3 - our real job (This is EXO)

57 15 4
                                    

Kim Junmyeon, spring, 23.39
The Good Earth Cafe, Seoul

Larut malam, Junmyeon dan Sehun selesai dengan pekerjaan pertama. Di klien terakhir, mereka mendapatkan lebih dari Satu Juta Won. Karena melebihi target, maka Eunja memberikan bonus, meskipun tak besar, namun itu cukup untuk memodali satu permainan.

Permainan apa? Tentu permainan dewasa dan berbahaya.

The Good Earth Cafe, salah satu kafe populer di area Hongdae. Di balik kafe nya yang nyaman dan terlihat biasa dari luar, ada sebuah markas tersembunyi yang letaknya berada di gudang serta ruang bawah tanah tempat membuat dan mengepak sesuatu.

Junmyeon, lelaki itu mendirikan sebuah bisnis ilegal saat ia menginjak usia 20an bersama teman dekatnya. Dinamai Exploring Opportunities atau yang biasa di singkat sebagai EXO. Sebetulnya EXO juga di ambil dari kata Exoplanet, salah satu anggota sengaja mengganti nama itu karena ada sangkut pautnya dengan tema kafe.

Bisnis tersebut berjalan sukses, mereka bisa meraih keuntunggan hingga sepuluh juta Won dalam satu bulan. Terdiri dari 9 anggota, mereka punya peran masing-masing untuk menjalankan bisnis tersebut secara lancar dan tertutup.

Obat-obatan dan senjata, itu yang mereka perjualbelikan. Perusahaan EXO menerima barang-barang haram dan ilegal tersebut dari Negara tetangga, kemudian kembali mengekspornya ke tempat-tempat pelosok dengan harga yang lebih tinggi.

Kebanyakan klien berasal dari Negara Barat. Junmyeon tak perlu kesusahan untuk mencari cara bagaimana mengirimkan barang-barang itu pada pembeli, karena ia sudah punya langganan kurir khusus yang benar-benar terpercaya.

Kini, kesembilan orang itu tengah berkumpul di ruangan yang biasa di sebut 'gudang penyimpanan'. Tentu saja markas, namun berkedok gudang.

Tawa besar memenuhi seluruh sudut, cat tembok abu-abu muda ditambah lampu remang-remang menambah aura kegelapan di dalam sana.

Dus-dus berisi pesanan, tersusun rapi di depan pintu dan siap untuk di antarkan nanti saat fajar. Tujuannya adalah Daegu dan Daejeon, cukup dekat, tapi mereka tetap harus berhati-hati agar tak ketahuan.

Junmyeon menatap kartu permainan di tangan dan di meja secara bergantian. Lawannya yang bernama Chanyeol, sudah tersenyum gembira, karena tahu ia yang akan memenangkan uang taruhan senilai Lima Ratus Ribu Won.

Anggota yang lain menyerana, menanti-nanti siapa yang akan menang dalam permainan ini.

"Menyerah saja Hyung, Chanyeol menang." salah satu anggota bernama Jongdae yang berada di pihak Chanyeol menyahut.

Junmyeon menarik salah satu kartu dari tangannya, ia menatap Chanyeol dengan raut wajah sendu. Karena itu, mereka yang ada di sana tahu bahwa di permainan kali ini Junmyeon lah yang akan kalah.

Namun, ketika kartu tersebut ia lemparkan ke meja, wajahnya tiba-tiba berubah dengan senyuman mengembang, membuat seluruh anggota menatap terkejut terkesan skeptis.

Tawa anggota termuda kedua yang bernama Jongin menggaung, belum lagi tepuk tangannya yang heboh membuat raut wajah Chanyeol yang awalnya gembira berubah drastis.

"Hyung, kau keren!" Jongin yang duduk di sisi sofa memukul-mukul bahu Junmyeon penuh riang.

"Chanyeol-ah, mianhe." mengejek, Suho alias Junmyeon menarik uang senilai Lima Ratus Ribu Won yang ada di tengah meja ke dekatnya.

Bertambah dua kali lipat, ia hanya memasang Dua Ratus Lima Puluh Ribu Won saja, hasil bekerja hari ini dari Song Eunja.

Tawa dari pendukung sang pemilik kafe, Park Chanyeol juga tak kalah keras dan mengejek. Mereka bahkan tak peduli pada lelaki yang kini raut wajahnya sudah tak enak di pandang.

Kairos: Je t'aime, Bae Joohyun | Suho x IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang