18| Dasar baperan

185 51 2
                                    

Lizi mengercapkan matanya beberapa kali mencoba menyesuaikan dengan pencahayaan di sekitarnya. Ia meringis memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut.

Ia menganti posisinya menjadi duduk, matanya bergulir melihat sekeliling. Bukankah ini di UKS, kenapa ia bisa ada disini? Bukankah tadi ia tertidur di kelas?

Saat asik berkutat dengan pikirannya tiba-tiba pintu UKS terbuka menampilkan seseorang dengan slayer berwarna kuning yang dikalungkan di lehernya dengan logo bertuliskan PMR yang berjalan menuju ke arahnya. Ditangan kirinya memegang segelas teh hangat dan ditangan kanannya memegang sebungkus roti.

"Kamu udah sadar? Ada yang masih sakit?" tanya orang yang Lizi yakini adalah anak PMR.

Lizi menggeleng menanggapinya "Udah mendingan"

Anak PMR itu mengangguk kemudian menyerahkan segelas teh hangat dan sebungkus roti yang tadi ia bawa kepada Lizi "Ini ada titipan dari cowok yang tadi"

Ucapan anak PMR itu sontak membuat Lizi kembali dilanda kebingungan. Cowok? Siapa?

"Siapa?" anak PMR itu terdiam sejenak mencerna pertanyaan Lizi selang beberapa detik baru ia mengerti maksud pertanyaan itu.

"Aku gak kenal tapi dari seragamnya sih kayaknya dia anak SMA Nusantara"

"SMA Nusantara?" gumamnya.

"Ya udah, makasih ya" ujar Lizi yang dibalas anggukan oleh anak PMR itu.

"Kamu masih butuh sesuatu?" tanya anak PMR itu.

Lizi menggeleng "Enggak"

"Kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya" pamitnya yang dibalas anggukan oleh Lizi kemudian pergi meninggalkan UKS.

Lizi membuka bungkus roti itu kemudian memakannya. Kebetulan sekali ia sedang lapar mungkin karena jam istirahat pertama yang juga sudah lewat dimana ia bisanya makan disaat jam itu. Setelah memakan rotinya ia meneguk segelas teh hangat hingga tandas.

Merasa sudah kenyang ia kembali memposisikan dirinya untuk berbaring. Ya ia akan kembali tidur lagi pula ia sedang tidak ada mood untuk belajar. Jadi lebih baik ia kembali tidur.

✧༺★༻✧

Istirahat kedua Lizi dan kedua temannya memilih untuk makan di kantin. Keadaan kantin saat ini tidak seramai saat istirahat pertama.

Lizi dan Aletha sibuk memakan makanan mereka sedangkan Vira sibuk dengan buku bacaannya.

Aletha menyeruput teh es nya menyegarkan kerongkongannya yang terbakar karena kuah baksonya yang sudah berubah warna menjadi merah pekat. Selesai makan ia menatap kedua temannya bersiap untuk mulai berceloteh, ia memang paling tidak bisa jika harus terus diam. Kayak ada yang kurang gitu kalau sedetik aja gak ngomong.

"Gimana Liz lo udah mendingan?" tanya Aletha memulai perbincangan.

Lizi mengangguk dengan mulut yang penuh dengan bakso.

"Kok lo bisa sampai mimisan gitu? Lo sakit?"

Lizi mengulungkan niatnya memasukkan sesendok bakso ke mulutnya ketika mendengar pertanyaan Aletha. Ia berpikir sejenak memikirkan jawaban yang tepat agar mereka tidak curiga.

"Biasa kecapean" jawabnya santai.

Aletha mangut-mangut kembali menyeruput teh es nya. Teringat sesuatu Lizi kembali membuka suaranya.

"Tadi siapa yang bawa gue ke UKS"

"Seingat gue namanya Darren, itu loh cowok yang kita temui di cafe waktu itu" jawab Aletha.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang