1

126 20 21
                                    

"Serius Bapak kasih saya nilai E?" Yamanaka Ino sampai lupa membawa sopan santunnya terhadap seorang dosen. Dia bertolak pinggang dan memberikan tatapan tidak terima kepada manusia terakhir di muka bumi yang sangat ingin dia temui.

"Jangan bercanda dong, Pak. Ini Bapak gak salah kasih saya nilai E?" Ino bertanya frustrasi. Dia bisa tidak lulus kalau benar nilainya E, dan Ino sangat menghindari hal itu apalagi di mata kuliah dosen ini.

"Saya serius. Ino, saya tidak seperti mantan istri saya dulu yang suka bercandain perasaan saya."

Ino terperangah, dia hendak mengatakan sesuatu tapi pita suaranya seolah hilang fungsi.

"Kamu bisa keluar sekarang!"

Ino sontak menggeleng. Dia benar-benar tidak terima. "Bapak harus profesional, dong! Masalah pribadi gak perlu diseret ke sini."

Sasuke menaikkan sebelah alis matanya, tatapannya tetap datar. "Kamu sendiri nggak ngaca? Yang dulu nyeret masalah karier, studi, ngaca? Yang dulu nyeret masalan karier, studi, usia ke dalam pernikahan, itu siapa? Mantan istri saya lebih tidak profesional asal kamu tahu."

Dua tangan Ino terkepal, dia seakan sedang
disidang atas keputusannya dulu. Ino tahu dia bersalah, tapi bukan berarti Sasuke harus menegaskan kesalahannya itu di masa sekarang mereka kembali bertemu dengan status berbeda.

"Pak, bisa gak... gak usah bahas masa lalu?"

"Cih, kamu pikir saya mau bahas masa depan bareng kamu? Kenyataannya kita ini hidup di masa lalu."

Aduh, bisa pecah kepala Ino kalau terus seperti ini. Dia geram sekali. Harusnya dia tidak mengambil jurusan hukum, harusnya dia tidak berkuliah di Universitas Smart Indonesia, harusnya mungkin Ino tidak perlu pulang ke Negara asalnya. Agar di masa sekarang dia tidak bertemu dengan mantan suami yang dulu pernah digugat cerai.

Ino mengembuskan napas berat. Dia berusaha untuk tidak menggubris sindiran keras dari dosennya.

"Saya gak terima nilai saya E. Saya merasa benar dan hanya sekali bolos mata kuliah, saya mengikuti prosedur belajar yang Bapak terapkan dengan baik. Jadi tolong pertimbangannya, Pak."

Uchiha Sasuke, pria berkacamata dengan
tampang datarnya yang berprofesi sebagai dosen mata kuliah Advokasi, dia berdecak hingga Ino sukses dibuat cemberut.

"Kamu memang selalu merasa paling benar, waktu saya gak terima dimintai cerai, apa kamu dulu mempertimbangkan itu? Tidak, kan? Jadi, kita satu sama. Dan silakan keluar!"

"PAK!"

"Saya nggak tuli,"' ucap datar Sasuke menanggapi tiap untai kata yang Ino beri.

"Bapak mempermainkan saya, ya? Saya bisa lapor ke ketua jurusan!" murka Ino gemas sekali dengan dosen tampan yang dulu merupakan suaminya.

"Kenapa? Merasa dipermainkan? Anggap aja karma karena dulu kamu ninggalin saya pas lagi sayang-sayangnya."

Ya tuhan, Ino ingin membobol brankas rahasia milik agen FBI saja kalau begini. Mimik Sasuke tetap datar, meskipun perkataannya terdengar menyebalkan di telinga Ino. Andai menyentil ginjal orang itu bukan jenis kejahatan tindak pidana, Ino akan melakukannya sekarang.

Seorang Uchiha Sasuke yang akan membalas dendam kepada mantan istrinya yang dulu pernah bilang: Kita cerai aja. Adalah Yamanaka yang menyesal pernah nikah muda.

Sayangnya, Tuhan tidak setuju dengan tanggapan mereka, manusia-manusia yang perlu diseleding egonya agar tidak menambah kuantitas janda dan duda di alam semesta. Karena dengan begitu, bukankah cerita ini jadi menarik?

Yamanaka Ino dinyatakan tidak lulus di mata kuliah Advokasi semester empat. Usia sudah dua puluh satu tahun sebab Ino tidak langsung mengambil S1 saat lulus dari SMA, dulu ... dia malah menikah.

ANNOYING EX-HUSBAND {SASUINO}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang