Bab 1

3 0 0
                                    

Tepat satu bulan setelah hadiah honeymoon dari Opa Chala, akhirnya mereka pulang ke rumah. Jangan berpikir mereka memang pergi honeymoon benaran. Tentu saja tidak. Keano mengajak pacarnya untuk pergi, sedangkan Chala pergi solo travelling mengelilingi Indonesia.

Mereka sudah janji akan bertemu di bandara karena Gita, mama Keano memaksa untuk menjemput mereka. Chala sudah sampai hampir dua jam yang lalu, Ia menunggu Keano ditempat perjanjian mereka. Dari kejauhan Ia dapat melihat Keano sedang berjalan ke arahnya bersama dengan Salsa, Pacarnya.

"Gimana?" tanya Chala to the point

"Mama udah nunggu."

Chala mengangguk, Ia membereskan barangnya dan Keano sedang salam perpisahan dengan Salsa. Chala tidak terlalu menghiraukan namun Ia terusik karena suara Salsa yang meringis kesakitan saat Keano menciumnya. Untung saja disini tidak banyak orang, pikir Chala.

"Buru!"

Chala berjalan meninggalkan dua pasang yang tidak habisnya bermeseraan. Apa tidak cukup waktu sebulan untuk bermeseraan? Chala melihat kebelakang dan Keano belum bergerak karena Salsa masih gelendotan di lengannya. Chala berdesis kesal, "Buruan! Ntar malam aja dihotel bercumbunya!"

Chala dapat melihat tatapan tidak suka diarahkan Salsa, namun Chala tidak peduli. Ia memilih untuk berbalik badan dan berjalan keluar gate. Tidak lama langkah kaki Keano semakin mendekat dan tiba-tiba saja menggenggam tangan Chala. Chala menatap sinis, "Tangan lo!"

"Biar seperti orang baru pulang honeymoon beneran, Chal."

Chala tidak menjawab lagi, Ia membiarkan tangan itu mengenggamnya. Akting, itulah sebutannya. Jika satu bulan acting mereka sudah sebagus ini, mungkin kedepannya semuanya akan baik-baik saja. Hanya mental Chala yang tidak baik-baik saja.

Dikeramaian orang, Chala bisa melihat Mama mertuanya itu. Saat jarak sudah dekat, tiba-tiba saja Gita berlari dan langsung memeluk Chala, "Kamu baik-baik saja. Syukurlah."

Chala mengelus punggung Gita, "Iya ma, aku baik-baik saja. Mama kan sudah lihat foto yang kami kirim, keren banget tempatnya."

Foto-foto itu memang mereka asli. Mereka ditempat yang sama selama seminggu hanya untuk mengambil foto-foto berdua dan dikirim ke grup keluarga besar meraka. Itu semua rencana Keano dan ya sepertinya berjalan lancar sesuai rencana.

Gita melepaskan pelukan mereka dan terseyum, "Iya.. Mama gak sabar menanti kabar baik."

Chala paham maksudnya. Ia tersenyum, "Tapi sepertinya tidak untuk sekarang ma. Hm... aku belum siap saja."

Hening. Tidak masalah karena Ia mengatakan hal jujur kali ini. Ia memang belum siap.. belum siap akan semuanya. Belum siap akan perubahan baru lagi.

"Mama, anaknya kok gak disapa?" tanya Keano yang mencoba menghilangkan keheningan diantara mereka. Gita menoleh sinis ke arah Keano, "Bosan. Kamu terus yang kirim foto."

"Ya.. gimana.. Chalanya tidak suka berfoto."

"Bukan tidak suka, kamunya aja yang jelek makanya Chala tidak ingin berfoto dengan kamu."

Keano merangkul Gita, "Kalau aku jelek, berarti mama juga jelek dong. Aku kan berojolnya dari mama."

Gita menoyor kepala anaknya yang membuat Keano terkekeh, "Yaudah ayo kita pulang. Kasihan Chala pasti capek, ma."

"Ah iya.... Kamu pasti capek, mama keasikan bicara ya."

Chala tersenyum lagi, "Tidak masalah ma."

Mereka masuk ke dalam mobil dengan posisi Keano di samping supir, Chala dan Gita di kursi penumpang. Chala sedang tidak ingin berinteraksi lebih lama, energi interaksinya sedang lemah. Ia berdehem, "Ma, Chala tidur dulu gapapa? Capek banget soalnya."

Love The Consistency (Marry My Bestfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang