XIV

1.8K 131 11
                                    

Chapter Fourteen
-Rahasia

Setelah Aran keluar dari arena ia berteriak sekencang mungkin, dan merasakan pikirannya sangat dipenuhi, dan trauma yang mendalam..

AAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK, SIALAN HIDUP GUE ANJINGGGG!!!!!!!!!!

Oline dan Verrel yang baru saja keluar arena melihat Aran yang menyendiri sambil melihat bulan dan menangis, Verrel dan Oline reflek menghampiri Aran yang sendirian itu..

"Ran?" ucap Oline

"Aran?" ucap Verrel

"Lo berdua lagi" ucap Aran malas sambil mengusap air matanya

"Lo kenapa Ran? cerita Ran" ucap Oline memujuk Aran

"Ga, gue ga knp²" ucap Aran masih mengusap air matanya

And sebenarnya Aran itu udah trauma sama kehidupan dirinya pas masih kecil, dan sangat dendam dan benci terhadap Jevan sang kaka yang telah membunuh orang tuanya dan juga yang membuat dunia geng motor menjadi aneh...

"Lo punya trauma Ran?" ucap Oline

"Aa-k, p-punya" ucap Aran lesu

"Trauma kenapa lo Ran?" ucap Verrel

"Apa gue harus cerita ke musuh gue sendiri?" ucap Aran dingin

"Lo masih anggap kami musuh? tapi emang sih lo musuh gue" ucap Oline dingin

"Haha, lo berdua musuh gue tapi gue bakalan ceritain trauma gue" ucap Aran

FLASHBACK (ON)

Aran yang baru saja pulang dari sekolah saat itu, umur Aran adalah 14 tahun yang dimana ia baru saja kelas 8 SMP, disaat ia pulang kerumah ia melihat berkas darah yang bercocoran banyak dilantai..

Aran yang terkejut langsung mencari kedua orang tuanya, hingga sampai lah dirinya dikamar kedua orang tuanya dan melihat Jevan sang kaka membunuh kedua orang tuanya...

"A-ayah, m-mama?" ucap Aran terkejut

Jevan yang melihat keberadaan Aran disaat itu langsung mengeluarkan katananya dan menghampiri Aran, Aran yang terkejut hanya bisa pasrah dan dicekik oleh Jevan..

"Pulang juga lo sialan!" ucap Jevan kesal

"L-LEPASIN KAA!" ucap Aran kesakitan

"Gue mau bunuh lo, Aran!" ucap Jevan langsung menyodorkan katana ke tubuh Aran

Tetapi Jevan yang tiba² teringat sesuatu langsung membatalkan tusukan tersebut, dan menatap sinis ke Aran, Aran yang sudah pasrah memperhatikan wajah Jevan..

"Gue ga tega ngelihat lo! lo boleh hidup asal lo ga cepu apa² ke polisi maupun orang sekitar!!" ucap Jevan kesal

"J-JANJI KA, LL-LEPASIN." ucap Aran kesakitan

Aran langsung melepaskan cekikan tersebut dan menaruh katananya kembali, Aran langsung menghampiri dan melihat kedua mayat orang tuanya itu, Aran langsung menangis kencang disaat itu, sedangkan Jevan hanya tersenyum dan senang melihat hal itu...

DIFFERENT AGES! 🔞 (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang