Hallo readers/siders
Happy reading
Gitae menatap langit-langit kamarnya saat terbangun setelah menikmati malam panjanganya dengan Chrystal. Tubuhnya yang bugar hanya diam dengan manik sipit yang terus menatap dengan lamuan, hingga ketukan dipintu yang terkesan sakras mulai terdengar membuat Gitae menoleh dan menekan sebuah tombol kecil yang berada dimeja di samping tempat tidurnya membuat pintu kamar itu terbuka.
"Tuan, nona [Name] tidak sadarkan diri. Tubuhnya bahkan membiru disel." Ujar anak buah itu dengan terburu-buru membuat Gitae yang masih bertelanjang langsung duduk dikasurnya.
Tanpa perduli membuat anak buahnya itu terkejut karena wajah Gitae yang sebelumnya dingin kini berubah panik. Tanpa berpikir dua kali, dia melompat keluar dari tempat tidurnya dengan tubuh yang tidak mengenakan apapun, mengambil bathrobe yang terdapat disebuah sofa tak jauh dari tidurnya dan langsung melangkahnya cepat dan tergesa-gesa, meninggalkan sang anak buah yang masih terpaku karena melihat tubuh polos sang bos yang memiliki naga besar.
Saat mereka tiba di ruang bawah tanah, tempat di mana [Name] dikurung, Gitae langsung disambut oleh pemandangan yang membuat hatinya seakan mencelos. [Name] terbaring lemah di lantai, tubuhnya menggigil dan membiru akibat dinginnya udara dan kurangnya perawatan. Nafasnya terdengar lemah dan terputus-putus, hampir tidak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan.
"Bangunkan dia!" Gitae berteriak.
Beberapa bawahannya segera bergerak untuk memberikan pertolongan pertama, namun kondisi [Name] tampak sangat mengkhawatirkan.
Gitae mendekati tubuh lemah [Name], berlutut dan mengangkat tubuh wanita yang menggigil hebat. Bekas sabitan ikat pinggangnya bahkan terlihat begitu menyeramkan karena membekas bahkan ada yang terluka hingga menyisahkan darah yang kering disekitar kulitnya.
"[Name]... bangun!"
Chrystal baru saja muncul di belakangnya, mengamati situasi dengan pandangan tajam kala melihat sosok Gitae yang tengah memeluk sosok [Name] didalam pelukkannya.
"Apa yang terjadi, Gitae?"
Gitae tidak menjawab, matanya hanya terfokus pada [Name] yang ada didalam dekappannya. Di dalam benaknya, ada perasaan takut yang tak bisa ia jelaskan meskipun Gitae sadar bahwa dirinya dalang atas apa yang terjadi pada sosok [Name] pada saat ini. Gitae tidak bisa membiarkan [Name] pergi seperti ini, bukan setelah semua yang terjadi. Dia harus memastikan bahwa dia tetap di bawah kendalinya, dengan cara apa pun Gitae ingin [Name] menjadi kucing pintarnya.
"Pastikan dia bertahan hidup,"Ujar Gitae membuat Chrystal langsung menaikkan sebelah alisnya.
"Lakukan apa pun yang diperlukan, tapi dia harus hidup."
Chrystal menatap Gitae dengan tatapan curiga, alisnya yang terangkat menunjukkan ketidakpercayaan pada apa yang baru saja dia dengar. Gitae, yang biasanya begitu dingin dan tidak peduli, sekarang terlihat sangat putus asa untuk memastikan wanita itu agar tetap hidup. Ini bukanlah sikap yang biasa dilihat Chrystal dari pria yang selama ini dia kenal.
"Kenapa kau begitu peduli padanya, Gitae?" Chrystal bertanya dengan suara rendah.
Gitae tidak segera menjawab, masih menatap [Name] yang kini terbaring di dekapan tangannya. Matanya menyapu wajah lemah [Name], melihat bekas luka dan lebam yang di sebabkan oleh dirinyaj sendiri.
"Dia adalah milikku,"
"Aku yang mengendalikan hidupnya. Dia tidak akan pergi ke mana pun tanpa seizinku."
Chrystal mendekati Gitae, tatapannya terjatuh pada sosok Gitae yang tampak masih berdiam diri pada posisinya mendekap sosok Gitae.
"Kalau begitu, pastikan kau tidak kehilangan kendali atas 'kucing manismu' mu ini. Karena jika dia mati, kau tahu siapa yang akan kehilangan lebih dari sekadar boneka, bukan?"
Gitae mengangguk perlahan, menyadari betul bahwa posisi [Name] dalam hidupnya lebih dari sekadar seseorang yang bisa dia kendalikan. Ada lebih banyak hal yang sedang dipertaruhkan, dan dia tidak akan membiarkan semuanya berantakan begitu saja.
Dengan gerakan tegas, Gitae menyerahkan [Name] kepada bawahannya yang siap untuk merawatnya. "Jaga dia. Jika dia selamat, pastikan dia tahu siapa yang mengendalikan hidupnya," perintahnya sebelum akhirnya bangkit berdiri, meninggalkan ruangan dengan Chrystal yang mengikuti di belakangnya.
Saat mereka keluar dari ruangan itu, Chrystal tidak bisa menahan senyum kecil di sudut bibirnya. Meskipun terlihat seakan hanya Gitae yang terobsesi dengan [Name], Chrystal tahu bahwa dia juga memiliki kepentingannya sendiri dalam permainan ini. Dan dia tidak akan membiarkan siapa pun, bahkan Gitae, menghalangi jalannya.
Hallo jangan lupa tinggalkan jejak yaa...
Salam manis
Tr
28 - 8 - 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER | Kim Gitae
FanfictionKim Gitae x Reader Lookism : Park Taejun Jatuh cinta pada ketua gangster?