Gangster - 15

1.1K 133 30
                                    

Hallo readers siders
Happy reading

[Name] menatap sosok Serim yang datang dihadapannya, gadis itu tampak menunduk dibalik rambut hitam pendeknya kala menyimpan sebuah nampan berisikan segelas teh hangat yang ia minta beberapa saat lalu.

"Tehmu, nyonya.."

Pandangannya beralih, menatap lekat pada jendela yang menampilkan kegelapan malam.

"Kau tau dimana Gitae sekarang?"

Serum menggelengkan kepalanya pelan, "Maaf saya tidak tahu, nyonya."

Manik [name] menyusuri Serim yang kembali menunduk, ia menatap kesekitaran dimana pengaja didepan pintu kini masih diam didepan pintu seakan membuat percakapan mereka tidak memiliki privasi sedikitpun. Meskipun begitu, rasa takut didalam dirinya masih sama saja ketika ia melihat Gitae yang memiliki tubuh besar sama seperti anak buah pria itu.

"Bisakah kau tutup pintunya?" Tanya [name] pelan

"Maaf nona, tuan Gitae tidak mengizinkan kami untuk meninggalkanmu sendirian."

"Tapi aku bersama gadis ini disini."

"Tetap tidak boleh, nona."

[Name] menyeritkan dahinya kesal, "lalu dimana Gitae sekarang?"

"Tuan sedang ada urusan."

[Name] menyibak selimutnya, melangkah mendekat pada anak buah Gitae yang menunduk. Pria bertato itu tampak tak menatap [name] sedikitpun karena tak ingin nyawanya terancam hanya karena melihat kekasih sang bos.

"Bisakah kau beritahu aku kemana Gitae pergi?"

"Maaf nona, itu tidak bisa dilakukan."

Helaan nafas berat terdengar, [name] menatap sosok Serim yang berdiri tak jauh darinya. Kemudian, menyuruh gadis itu untuk keluar bersamaan dengan anak buah Gitae.

Maniknya dengan cepat menatap kearah pintu yang perlahan ia tutup saat diruangan hanya menyisakan dirinya sendiri, bersifat waspada maniknya menatap jendela dikamar itu yang terbuka membuat dirinya terdorong untuk mendekat melihat jendela yang lumayan tinggi dan langsung jatuh pada kolam renang.

Tangan terkepal karena rasa tak yakin ada pada dirinya, [Name] menatap kesekitaran sekali lagi. Entah apa yang ia pikirkan tapi kali ini ia ingin kabur dan terbebas dari Gitae secepat mungkin.

[Name] dengan segera mengeluarkan tubuhnya dari jendela yang langsung menampilkan suasana kolam renang. Berpegangan pada sisi dinding dengan hati-hati agar tak terjatuh meskipun pada akhirnya tubuhnya tetap terjatuh menghantam tanah yang berada tepat dibawah jendela kamar itu.

"Ouch!"

Manik menatap siku lengannya yang sedikit terluka karena melompat dari kamar yang lumayan tinggi. Dengan hati-hati, maniknya menatap kesekitaran berjaga jaga jika ada anak buah Gitae yang melihatnya.

[Name] benar-benar takut jika dirinya terpergok, sebab ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika Gitae tahu dirinya ingin kabur dari pria itu. Tak memperdulikan dress yang ia kenakan sedikit kotor, tanpa alas kaki [name] perlahan berjalan mengendap-endap menuju pintu pagar besi yang terdapat tak jauh berada disudut taman kecil itu.

Guk! Guk!

[Name] mendapati seekor anjing golden retriever sedang menggonggong kearahnya membuat dirinya panik. Suara langkah kaki juga terdengar membuat [name] memaksakan dirinya berlari menggapai pintu besi itu secepat mungkin dan mulai memanjat pintu itu hingga melompat dengan tergesa-gesa.

"HEY! Siapa itu!"

