Nine

7.4K 522 11
                                    

Pagi ini Casaundra merasa jika tubuhnya lemas, karena mimpi semalam tidur nya menjadi terganggu.

Tampilan nya bahkan sedikit tak rapih karena Casaundra sedang tak peduli dengan hal apapun.

"Casa, kalau lagi sakit ke uks aja yok! jangan ikut upacara" Casaundra menggeleng sebagai respon dari ucapan Oliv hingga sang empu berdecak kesal.

"Casa.. plis, muka lo keliatan pucat. Nanti lo bisa pingsan pas upacara.." Oliv gemas dengan Casaundra yang Keukeh untuk ikut upacara.

"Aku gak papa Liv, pucat juga karena aku lupa gak pake pewarna bibir"

Oliv hanya bisa mengangguk dan keduanya mulai melangkah kala pengumuman dari speaker yang menyuruh seluruh murid untuk segera ke lapangan karena upacara sebentar lagi akan di laksanakan.

Casaundra mengambil barisan tengah dengan Oliv di sisi kirinya, sedangkan sisi kanan Casaundra terdapat seorang laki-laki perawakan besar tengah menatapnya dalam diam.

Upacara di mulai, semua hening dan serius mengikuti berjalannya upacara hari senin. Berbeda dengan Oliv yang sesekali menatap sahabatnya cemas lantaran wajah Casaundra sudah sangat pucat.

Oliv memegang pergelangan tangan Casaundra saat melihat si empu menunjukkan kepalanya sembari memijit pelan pelipisnya.

"Casa ke uks yuk" lagi-lagi ajakkan Oliv di tolak gelengan pelan oleh Casaundra. Si empu mencoba menahan kesadarannya yang menipis dengan mengepalkan kedua tangannya erat.

Kepalanya semakin pening, pandangan Casaundra semakin berkunang-kunang dan tak lama kegelapan menyambut diri Casaundra hingga tubuhnya limbung kearah seorang laki-laki yang langsung menangkap tubuh Casaundra.

"Casa!!" pekikan Oliv membuat sebagian murid menoleh kearah ketiganya, dan dapat di lihat jika tubuh lemah Casaundra tengah di gendong ala pengantin oleh seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Rian.

Rian dengan cepat membawa tubuh lemah Casa menuju uks di ikuti beberapa anak PMR di belakangnya, sedangkan Oliv kembali berbaris karena anggota osis melarang nya ikut.

Dari barisan kelas XI IPA 1, Edwin dan Shaka menggeleng takjub karena Rian sang pemain hati wanita benar-benar sedang jatuh cinta. Cinta yang Rian rasakan benar-benar dalam hingga setiap waktu laki-laki itu selalu mengawasi Casaundra tak jarang laki-laki itu akan berada di dekat Casaundra tanpa sang empu ketahui.

Contohnya saat berbaris tadi, Rian rela menyogok uang jajan ke seorang siswa kelas IPS yang tadinya berbaris dekat Casaundra agar sang empu berganti posisi dengannya.

"Dia beneran jatuh cinta Ed" ucapan Shaka di angguki oleh Edwin, namun tak urung perasaan was-was semakin besar dalam diri keduanya.

"Tapi gue takut kalau tuh cewek kenapa-napa Shak" Shaka menyetujui ucapan Edwin karena Rian akan sangat nekat untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Ya.. semoga aja ending nya gak seperti yang kita bayangin Ed. Semoga apapun nanti yang terjadi Rian tetap waras"

Edwin mengangguk, keduanya mulai fokus kembali dengan pengumuman dari kepala sekolah di depan sana. Dan tanpa di ketahui Karl di belakang mereka mendengar apa yang baru saja mereka bicarakan.

"Rian suka sama Casa..."

Pikiran Karl di penuhi oleh kemungkinan-kemungkinan yang kedepannya akan terjadi jika Casaundra bersama Rian.

Karl tiba-tiba merasa gelisah tak tentu, ia meremat kedua tangannya dan berharap upacara cepat selesai agar ia dapat bertemu dengan Casaundra.

Meskipun pendiam Karl tidak bodoh untuk mengetahui sifat orang-orang di sekitar nya termasuk Rian, teman sekelasnya yang tak jarang ikut membully Karl.

The most beautiful death of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang