Bab 5 - Insomnia

399 42 17
                                    

Kini Bona fokus dengan menonton sesuatu di handphonenya, dia melirik Doah yang sudah tertidur di sampingnya. Padahal tadi Doah dna Bona sudah tidur, namun suara notifikasi membuat Bona terbangun dan mengeceknya.

Ah, soal Tuan Seo, dia menginap, di kamar tamu, tepat di sebelah kamar utama.

"Ayah Seo?" Gumamnya sambil membuka riwayat pesan nya.

'Ayah Seo just sent you a link.'

"Dibuka ya, nak. Ini pelajaran biologi." Pesan yang dikirim tuan Seo itu dibuka, dan membuat matanya melotot ketika suara dari handphone nya keluar.

Buru-buru ia mengecilkan volume handphone nya, dan perlahan bangkit ke sofa dalam kamarnya, mengambil headset di nakas samping. Dengan berdeham gugup ia menonton film yang dikirimkan mertua, jahanam. Otak polos Bona mulai terkontaminasi oleh virus 18+ dari Tuan Seo.

Matanya memantulkan cahaya dari rangkaian Scene yang ditampilkan. Bibirnya terasa kering, dan tubuhnya panas, bahkan jantungnya tak karuan.

Ia melirik Doah yang masih tertidur nyenyak, membayangkan sesuatu yang membuatnya menggeleng cepat.

"Gue tau film biru ini.. cuman cara nerapinnya gimana, gue takut kaku," batinnya meratapi nasib. Ia masih terpaku menonton itu sampai habis. Dan jam sudah menunjukkan pukul setengah 1 subuh.

"Mertua macam apa yang mesum ngirim ginian sih.." rutuk Bona dalam hatinya.

_-_-_-_

Dalam waktu yang sama, dua gadis ini baru saja menyelesaikan ronde terakhir mereka. Desiran terakhir menciptakan ombak spesial yang menggumpar keras. Dan teriakan dari bibir gadis yang ada di kukungan nya.

"Nnh.."

Ia melepaskan jarinya dari titik yang mengeluarkan ombak itu. Menatap gadisnya yang kelelahan karena melayani nafsunya yang tak karuan. Ia mencium lembut kening gadis di bawahnya itu.

"Lelah, Harin ku sayang?" Tanya nya sambil mengelus kepala Harin setelah ia membersihkan jarinya dan juga bawah Harin yang basah dengan tissue.

Harin mengangguk lemas. "Sooji.. bayik aku kalau di ranjang bringas ya.." ujar Harin dengan serak dan lemas, ia terkekeh sendiri saat mengatakan nya.

Sooji menyengir dan membalut tubuh mereka dengan selimut. "Maaf ya, buat kamu kelelahan, sayang."

Gadis itu dibawa ke pelukannya, kulit keduanya bersentuhan secara langsung. Harin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sooji. Merasa nyaman dan aman dalam rengkuhan sang kekasih.

"Gakpapa, sayang. Kita sama sama mau." Harin mendongak dan tersenyum lembut pada Sooji.

Gadis itu membalas senyumannya dan mencium bibir Harin singkat. "Istirahat lah.. mumpung besok gak ada kelas kita."

Harin mengangguk dan melingkarkan tangannya di perut Sooji, dengan lengan kiri Sooji sebagai bantal gadis yang ia cintai itu. Gadis bermarga Sung itu membetulkan selimut yang membalut tubuh mereka, dan menyelipkan rambut Harin ke belakang telinganya.

"Good night, my girl.."

_-_-_-_

Dirinya jadi tak bisa tidur, handphonenya tergeletak begitu saja di sampingnya, dengan mata yang memerah. Ia duduk di sofa kamar sambil memeluk dirinya sendiri.

Gadis yang di atas tempat tidur meraba ruang sampingnya yang kosong. Ia merengut dan membuka mata, mengambil kacamata nya agar dapat melihat lebih jernih. Ia melihat pasangannya tengah duduk di sofa sambil melamun.

"Bona.. sayang? Kok kamu di situ?"

Bona langsung mendongak dan menyengir. "Eh sayang.. kok kamu bangun?"

Doah memanyunkan bibirnya dan menggosok matanya. "Kamunya ilang dari samping aku, kamu kenapa sih?"

Gadis yang di atas sofa hanya menggaruk tengkuknya. "Aku kayaknya amnesia deh.."

Gadis yang berkacamata menyernyitkan dahinya, "hah? Amnesia?"

"Iya, yang susah tidur itu." Sahut Bona.

"Insomnia, sayang.." greget Doah. Ia menguap karena masih merasakan kantuk.

"Iya itu sayang maksudnya," ujar Bona, dengan senyuman.

"Ish, udah lah, kamu ke sini dong~" manja Doah membuka tangannya lebar-lebar seakan ingin dipeluk.

Bona tersenyum melihat istri nya yang begitu imut, ia menaruh handphone nya di tempat charging, lalu beranjak memeluk Doah, kacamata gadisnya kembali di taruh meja nakas samping tempat tidur. Mereka berbaring dan tiduran sambil berpelukan erat.

Dia susah tidur gara-gara film itu, membuatnya tak berpikiran jernih saat menonton itu. Dia menghela napas dan mengelus rambut Doah.

"Kamu besok ada kelas, hm?" Tanya Bona, sambil masih mengelus Doah agar gadis itu kembali mengantuk.

"Gak ada.."

"Berarti ada waktu luang?"

Doah melenguh dan semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Bona, ia dengan tak sengaja menggesekkan hidungnya dengan leher gadis yang lebih tua.

"Ada, buat cuddle sama kamu.." ujarnya sedikit tak jelas karena menguap.

Bona terkekeh, "okay, tidurlah sayang. Mimpiin aku!"

Doah mengangguk, "kamu juga, sayang."

_-_-_-_

"Jadi kata kamu ini seharusnya dipindahkan ke jurnal umum, karena tempatnya bukan di tempat jurnal khusus?" Tanyanya pada seseorang yang ada di samping nya.

"Iya, Jaeun.." gemasnya. "Jadi kamu tinggal pindahin, tapi harus sesuaiin tanggal sama keterangan yang sudah ditetapkan. Jangan sampe ada yang terlewat atau salah keterangan nya."

Tangannya dengan lincah mencoba memindahkan tabel itu, dan isinya. Tapi langsung ia letakkan laptopnya di meja, gadis itu bersandar lemas di sofa.

"Jaehyeong.. pusing aku."

Jaehyeong mendengus, tangannya memijit lembut dahi Jaeun. "Mau gimana lagi? Kan kamu ditugasin kayak gini."

Jaeun memejamkan matanya menikmati pijatan dari Jaehyeong. Napas ya terdengar stabil.

"Deadline-nya memang Minggu depan, tapi kita harus selesaiin dengan cepat, ya, sayang?" Kata Jaehyeong dengan lembut dan mencium kening Jaeun dengan gentle.

"Makasih, Jae. Udah bantuin aku dari awal buat ajarin aku tugas ini, baby."

Jaehyeong tersenyum. Tak lama Jaeun mendapatkan notifikasi, lalu gadis itu mengeceknya. Matanya yang sedikit sipit membulat saat membaca isinya.

Just You and Me 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang