NO PLAIGIAT‼️‼️‼️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dua puluh tahun telah berlalu sejak hari itu -hari ketika tangisan seorang anak laki-laki terkubur dalam diam, dan dendam tumbuh dalam kegelapan.
Sekolah Kharisma Bersinar tampak biasa di mata d...
cerita ini adalah fiksi belaka. Nama tokoh, latar, dan kejadian di dalamnya merupakan hasil imajinasi. Bila ada kemiripan dengan dunia nyata, itu hanyalah kebetulan yang tidak disengaja."
"Jangan pernah takut untuk berubah menjadi lebih baik"
Sebelum baca jangan lupa tekan bintang dulu, yuk :) . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keheningan malam menyelimuti, alunan merdu suara katak terdengar nyaring dari balik jendela. Mengusik tidur lelap seorang gadis. Ia terbangun, lalu menatap jam dinding sesaat.
"Jam, 21.43," gumamnya sambil menggosok mata dan menguap panjang sembari merentangkan kedua tangan.
Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan malas ke kamar mandi untuk membasuh muka. Air dingin menyentuh kulit, membuatnya sedikit lebih segar. Setelahnya, ia duduk di depan meja belajar, menyiapkan buku-buku untuk esok hari pertama di SMA Kharisma Bersinar.
Dia kembali ke tempat asal. Kota yang lama, sekolah yang baru, dan orang tua yang kini sibuk dengan urusan kerja. Ia merasa sendiri.
Karena bosan, ia meraih ponsel. Sebuah pesan masuk muncul di layar, dari seseorang yang sangat ia kenal.
"Baby Zio," nama kontak itu membuat bibirnya membentuk senyum kecil. Sahabat lamanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar, Zio sudah tiba di depan rumah Alenka. Gaya berpakaiannya yang simpel dengan hoodie denim berwarna biru muda, celana panjang hitam, dan rambut sedikit acak-acakan yang entah bagaimana tetap terlihat rapi. Kacamata bundarnya mempertegas kesan baby face yang dari dulu tidak pernah berubah.
Alenka memandangi Zio dari atas ke bawah. Mulutnya refleks berkomentar sambil tersenyum lebar, "Wah... makin cakep aja. Apalagi pakai kacamata kayak gitu. Minus ya?"