[Name] terlonjak kaget saat teriakan terdengar, maniknya menatap sosok anak buah Gitae yang kini menatapnya dari balik pintu besi yang menghalangi diantara keduanya.

"Nona [name]!"

[Name] dengan panik langsung bangkit dan berlari menyusuri jalanan malam itu, tak perduli kakinya berlari tanpa alas kaki wanita itu terus berlari seperti seseorang yang melarikan diri dari penjara. Tanpa arah dan tujuan yang pasti, tetapi setidaknya [name] mempunyai waktu untuk menyelamatkan dirinya.

(⁠´⁠ε⁠`⁠ ⁠)(⁠´⁠ε⁠`⁠ ⁠)

"Tuan Gitae!"

Gitae menarik nafasnya ketika berhasil mendapat pelepasannya, maniknya menatap sosok Chrystal yang sudah terbaring lemas dibawahnya setelah pertempuran mereka yang begitu intens.

"TUAN!"

Gitae menyisir rambutnya kebelakang saat pintu diketuk dengan tergesa-gesa. Manik malasnya dengan cepat beralih menatap pintu seraya menggenakan celana yang tadinya terlempar entah kemana. Setelahnya, Gitae berjalan pelan mendekati pintu hingga terbuka menampilkan anak buahnya yang terlihat dengan wajah ketakutan.

"Ada apa?"

"Nona [name] melarikan diri, tuan.."

Wajah Gitae yang awalnya datar kini berubah menjadi kesal, pria dengan manik sipit itu langsung terdiam dan didetik berikutnya melemparkan tinjuan pada sang anak buah yang kini terpelanting kebelakang dengan mulut berdarah.

"KENAPA KAU MASIH DIAM SAJA SIALAN!?! CEPAT CARI DIA!!"

Anak buah Gitae langsung bangkit dan berlari bersama anak buah yang lainnya, mereka terburu buru berlari untuk mencari sosok wanita yang mengakibatkan kekacauan seperti ini.

Sementara Gitae langsung membalikkan tubuhnya dengan kesal, "Sialan! Jika dapat akan kubuat kakimu itu tidak bisa berdiri tegak!"

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*⁠。(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*⁠。

"Berhenti!!!"

Huft! Huft!

[Name] berlari dengan kencang ditengah kegelapan malam saat cahaya bulan bantu menerangi jalannya. Maniknya bergetar dengan air mata saat rasa takut membuat tubuhnya terus berlari tanpa arah karena orang-orang Gitae yang mengejarnya dari belakang.

Para pria bertato itu bahkan sudah menyusulnya dengan motor membuat ketakutannya semakin membesar.

"[Name]!"

[Name] menatap kedepannya saat kakinya tak mampu lagi bergerak, menatap anak sungai yang tak begitu deras kini membentang di hadapannya. Suara langkah kaki orang-orang suruhan Gitae terdengar hingga sinar senter yang sudah mendekatinya.

"Apa aku loncat saja ya?"

"Kalau mati bagaimana?"

[Name] menatap air sungai yang begitu jernih, dengan keberanian dirinya melompat kedalam air karena tak ingin terikat lebih lama dengan Gitae yang kasar padanya.

Orang-orang suruhan Gitae langsung menyebar menyadari sosok [name] yang melompat ke dalam sungai. Sedangkan [name] perlahan memunculkan tubuhnya ke atas ketika orang-orang suruhan Gitae sudah berpencar.

"Huft! Mereka sudah pergi."

[Name] menarik dirinya untuk bergerak ketepi sungai, berusaha bernafas lega. Namun, baru ingin bergerak suara berat yang sangat ia kenali kini terdengar membuat jantungnya terasa berhenti berdetak saat itu juga.

"Sudah puas bermainnya, sayangku?"

Halloo jangan lupa tinggalkan jejak yahh...

Salam manis
Tr
7 7 2024

GANGSTER | Kim GitaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang