"Aku lelah menuruti kemauan ayah,"
- Alan Shailendra
.
.
.Cuaca malam ini sangat mendung. Tidak ada bulan maupun bintang yang bersinar di atas, hanya ada gelap, mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Selain gelap, malam ini juga terasa sunyi bagi Alan, lelaki yang sedang duduk melamun di tepi ranjang tempat tidurnya. Matanya menatap lurus ke kearah jendela kamarnya yang terbuka, menampilkan pemandangan gelap di luar sana.
Le jayeein jaane kahaan
Hawayein, hawayein
Le jayeein tujhe kahaan
Hawayein, hawayein
Begaani haiyeh baaghi
Hawayein, hawayeinSuara dering ponsel milik Alan terdengar nyaring. Tapi, sepertinya Alan tidak mendengarnya, ia masih terus menatap lurus kearah jendela kamarnya.
Le jayeein mujhe kahaan
Hawayein, hawayein
Le jayeein jaane kahaan,
Na mujhko khabar
Na tujhko pataa~
Oh,,,oh-Pip!
"Huhhhh, siapa yang telfon? ganggu lamunan ku aja," gumam Alan, ia membuka ponselnya, menekan aplikasi berwarna hijau, dan segera membuka riwayat panggilan.
Di sana hanya ada dua panggilan tak terjawab dari kontak yang ia beri nama 'Sabian X IPS 4'. Takut ada hal yang penting, ia pun berinisiatif untuk bertanya lewat chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI SULUNG ALAN (SLOW UP)
Short StoryAlan Shailendra, seorang anak laki laki yang selalu berharap bisa mendapatkan kehangatan di dalam rumahnya. Menjadi seorang kakak, tentu bukanlah hal yang mudah. Seperti yang dirasakan Alan. Sebagai anak sulung di keluarganya, Alan harus menjadi con...