Hallo readers/siders
Happy reading
Chrystal merengut pelan sembari melepas stetoskop miliknya untuk memastikan wanita yang tengah ia periksa ini baik-baik saja, setelahnya Chrystal menarik diri untuk berdiri dan menutupi tubuh pucat itu dengan selimut tebal.
"Bagaimana dengannya?"
Tubuh Chrystal terdiam, maniknya menatap lurus pada sosok [Name] yang terbaring tak sadarkan diri dengan tubuh tak berdaya. Mengingat betapa buruknya bekas lebam bahkan luka yang membuat tubuh cantik wanita itu hilang seketika karena olah lelaki yang bertanya padanya. Tetapi, sebagai seorang dokter tentu Chrystal tau perbedaan tubuh seorang wanita yang tengah mengalami perubahan yang signifikan apalagi tentang fakta yang ia dapatkan setelah memeriksa wanita ini.
"Dia baik-baik saja. Dia akan pulih..."
Gitae memajukan langkahnya membuat Chrystal yang berdiri ditepi kasur mulai bergerak mundur, pria itu bahkan tampak tergesa-gesa membuat tubuh besar itu bahkan tampak bukan seperti tubuh besar Gitae yang tidak akan pernah menunduk pada siapapun.
Hal itu tentu membuat Chrystal terus memperhatikan setiap gerakan Gitae yang semakin mendekat, gerakkannya begitu terukur namun penuh intensi. Di balik tatapan dingin dan tenangnya, Chrystal bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Dia tahu Gitae seperti apa karena sejak kecil mereka tumbuh bersama hingga sampai dewasa, mengenal dan saling berbgi kasih satu sama lain yang bahkan lebih dalam daripada orang lain. Chrystal sangat mengenal karakter sosok Gitae, yang membuatnya paham bahwa Gitae adalah pria yang tak kenal ampun, penuh kontrol, dan selalu memegang kendali atas situasi di sekitarnya. Tapi kali ini, Chrystal bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa. Ada ketegangan diudara serta sebuah getaran yang tak pernah ia rasakan sebelumnya dari pria yang kini menunduk menatap sosok wanita bernama [Name].
Mata Gitae yang biasanya dingin sekarang mengandung sedikit kegelisahan saat tatapannya terfokus pada tubuh lemah [Name], yang terbaring tanpa daya di atas ranjang. Luka-luka di tubuhnya masih terlihat jelas, meskipun Chrystal sudah membalut luka dan memberikan obat yang terbaik untuk merawatnya, tetapi, yang lebih mencolok daripada luka fisik itu adalah kenyataan bahwa wanita ini telah hancur oleh perlakuan brutal Gitae, fisik dan mentalnya. Namun, di balik sikap kejamnya itu, Chrystal bisa melihat sesuatu yang baru pada Gitae, sesuatu yang tidak pernah dia harapkan dari pria ini.
Dengan satu langkah cepat, Gitae berada di samping tempat tidur [Name]. Dia menatap wajah pucat wanita itu, bibirnya mengejang dalam ketegangan. Lalu, dia menoleh pada Chrystal, dengan tatapan penuh tanda tanya dan keinginan untuk mendapatkan jawaban yang jelas.
"Dia baik-baik saja, kan?" tanya Gitae, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
"Kau bilang dia akan pulih, tapi kenapa kelihatannya masih sangat lemah?" Lanjutnya...
Nada suaranya mencerminkan perasaan yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Chrystal menyadari ada sesuatu yang lebih dari sekadar dominasi atau rasa kepemilikan di balik kata-kata Gitae. Ada ketakutan yang samar, sebuah ketakutan yang dia sendiri mungkin belum sepenuhnya sadari. Chrystal tahu bahwa [Name] adalah seorang wanita yang pada akhirnya akan menjadi wanita buangan sama seperti perempuan-perempuan sebelumnya, tapi kenapa perempuan ini seakan seseorang yang penting bagi Gitae?
Chrystal menarik napas panjang, mencoba tetap tenang di tengah gejolak emosinya sendiri. Dia harus berhati-hati sekarang. Ada rahasia yang dia temukan saat memeriksa [Name], sesuatu yang sangat penting. Jika fakta ini, jika sampai ke telinga Gitae, akan susah menghancurkan keseimbangan kekuasaan yang selama ini dia pertahankan dengan susah payah.
"Dia hanya butuh istirahat," jawab Chrystal dengan nada meyakinkan, meskipun hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya. Senyumnya dipaksakan, berusaha untuk menutupi kegelisahan yang semakin membuncah di dalam dirinya.
"Luka-lukanya cukup parah, tapi dia akan pulih. Kau harus memberinya waktu, jangan terlalu khawatir."
Namun, Chrystal tahu bahwa dia harus menyembunyikan rahasia ini dengan baik. Kehamilan [Name] bukanlah sesuatu yang bisa dia ungkapkan dengan mudah. Ini adalah kartu yang bisa dia gunakan untuk menjaga kendali, tapi juga bisa menjadi ancaman besar jika Gitae mengetahuinya terlalu cepat. Chrystal perlu waktu, waktu untuk merencanakan langkah berikutnya sebelum semuanya terlepas dari kendalinya.
Sambil mengamati reaksi Gitae, Chrystal berusaha keras menjaga ekspresinya tetap tenang. Tapi di dalam kepalanya, pikirannya berpacu.
Bagaimana dia bisa memanfaatkan situasi ini?
Bagaimana dia bisa tetap mengontrol Gitae? Jika pria itu tahu bahwa [Name] mengandung anaknya, dia akan menjadi lebih protektif, lebih terobsesi, dan semua rencana yang telah Chrystal susun dengan cermat akan runtuh.
Gitae mungkin akan mengalihkan seluruh perhatiannya pada [Name] dan bayi yang dikandungnya, dan Chrystal akan kehilangan posisinya dalam hidup pria itu.
Berbeda dengan Chrystal, Gitae terlihat sedikit lebih tenang dengan jawaban Chrystal, tetap tidak sepenuhnya puas. Ada kecurigaan di mata sipitnya, meskipun ia tidak mengungkapkannya dengan kata-kata. Kemudian pria itu beralih untuk menatap sosok [Name], mengulurkan tangan, menyentuh wajah [Name] yang masih tak sadarkan diri, lalu menoleh lagi ke arah Chrystal.
"Kau harus memastikan dia bertahan hidup," ujar Gitae dengan nada penuh ketegasan. Tatapannya menusuk, menegaskan bahwa ini bukan permintaan, melainkan perintah.
"Lakukan apa pun yang diperlukan, tapi dia harus hidup. Dia milikku."
Chrystal menahan napas, merasa beban semakin berat di pundaknya. Gitae mengucapkan kata-kata itu dengan penuh intensi, dan itu membuatnya sadar bahwa posisi [Name] di hati pria itu semakin kuat. Jika dia terus membiarkan hal ini berkembang, Chrystal tahu dia akan kehilangan kendali sepenuhnya.
Namun, dia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Chrystal harus menjaga rahasia ini sampai dia bisa menemukan cara untuk memanipulasi situasi sesuai keinginannya. Jika tidak, Gitae akan menjadikan [Name] pusat dari segalanya—dan Chrystal akan tergeser dari kehidupan pria itu.
Chrystal mengambil napas dalam-dalam, lalu tersenyum dan mengangguk pada Gitae.
"Tentu, Gitae." jawabnya dengan tenang.
Tapi dalam hatinya Chrystal sama sakali tak menyukai perintah itu..
"Tunggu saja..."
Haiii jangan lupa tinggalkan jejak okayy :3
Salam manis
8/9/24
Tr
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER | Kim Gitae
FanfictionKim Gitae x Reader Lookism : Park Taejun Jatuh cinta pada ketua gangster?