Mas KKN : 3

966 184 114
                                    

"Udah sana masuk."

"Aaa~" Junkyu tanpa sadar merengek. Menggenggam erat tangan ayahnya, tidak mau ditinggal. "Yayah tadi katanya mau nemenin Kakak. Tadi udah janji lho, Yah."

Donghae terkekeh. Mengusap rambut si sulung yang sekarang cemberut. "Yayah cuma bisa nemenin kamu disini aja. Kasian Bubun di rumah sendirian."

"Kan ada adek..."

"Opo sih, Kak. Opo-opo aku. Wes ndang kono to, wes gede iseh njaluk dikancani." Chiquita menyahut ketus sambil memelototi kakaknya yang mengusap matanya— hendak menangis.

trans; apa sih, Kak. apa-apa aku. Udah cepetan sana, udah besar masih minta ditemenin.

"Ih Yah! Delok'en adek, Yah!" Junkyu menunjuk Chiquita yang semakin memeluk erat tubuh Donghae. Memeletkan lidah. Mengejek.

trans; ih, Yah! liat adek, Yah!

"Hush! Kamu tuh, dek. Jangan keseringan godain Kakakmu." Donghae menegur.

"DEDEKKUUUU!"

Mereka bertiga menoleh mendengar suara cempreng yang refleks membuat Chiquita menutup kedua telinganya.

Karina memeluk tubuh Junkyu yang mendadak freeze. Matanya menatap sang ayah meminta pertolongan namun yang diminta pertolongan malah tertawa geli.

"Eh? Ada adek Cekut jugaaa!"

"Oooooopsss!" Chiquita menahan wajah Karina yang hendak mencium pipinya. "Jangan sentuh-sentuh. Abis mandi."

Karina melengkungkan bibirnya sedih. Ia pun tersenyum ramah dan menyalimi Donghae. "Aduh, saya lupa mau nyapa Pak Kades juga hehe."

"Jangan dimaafin, Pak Kades. Dia emang rada-rada."

Donghae tertawa mendengar ucapan Haruto yang ia yakini hanya guyonan semata. "Gak apa-apa, justru ada Karina malah anak-anak saya jadi punya temen main."

"Apaan, mbak Karina aja ngerusakin kendi masak-masakan aku," sahut Chiquita yang selalu saja merusak suasana. ^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Karina cengengesan, menggaruk rambutnya yang memang betulan gatal. "Kan aku udah beliin kendi barunya, Sayangku." Chiquita memberikan respon gestur ingin muntah.

"Pak Kades sama Cekut juga mari makan sama-sama. Kami sengaja masak banyak tadi." Haruto tersenyum ramah mengajak mereka. Ia melirik Junkyu yang menunduk memainkan gambar karakter di bajunya.

Aduh, gemes banget sih. Dedeknya siapa ini, ucucucu~ (⁠っ⁠˘⁠з⁠(⁠˘⁠⌣⁠˘⁠ ⁠)

Donghae menolak dengan halus, "Terimakasih udah nawarin saya, tapi saya mau makan di rumah saja. Istri udah nungguin di rumah."

"Yah, Dek Cekut gak mau makan bareng aku juga?" tanya Karina sedih.

"Ada terancam gak? Kalau gak ada, aku gak mau."

"Heh, mulutmu lho dek!" tegur Donghae.

"Terancam?" Karina malah bingung. "Siapa yang diancam?" tanyanya lagi.

"Orang kota emang-mmmph!"

Donghae meringis tak enak sementara Chiquita menepuk tangan sang ayah yang membekap mulutnya terlalu kuat.

Bahaya betul mulut anak bungsunya ini.

"Kapan-kapan ya, Mbak Karina. Saya permisi dulu." Ia menoleh pada Junkyu. "Jangan nakal sama Mas Mbaknya ya, Kak."

Junkyu mengangguk patuh.

"Iya, Yayah."

☘️☘️☘️

Mas KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang