"Kau benar, tapi aku akan melakukannya denganmu" ujar Yiheon menoleh ke arah Sekyung
Sekyung tidak mengatakan apapun selain memperhatikan Yiheon
"Kau bukan partner seksku, kau pacarku" lurus Yiheon
Sekyung seketika bangkit, merangkak naik ke sofa, mempertemukan bibirnya dengan Yiheon dalam ciuman yang canggung yang berubah menjadi intens saat Yiheon menarik pinggang Sekyung untuk naik ke atas tubuhnya
Menjerat lidah satu sama lain dalam ciuman yang memabukkan, yang perlahan memanaskan suasana
Dengan Yiheon yang mulai menelusupkan tangannya ke dalam celana Sekyung, membelai langsung pantat yang sepertinya menjadi obsesinya.
Sekyung melenguh dalam ciumannya, merasakan tangan dingin Yiheon membelai pantatnya
Ini pertama kalinya seseorang menyentuh pantatnya, tidak hanya menyentuh tapi juga meremasnya dengan intens.
Yiheon dengan gesit membalik posisi, menindih Sekyung tanpa melepas ciumannya
Sementara tangannya bergerak ke depan, melepas kancing dan resleting celana Sekyung
Kesempatan ini tidak akan datang dua kali dalam waktu dekat, dia harus melakukannya dengan cepat dan hati-hati
Salah langkah sedikit saja, Sekyung pasti akan mendorongnya menjauh.
Sekyung mengerang dalam ciumannya saat tangan nakal Yiheon mulai membuat gerakan memutar di kepala penisnya, lalu membelai penisnya naik-turun dengan lembut.
Yiheon menarik bibirnya dari Sekyung, menuruni jejak saliva dengan lidahnya yang berakhir di tulang selangka Sekyung
Menjilat plester di sana, menggigitnya hingga lepas
"Apa yang kau lakukan?" desah Sekyung meremas rambut Yiheon
Yiheon tidak mengatakan apapun saat mata mereka bertemu, nafsu sudah menyentuh selangkangannya
Jadi di pikiran Yiheon sekarang hanya bagaimana membuat Sekyung menerimanya dengan pasrah di hari pertama mereka sebagai sepasang kekasih
"Aku tanya, apa yang kau lakukan?" ulang Sekyung mencoba mempertahankan kesadarannya, sementara penisnya terus dipermainkan tangan nakal Yiheon
"Plester itu mengganggu, jadi aku melepasnya" aku Yiheon, jika dia membuat alasan yang tidak bisa diterima Sekyung maka ini akan menjadi kegagalan lainnya
Sekyung tidak mengatakan apapun dan mengulurkan tangan ke lehernya, melepas dua plester lainnya
Melihat hal itu, membuat nafsu yang Yiheon tahan selama sebulan ini semakin menggila
"Jangan salahkan aku" geram Yiheon melumat leher Sekyung
Sekyung tidak mengatakan apapun selain mendongakkan kepalanya, seolah mempersilahkan Yiheon untuk mengklaim setiap inci lehernya
Dan sepertinya, malam ini bukan hanya leher Sekyung yang Yiheon klaim tapi juga tubuhnya.
Dia sudah siap menyerahkan tubuhnya pada satu-satunya pria yang membuatnya merasa masih ada orang yang peduli padanya dan masih ada orang yang akan mencintainya walau dengan syarat
Karena di dunia tidak ada yang gratis, bahkan dalam dunia percintaan.
Yiheon dengan gesit melucuti baju dan celana Sekyung, membuatnya telanjang bulat
"Cantik sekali" gumam Yiheon yang matanya berkilat bak predator kelaparan
Tubuh Sekyung begitu putih, mulus dan sangat lembut