Bab 6 - Terror

305 40 11
                                    

Matanya terbuka perlahan saat matahari menerpa wajahnya, mengerjap pelan memandang seseorang yang ada di depannya. Orang yang memeluk tubuh nya dengan erat menyalurkan kehangatan.

Bibirnya terangkat senyuman, menikmati wajah kekasihnya. Tangan nya mengelus lembut pipi gadis itu. Membuat gadis itu melenguh karena merasa sedikit geli.

"Harin.. sayang.. ini masih pagi~" suara serak itu menyapa seseorang yang asik mengelus dan memandangi wajahnya. Rasanya merinding mendengar itu.

Dengan bibir mengerucut, "ih.. Ujii.. tanggung jawab, aku mau ke kamar mandi nih, susah~"

Sooji bergerak terduduk, dan mengusak rambutnya ke belakang. Matanya setengah terpejam. "Ah iya, maaf ya sayang."

Menguap lebar, lalu beralih menggendong lembut tubuh Harin yang dibalut selimut. Otomatis Harin pun mengalungkan tangannya ke leher Sooji.

"Mandi bareng, ya?" rengek Sooji.

Sooji pun menurunkan tubuh Harin di dalam kamar mandi, ia membuka balutan selimut itu dan melemparnya ke luar toilet.

"Gak, gak mau!" Sentak Harin sambil mendorong Sooji keluar dari kamar mandi, dan membanting pintu itu lalu menguncinya agar Sooji tak masuk.

"Aaa.. kenapa~?"

"Gak usah nanya?!"

Sooji mencebikan bibirnya. Lalu berbalik menatap tempat tidur mereka yang telah berantakan, pakaian yang bertebaran di mana-mana. Dalaman nyangkut di sofa kamar, atasan yang nyangkut di atas televisi. Dan seprai yang sudah acak dan basah(:>).

Gadis itu membereskan kekacauan yang diperbuat. Mengutip satu persatu pakaian dan memasukkan nya ke dalam keranjang pakaian kotor. Membuka seprainya, dan mengganti yang baru. Mengelap sesuatu di lantai.

"Ini gue brutal amat.." gumamnya sambil mengelap. Lalu berpikir, "kakak gue brutal juga gak, ya? Kan dia lebih sah.."

"Sayang! Tolong ambilin baju, aku lupa ambil!" Teriak Harin dari dalam kamar mandi, memecahkan pikiran Sooji.

"Iya sayang!" Buru-buru Sooji menyelesaikan pekerjaan nya, dan mencuci tangan di luar, lalu kembali lagi ke dalam untuk mengambil sepasang pakaian untuk sang kekasih.

Matanya melihat handphone dirinya yang nampaknya bergetar di samping nakas. Ia mengambil dan membaca isi pesan dari nomor tak dikenal itu.

"Pesan ancaman.." geram Sooji, ia langsung memasukkan handphonenya ke saku. "Siapa yang berani terror gue?"

_-_-_-_

Bona yang duduk di ruang nya tepat di dalam markas The Clown sedang berdiskusi bersama Eunseo dan yang lainnya. Namun, tiba-tiba Sooji masuk ke dalam ruang itu.

"Kak!"

Membuat semua perhatian dalam ruang itu pada gadis yang baru saja datang.

"Kenapa, Ji?" Tanya Bona yang bangkit berdiri menghampiri sang adik.

Sooji menetralkan napasnya, lalu menatap serius pada Bona. "Kak, Lo bisa cari tau gak, nomor siapa ini?"

Bona melirik nomor itu, dan pesan yang tercantum saat Sooji memberikannya handphone itu. Pesan yang sama. Apa ini, siapa pelaku teror yang mengirim pesan ini pada Sooji juga dirinya. Bona curiga ada seseorang yang sama ingin membuat sesuatu yang besar.

"Eunseo, tolong lacak. Gue curiga ini orang yang sama, tapi pakai nomor yang berbeda." Perintah Bona menyerahkan handphone itu pada Eunseo.

"Baik!" Eunseo mengambil handphone itu, dan meacak nomor yang tertera.

Sang kakak mendekati adiknya. Dan menepuk bahu kirinya. "Ji, untuk sekarang Lo jagain Harin, gue khawatir kalo orang yang ancam Lo ngelakuin hal yang berbahaya."

Tangan yang lebih muda mengepal. "Pasti, pastinya gue akan melindungi Harin. Lo juga jagain Doah."

Bona mengangguk. "Lo.. bisa bela diri?"

"Sedikit." Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mau belajar?"

Sooji tersenyum lebar, dan menyetujuinya. Dia bertekad untuk menambah skill bela dirinya agar dapat melindungi orang-orang yang ia sayangi, termasuk Harin sang terkasih.

_-_-_-_


Jaeun menatap handphonenya, membaca pesan ancaman yang kemarin malam terkirim padanya. Ia tak memberitahu hal ini ada Jaehyeong, karena takut mengkhawatirkan gadisnya itu.

Ia sedang duduk di kursi makan, sendirian, tengah siang. Jaehyeong dalam perjalan pulang dari kampus karena ada urusan organisasi dan kelas pagi. Jaeun meremat handphonenya.

"Sepertinya Jaehyeong sangat semangat hari ini, ya?" Pesan yang baru saja masuk.

"Siapa ini?" Gumam Jaeun dengan mengernyit.

"Sayang, aku pulang!" Teriak seseorang yang tentunya adalah Jaehyeong. Mata Jaeun beralih ke pintu, tangannya langsung menyimpan handphone miliknya ke saku, lalu mendekati sang kekasih.

"Kamu pulang, lelah, hm?" Tanya Jaeun penuh perhatian, dengan senyum tipis di wajahnya. Di sambut senyuman semangat yang selalu Jaehyeong berikan padanya. Gadis itu langsung memeluk gadis yang lebih tinggi.

Sedikit merengek, "iya, tapi lelah nya hilang pas liat kamu!"

Jaeun tersenyum di balik pelukan dari gadis miliknya ini, tapi seketika meredup, ketika matanya menangkap siluet seseorang di pintu.

"Jae.. Kamu pulang bareng siapa?"

Jaehyeong teringat dan melepas pelukan itu, menarik pelan tangan Jaeun ke pintu. "Oiya, aku bareng ketua organisasi aku, dia cuman anterin aku sih, namanya Oh Sehun!"

Jaeun menatap sedikit tak suka pada laki-laki yang di depannya, merasa ada aura aneh yang keluar dari orang di depannya. Perasaan nya jengkel.

Laki-laki itu mengeluarkan senyuman menawan, dan mengulurkan tangannya. "Kenalin, gue Oh Sehun. Kamu kakaknya Jaehyeong, ya?"

Ah, sungguh, Jaeun bisa merasakan bahwa ia ingin meremukan wajah laki-laki ini. Mencurigakan, menyebalkan.

"Buk–"

Ucapannya terpotong oleh Jaehyeong. "Sehun, mau masuk? Jaeun itu tangannya Sehun jangan dianggurin dong!"

Jaehyeong sedikit memaksa tangan Jaeun agar berjabat tangan dengan Sehun. Apa Jaehyeong tak mengerti mengenai perasaan Jaeun? Tangan itu terlepas saat sedetik berjabat tangan.

"Ini gakpapa, aku masuk, Jae?" Tanya Sehun dengan lembut pada Jaehyeong.

Jaeun terdiam menatap keduanya. Dirinya hanya berbalik, dan meninggalkan dua orang beda gender di depan pintu.

"Jaeun.." panggil Jaehyeong yang dihiraukan Jaeun. Di belakang Jaehyeong Sehun hanya menampakkann seringai tipis.

_-_-_-_

Huf huf huf..

Aduhh!! Maaf guys baru update, aku kelamaan urusin buat alat alat kuliah, dan kemarin baru selesai kontrak 2 bulan kerja. Doain ya guys biar aku gak stress kuliah:')

Ini tetap lanjut kok! Terima kasih yang udah nungguin. See u~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just You and Me 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang