note: ini cerita fiksi ya, aku menang terinspirasi dari beberapa hal yang lagi ramai banget sekarang, tapi ini tidak ada sangkut pautnya dengan siapapun. mohon dimaklumi sekali lagi ini fiksi, khayalan, dan tidak terjadi di dunia nyata. terimakasih. happy reading.
🍀🍀
Hari ini, tidak seperti biasa Alvin mempunyai waktu untuk pulang mengantarkan Natasha dan bahkan menyempatkan untuk membeli makanan sebelum mengantar pacarnya itu ke rumahnya.Jika biasanya Alvin selalu disibukan dengan berbagai les dan ektrakulikuler yang dia ikuti, hari ini Alvin seolah mempunyai waktu senggang di sela kesibukannya, dia menghabiskan sisa waktu hari ini dengan Natasha yang akhir-akhir ini jarang dia temui.
"Eh, kok tumben banget pasangan ini makan bareng, biasanya yang satunya suka sibuk, kirain udah putustuh saking lamanya gue enggak liat kalian bareng," sindir salah satu orang yang duduk di meja yang dekat dengan tempat dimana Natasha dan Alvin duduk. Dia teman sekelas Natasha, makanya dia bisa ngomong dengan nada sindiran seperti itu.
Namun untuk Natasha, ucapan itu terdengar begitu menyebalkan, jadi dia tidak nanggung untuk memberikan balasan yang tak kalah menohok.
"Ngomong apasih enggak jelas, iri banget kayaknya."
"Ih apaan, biasa aja kali, gue cuma ngomong gitu doang juga dituduh iri."
Hubungan keduanya memang tidak terlalu dekat, Natasha bahkan sangat jarang berinteraksi dengan orang itu saat di kelas.
Melihat pacarnya yang kembali berapi-api akan membalas, Alvin mengusap lengan Natasha dengan lembut, laki-laki sabar penuh perhatian seperti Alvin jelas tidak ingin melihat ada pertengkaran di depannya.
"Iya sorry ya Put, dia cuma lagi emosi aja, ditambah lagi capek juga, jadi gitu," ujarnya kepada teman Natasha yang bernama Putri itu.
"Apasih Vin, kok minta maaf, orang dia yang mulai duluan tadi."
"Udah, enggak papa. Dia pasti cuma mau bercanda aja," ujarnya mencoba menengankan, namun malah membuat Natasha semakin kesal saat melihat dengan jelas Putri tersenyum lebar sok manis dan berpamitan sopan kepada Alvin, hanya Alvin karena setelahnya gadis menyebalkan itu terlihat mengejek ke arah Natasha.
"Maaf ya, aku bukannya mau bela dia, aku cuma enggak mau kamu kena masalah. Kamu tau kan dia orangnya kayak gimana, lain kali kamu harus bisa tahan ya kalo dia mancing kayak gitu lagi, enggak usah dihirauin, palingan dia nanti malu sendiri."
Natasha yang memang tidak se sabar Alvin, dia tidak bisa menjaga ucapannya saat sedang emosi, namun lihat kekasihnya itu masih bisa berturur kata lembut kepada orang semenyebalkan Putri.
Natasha hanya diam tanpa menjawab, namun membenarkan dalam hati perihal ucapan Alvin yang sepenuhnya benar. Semua orang pun tahu jika Putri mempunyai banyak masalah dengan berbagai macam orang, dia tidak ragu untuk mengadu domba, memancing keributan atau bahkan memfitnah orang-orang yang tidak dia sukai.
"Maaf dong, masa enggak dimaafin?" ujung jari telunjuk Alvin mencolek lengan Natasha beberapa kali saat pacarnya itu hanya diam dan memakan kentang goreng tanpa mau melihatnya.
"Ya udah, kalo enggak di maaf-"
"Iya dimaafin. Aku juga minta maaf kalo tadi kebawa emosi," ujar Natasha dengan cepat berbalik melihat ke arah Alvin yang masih mempertahankan senyumannya.
Setelah itu, semuanya membaik, Natasha juga sempat beberapa kali menggulir layar ponselnya dan tangannya berhenti begitu dia melihat sesuatu yang terlihat menarik.
"Alvin liat ini lucu banget! mau deh." Ponsel itu Natasha dekatkan kepada Alvin, memperlihatkan sebuah gambar di sana.