelah apa yang kamu semua lewati.

Saat ini aku di parkiran kampus yang sudah lumayan sepi, aku menatap sekeliling, seolah mencari sesuatu. Tentu saja, aku mencari seseorang itu. Seseorang yang sudah menjadi pendamping hidup ku.

Lalu pantulan kacamata ku menatap wanita ku. Dengan senyuman aku berlari tergesa-gesa ke arahnya.

"Sayang!"

Aku langsung lompat ke pelukannya.  Dan memeluk lehernya erat.

"Astaga, sayang. Jangan lari-lari nanti kamu jatuh~" katanya sambil menggendong ku, dan melangkah ke mobilnya. Aku duduk di pangkuan nya saat ia duduk di kursi supir.

Aku hanya menyengir dan menenggelamkan wajahku ke ceruk lehernya. Menghirup dalam-dalam wangi tubuhnya seperti suatu kebiasaan bagiku sejak kami menikah.

"Kalau begitu, kita pulang, atau kamu mau makan dulu, hm?" Tanyanya dengan lembut, sambil mengusap punggung ku.

Aku menggesekkan hidung ku, aku sangat nyaman dan bahagia setiap kali ia memperlakukan ku seperti seorang putri baginya. Aku berdeham.

"Mau makan, Bonaku sayang~" rengekku. Aku jadi sangat manja, padahal dulu aku tak pernah begini, terhadap ayahku juga tidak.

Dia mengangguk, aku merasakan nya. "Siap, baby."

Kalian dengar itu? Ah, maksudnya kalian lihat itu, suara seksi nya membuat ku bergetar takjub. Suara serak nya selalu menyapa ku tiap pagi. Dan lembutnya perkataan padaku membuat ku semakin jatuh padanya. Kalian.. jangan iri ya.

Aku mendengar deru mesin mobilnya. Dan ia mengendarai mobil itu dengan auto-pilot. Itu sudah biasa. Bona membeli mobil seperti ini, agar aku dan dia bisa bermesraan di dalam mobil. Uh, mengingat itu aku jadi salah tingkah. Pikiran ku jadi aneh-aneh.

Tapi yang aku sedih adalah sejak kita menikah dia belum pernah menyentuh ku sama sekali. Tidak, bukan nya aku berpikiran buruk. Hanya saja aku takut penampilan ku jadi aneh, atau baginya kurang seksi. Aku jadi over thinking.

Huft. Tapi aku sadar, kita belum pernah pacaran, mungkin.. dia ingin menikmati pacaran setelah menikah. Entahlah, untuk saat ini, bagimu saja nyaman. Aku tak ingin dia jadi tertekan karena aku minta aneh-aneh.

"Sayang.. kita sudah sampai."

Suaranya yang di telinga ku membuat pikiran ku buyar, dan menegakkan tubuh ku di pangkuan nya. Melihat jika sekarang kita di tempat parkir, restoran sahabat kami.

Ya, Ji ae membuka restoran dengan tema ala caffe modern. Masih usaha kecil-kecilan, sambil kuliah dia lakukan. Aku bangkit dari pangkuan nya, kemudian keluar dari mobil dan di gandeng Bona, aku tahu kenapa dia mengajakku ke sini.

Undangan reuni dari Ji ae, itu yang membuat kami di sini. Aku jadi ingin melihat semuanya dengan wujud versi dewasa mereka masing-masing.

Baru seminggu tak bertemu, mereka membuat ku rindu.

Setelah acara party terakhir kali, kita jadi jarang bertemu, dan sibuk akan ujian nasional, juga perguruan tinggi yang dipilih. Kami bertemu kembali saat pernikahan ku dengan Bona.

Mataku menulusuri tempat ini. Mencari dimana keberadaan mereka.

"Itu mereka," tunjuk Bona. Dan menarikku dengan lembut ke arah yang ditunjuk olehnya.

Mataku berbinar menatap mereka bertambah dewasa.

Sooji, Harin, Ji ae, Yerim, Jaehyeong, dan Jaeun. Mereka sungguh luar biasa.

Kalian tahu, ini bukan hanya kisah aku dan Bona. Tapi ini kisah mereka juga. Antara kepercayaan satu sama lain dalam hubungan serius. Aku tau mereka belum menikah seperti ku. Tapi aku tau, mereka akan saling support dan menjaga satu sama lain.

Ah, untuk Yerim dan Ji ae. Mereka bilang, mereka sudah memiliki pacar, namun sampai sekarang, mereka belum memberitahu kami sama sekali.

Kami hampir sampai di meja mereka. Dan lambaian tangan mereka membuat ku semakin semangat. Aku juga melambaikan tanganku.

"Teman-teman.."

Selamat membaca kisah kami semua.

POV END

Just You and Me 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang