7 - how come (Bae Family)

44 7 0
                                    

Bae Joohyun, summer, 21.03
Ewha Women University Seoul Hospital, Seoul

Sudah 30 menit Joohyun menunggu dokter dan suster keluar memeriksa Ikjoon di dalam sana. Ia merasa kalut bahkan tak tahu harus berbuat apa selain hanya menunduk sembari menangis.

Fakta bahwa selama ini Kakek yang mengurusnya sakit parah, membuat Joohyun sangat-sangat-sangat menyesal, kenapa ia tak menyadari bahwa kondisi kesehatan lelaki itu parah sejak awal.

Joohyun diberitahu tetangga apartemen nya, bahwa Ikjoon tiba-tiba terjatuh di depan elevator ketika hendak membuang sampah.

Suara pintu yang bergeser, membuat Joohyun cepat-cepat beranjak dan melihat ke arah dokter dengan dua orang suster di belakangnya. Pria yang kemungkinan berusia 40 tahun itu nampak menyuruh kedua asisten suster nya agar pergi lebih dulu.

"Seonsaeng-nim.. Haraboji..."

Dokter itu terdiam sebentar, "bisakah kita berbicara di ruangan saya saja?"

Tanpa ragu, Joohyun mengangguk dan mengatakan iya.

Ruangan yang tak terlalu besar ini adalah ruangan khusus milik Dokter Spesialis Jantung bernama Oh Seungwon.

Pria yang tak terlihat tua padahal usianya sudah mencapai 40an tersebut duduk berhadapan dengan Joohyun. Ia membiarkan gadis itu tenang beberapa saat agar siap mendengarkan penjelasannya terkait bagaimana kondisi Bae Ikjoon sejauh ini.

Bukan kali pertama Ikjoon tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit oleh tetangga apartemen, bukan kali pertama juga Seungwon menangani pria paruh baya itu.

Pengobatan yang seharusnya dilakukan setiap waktu, tak pernah mau Ikjoon kerjakan. Vonis hidup kurang dari setahun yang Seungwon beri, sama sekali tak membuat Ikjoon luluh dan mau mendengar.

Sedangkan Joohyun sendiri tahu hal ini kemarin, ketika tak sengaja melihat secarik kertas yang Ikjoon sembunyikan di kolong ranjang.

"Bagaimana kondisi Haraboji saat ini?"

"Saya pernah mengingatkan pasien agar datang setiap minggu jika memang tak mau di rawat. Namun pasien menolak, mengakibatkan kondisinya sekarang menjadi sangat buruk."

Joohyun terdiam, yang ia tanyakan hingga sekarang hanyalah.. ke mana uang hasil kerja kerasnya pergi? Mengapa harus rela meminjam ke perusahaan Waardevol Geld, itupun tak memenuhi bahkan tak cukup untuk sekali pengobatan.

Ikjoon sepertinya menyembunyikan sesuatu, seharusnya jika memang ia meminjam uang dari Junmyeon dengan tujuan untuk mengobati penyakitnya, pasti hingga sekarang kondisi Ikjoon sudah sedikit lebih baik, ia di operasi atau melakukan terapi yang lain.

Namun buktinya? Bahkan dokter bilang Ikjoon hampir tak pernah datang setelah vonis sisa hidup itu keluar.

"Seonsaeng-nim, bisakah Haraboji sembuh?"

Dokter Seungwon nampak asa-asa, ia cukup khawatir mematahkan ekspektasi yang sudah Joohyun bayangkan.

Namun itulah salah satu kewajiban dokter, harus memberitahu bagaimana keadaan pasien pada keluarganya.

"Tumor yang sifatnya jinak dapat disembuhkan dengan operasi. Namun, jika sudah memasuki kondisi yang sangat serius seperti... pasien Bae Ikjoon, ada kemungkinan jika tumor akan menyebar ke jaringan lain, atau bisa saja kembali meskipun telah diberi penanganan."

Joohyun merasakan dadanya tiba-tiba sesak dan sakit. Bagaimana bisa Ikjoon menyembunyikan hal besar seperti ini, bahkan lelaki tua itu sama sekali tak pernah menunjukkan soal kondisi kesehatannya.

Kairos: Je t'aime, Bae Joohyun | Suho x IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang