4

63 14 8
                                    

"Hei, kamu!"

Seseorang berhenti. Orang lainnya tersenyum dan berkata lagi.

"lya, kamu. Yang pakai baju kuning." Uzumaki Naruto menampilkan deretan giginya yang putih, dia lanjutkan, "udah lama gak ketemu, mantan gue makin cantik aja setelah ditelan waktu."

Ino yang mendapatkan omongan itu mencibir. "Pale, lu!"

Naruto tertawa. Dia berjalan mendekati Ino, lalu merangkulnya.

"Lo ngambil jurusan apa?"

"Hukum." Jawab Ink tidak merasa keberatan saat Naruto mengajaknya berjalan sambil rangkul-rangkulan.

Mereka melangkah keluar gerbang, nampaknya Ino dan Naruto akan pergi ke warung seblak di seberang jalan sebab sekarang sudah termasuk jam makan siang, dan dari yang sejak tadi Sasuke pantau ... ada tidak, ya, kesempatan untuk jadi pengacau?

Sasuke meremas ponsel di tangan tanpa sadar bersama langkahnya yang mengikuti ke mana cowok kembaran Kucing itu mengajak Ino pergi.

Enak saja main rangkul-rangkul wanita
orang,memangnya dia siapa?

Begitu tiba di sana, Sasuke lagi-lagi mendapati mereka berbincang akrab. Jangan salah paham, Sasuke tidak sedang menguping, hanya saja kebetulan tempat duduknya di belakang Ino dengan posisi saling memunggungi. Sasuke juga bukannya cemburu, mustahil kalau iya, dia hanya sedikit tidak suka saja melihat Ino berdekatan dengan pria lain, agaknya terasa panas dan itu karena NERAKA BOCOR. Jadi, kalian jangan sok tahu!

"'Seblak basah yang satu komplit, satunya lagi tanpa telur dan wajib pedas, ya, Bu!"

"Siap!"

Naruto tambahkan, "Minumnya jus jeruk dua dan seblaknya gak pake lama!"

"Laksanakan!" kata ibu-ibu penjual seblaknya.

Ini terkekeh. "Lo masih aja inget selera gue, ya?"

"Namanya juga calon."

Sial. Sasuke meremas sumpit sampai patah. Apakah itu adalah lelaki yang dikenalkan ibunya Ino tempo hari? Atau itukah cowok yang sedang dekat dengan Ino saat ini? Cih, jelek! Bibit, bebet, bobotnya tidak terbaca.

Sorry not sorry, ya .. Sasuke bukannya mau ikut campur atau gagal move on, tapi dia tidak senang saja kalau Ino sudah mendapatkan penggantinya. Makanya sumpit itu patah. Well, di sana pun ada jual mie ayam yang membuat kehadiran sumpit di meja jelas asal usulnya.

"Betewe, apa kabar hubungan lo sama Ayam kate?"

"Sasuke maksud lo?"

Naruto tertawa. "Siapa lagi kalo bukan dia?"

Anjir. Sasuke mengumpat. Sekata-kata ngatain orang setampan dia dengan Ayam Kate.

"Udah kandas. Sama kayak lo, kalian cuma
mantan."

Sasuke nyaris saja membalikkan meja kalau tidak ingat di depannya ada orang lain yang juga sedang menikmati jajanan kantin. Selama ini yang Sasuke tahu, mantannya Ino itu orang kampung, kenapa
bisa ada di kota? Yang jadi masalah, ngapain datang ke kota dan menemui Ino segala? Hell, memangnya dia siapa?!

CUMA MANTAN!

Sekali lagi, Sasuke tidak peduli. Tapi sekarang dia malah mengambil ponsel yang entah sejak kapan layarnya jadi retak. Untung masih berfungsi, Sasuke pun menggunakannya untuk mengirim pesan
kepada Ino yang berisi: Saya tunggu kamu di ruangan saya, sekarang. Kalau tidak, ban
motornya saya copot.

Ingat, bukan cemburu. Sasuke hanya perhatian saja kepada Ino sebagai dosen kepada mahasiswanya kalau saja cewek itu berlama-lama mengobrol dengan lelaki yang tidak bagus bibit, bebet, bobotnya.

ANNOYING EX-HUSBAND {SASUINO}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang