Chapter 9. Twins Brother

21 9 1
                                    

Orang itu hanya tersenyum pahit melihat mereka.

"Pat Henderson! Tidak mungkin!" kata Bennington.

"Jangan membuatku tertawa, aku bukan Pat" ujar orang itu.

"Aku, Luke Henderson, saudara kembar Pat Henderson" kata Luke.

Jawaban itu mengejutkan semua orang yang mengepung dirinya. Terlihat jelas dari raut wajah Detektif Clayton, Bennington, dan Marcus. Kemudian, Alfred menghampirinya.

"Hei, apa kau yang meledakan mobilku?" tanya Alfred.

Luke melirik Alfred,
"Kau siapa? Aku tak mengenalmu" Jawab Luke.

"Sialan!" Alfred menyerang Luke.
Tak di sangka, Luke menghindari pukulan dari Alfred.

Tiba-tiba.
"Buuuugh"

Ia membanting Alfred ke tanah, dengan gerakan suplex, layaknya atlet UFC.

Semua orang yang menyaksikan, hanya tertegun melihat itu. Ia dapat membanting Alfred, terlihat berat badannya dua kali lipat lebih berat dari Luke.

Alfred yang masih di tersungkur, juga merasakan shock dengan apa yang barusan terjadi. Perlahan, Luke berjalan ke arah apra detektif itu.

Alfred merasa di remehkan bangkit berdiri,

"Sial! Boleh juga kau rupanya" puji Alfred.

Ia berlari ke arah Luke hendak membalas dengan pukulan.

"Tappp" Pierre, menangkap pukulan dari Alfred.

"Menyingkir dariku" jawab Alfred.

"Hentikan itu, boss" kata Pierre.

"Berani sekali kau, Pierre" jawab Alfred.

"Jika pukulan mu mengenainya, kau yang akan kalah, boss" jelas Pierre

"Kau pikir, aku akan kalah dengan si bodoh itu?! Jangan membuatku tertawa!" sahut Alfred.

Pierre menatap tajam Alfred. Alfred tahu akan hal itu, akhirnya, memilih menuruti perkataan Pierre.

Luke tersenyum lalu berkata,
"Intuisi yang bagus, aku menghargai itu, tuan"

Datang sebuah mobil sedan putih berhenti tepat di depan mobil SUV milik Detektif Clayton. Dua orang keluar dari mobil tersebut.

"Ketua, wakil ketua, apa kalian tidak apa-apa?" kata salah satu dari mereka.

Pierre memberikan jempol pada mereka, menyuruh mereka untuk kembali ke mobil.
Raut muka penuh amarah terpancar dari Alfred, ia merasa di remehkan.

"Hei, sialan! Ingat ini baik-baik! aku akan membalas perbuatanmu!" ujar Alfred.

Luke tersenyum,
"Aku menunggu!"

Mereka segera membubarkan diri.

Di tengah perjalanan kembali ke kantor polisi, Bennington, yang duduk di depan terus memperhatikan Luke dari pantulan cermin.

Lalu,
"Biar ku tebak, kalian akan membawaku ke kantor polisi? Dan menetapkan aku sebagai tersangka teror peledakan mobil bukan?" kata Luke Henderson.

"Ayolah, aku tidak akan melakukan hal pecundang seperti itu, pak" imbuhnya.

Merasa tidak di tanggapi, Luke kesal dan memilih diam.

Beralih ke sisi Alfred, di markas Capitol Family,

~Dab..dab..dab..dab~
Alfred memukul samsak

"Sialan! Tunggu saja, si bodoh itu Akan ku cabik - cabik kau!" ucapnya kesal.

Pierre berdiri sedang mengamati Alfred,
"Orang itu sangat kuat, sebaiknya kau jangan terlalu anggap remeh dia." katanya

"Heh" Alfred kesal.

"Gerakan suplex nya, sungguh luar biasa. Aku sudah bisa memastikan nya, dia bukan orang biasa" kata Pierre.

~"Dabb.. Dabb.. Dabb.. Duaaghh"~
Alfred menyudahi latihan nya.

"Kau tahu Pierre, aku merasa darahku mendidih" jawab Alfred.

"Dan, kau benar, dia memang kuat. Aku bisa merasakan nya saat dia menghindari pukulan ku" imbuhnya.

Pierre memperhatikan Alfred,
"Aku tahu kau kuat, boss. Tapi, aku tidak yakin kau bisa menang dari nya. Maafkan kelancangan ku" ucap Pierre.

Alfred hanya tertawa mendengar perkataan Pierre tersebut,

"Hahahaha, pernah kah kau dengar pepatah mengatakan, kita tidak akan tahu hasilnya jika belum mencoba" balas Alfred.

Pierre menghela nafas, ia mengerti apa maksud perkataan Alfred.

"Luke Henderson, hahaha, menarik sekali" ujar Alfred.

Tanpa basa basi, Pierre menyarankan Alfred merekrut Luke untum bergabung ke dalam Capitol Family.

"Maaf boss, bagaimana kalau kita rekrut saja dia. Kita sedang membutuhkan orang seperti itu, dan aku pikir dia dapat di andalkan" kata Pierre.

Alfred melihat Pierre, lalu berkata,
"Kenapa kau banyak omong sekali Pierre. Tidak biasanya kau seperti ini, Apa yang terjadi?"

Pierre tersentak, kemudian hendak pergi.

"Maaf atas kelancanganku boss, aku pergi sekarang" kata nya.

Alfred semakin bingung dengan tingkah laku Pierre yang terlihat aneh. Ia hanya mengangguk.

Di kantor polisi, Detektif Clayton dan lain nya telah sampai. Mereka menggiring Luke Henderson masuk ruang interogasi.

"Kalian berpikir bahwa aku pelakunya, Detektif?"

"Aku hanya kebetulan lewat saja" imbuhnya.

"Lalu kenapa kau berusaha melarikan diri?" tanya Bennington.

Luke tidak menjawab.

Kesal tak mendapat jawaban, Bennington tak kuasa menahan emosi. Ia mencengkeram leher Luke sambil berkata,

"Jawab aku! Mengapa kau melarikan diri, sialan!"

Melihat rekannya tak dapat mengontrol emosinya, Marcus, dengan sigap berusaha melepaskan cengkraman Bennington.

"Lepaskan aku!" ronta Bennington.

"Tahan emosi mu, bodoh!" sahut Marcus.

Detektif Clayton hanya duduk santai, sambil menatap tajam wajah Luke.

Tiba-tiba, Luke tertawa..
"Khe--khe--khe--khe--khe--khe"

Bennington dan Marcus menoleh ke arah dari.

"Apa yang kau tertawakan, sialan!" ucap Bennington kesal.

"khe--khe--khe-- kalian itu sangat menggelikan" jawab Luke.

"Baiklah, akan ku jelaskan. Aku tidak ada niat untuk melarikan diri, Aku hanya ingin memastikan, siapa yang menjebloskan nya ke penjara" imbuhnya.

"Dia pantas untuk di jebloskan, dia dalang di balik kasus pembunuhan Jack Nelson dan Sarah McConnor" sahut Bennington.

Luke menatap serius Bennington,
"Apa kau lupa, Detektif?" katanya.

Bennington mengernyitkan dahi,
"Apa?"

Luke tersenyum sinis, ia berkata,
"Di saat ia akan di kirim ke penjara, Ia menyebut Bridge Of Heaven bukan? Apa kalian tidak merasa ada yang janggal? ",

Mereka semua terdiam mendengar penjelasan dari Luke, lalu..

"Apa maksudmu ada yang janggal? Katakan pada kami" kata Detektif Clayton.

Luke tertawa,
"Khe--khe--khe--khe",

"Aku menemukan fakta, Pat menyelidiki kasus Bridge Of Heaven beberapa waktu lalu",

"Dan menariknya, ada salah satu dari pihak kepolisian yang terlibat dalam kasus tersebut, lima tahun lalu" jelasnya.

Mereka dibuat penasaran oleh penjelasan Luke. Mengapa Pat Henderson menyelidiki kasus tersebut?

The Boss, The Man, The DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang