9; NOTICED

15 4 0
                                    

Dragon itu sekarang uring-uringan. Paginya yang sibuk dengan para teknisi membuatnya lupa belum mengunggah kelanjutan Infinite War di blognya. Sore setelah kamarnya akhirnya kembali lengang, dia duduk di depan komputernya. Tidak ada Kameko atau pun Kurogawa saat itu, membuat dia setidaknya punya sedikit ruang untuk privasi dan ketenangan. Meski begitu aura desakan mereka masih terasa hingga dia membuang jauh-jauh pemikiran untuk tidak memperbarui ceritanya.

Komputernya dinyalakan dan cahaya biru dari layar kembali menyinari matanya. Sembari menunggu komputer tuanya beroperasi, dia menonton video-video pendek atau utas-utas tentang tutorial mempromosikan ceritanya. Meski dia sendiri tidak yakin dan lebih berharap semua terjadi seperti keajaiban empat tahun lalu.

"Lama sekali, sih," monolognya setelah bosan bermain dengan ponselnya. Komputer tuanya akhirnya berhasil dinyalakan dan dia mengakses blognya. Rentetan komentar masuk membanjiri notifikasinya. Keningnya berkerut, siapa yang memberi komentar sebanyak ini? Pembacaku kembali, kah?

Dengan ragu-ragu dia menyentuh kolom notfikasi yang jarang dia buka—karena memang sedikit notifikasi masuk—dan melihat nama Rashigai_chan sebagai pengirim komentar. Harusnya Dragon itu tahu kalau akun ber-avatar bebek kuning itulah yang menghujaninya dengan komentar.

[Rashigai_chan : Minggu ini tidak update ya? Tolong jangan berhenti!]

[Rashigai_chan : Tolong jangan hiatus lama lagi! Aku tidak yakin bisa menunggu lebih lama lagi untuk melihat bagaimana ini akan berakhir :(]

Dragon itu terus menggulir, penasaran seberapa banyak komentar dari akun ber-avatar ebek kuning itu masuk sejak minggu lalu sampai tadi pagi.

[Rashigai_chan : Semangat ya! Pasti sulit kehilangan pembaca. Tenang saja, aku setia padamu dan akan membantumu mendapatkan mereka kembali, Dora-kun!]

Kedua sudut bibir Dragon itu berkedut. Selama ini dia tidak pernah menggubris kehadiran bebek kuning itu. Dan sekarang Dragon itu akui kalau pengakuan kesetiaannya benar, nama Rashigai_chan bukan nama yang asing, nama itu sudah mejeng sejak awal blognya berdiri. Pun baru kali ini panggilan Dora-kun terasa nyaman dibaca—bahkan membuat senyuman tersungging di wajahnya.

Selama ini nama panggilan yang diberikan penggemarnya terdengar aneh. Dora dari 'Doragon' (ejaan 'dragon' dalam katakana: ドラゴン). Nama itu dulu terdengar begitu konyol karena seperti karakter dalam sebuah kartun jaman dulu, entah Doraemon atau Dora The Explorer. Tapi bohong jika sekarang Dragon itu tidak merasa aneh, hanya saja ada rasa rindu karena sudah tidak banyak orang-orang memanggilnya seperti itu.

"Kalau begini hitungannya spam tidak, sih?" Dragon itu bermonolog dengan kekehan kecil, bercanda dengan dirinya sendiri.

Hati kecil sang Dragon akhirnya tergerak atas kesetiaan pemilik akun ber-avatar bebek kuning, membawa jemarinya untuk mengetik kata demi kata yang disusunnya sedemikian rupa. Sementara senyum tidak bisa meninggalkan wajah laki-laki itu seperti pria yang sedang kasmaran.

"Nah. Begini tidak aneh, kan?"

***

[The_DragonSword2 membalas komentar anda : Terima kasih atas dukunganmu, @Rashigai_chan! Tidak, saya tidak hiatus, hanya ada sedikit masalah. Sekali lagi terima kasih, saya akan mengusahakan yang terbaik untuk menyelesaikan Infinity War!]

"Bukan mimpi, kan?" Beberapa kali Rena menampar pelan pipinya, berakhir dengan tamparan keras yang meyakinkan kalau dia tidak sedang bermimpi. Empat tahun sejarahnya menjadi pembaca setia Dragon Sword, tak pernah terbayang kalau keberadaannya akan disadari olehnya. Meski Rena baru membacanya, balasan itu sudah dikirim sejak sore tadi, sudah tiga jam berlalu.

Di tengah kafe yang buka sampai larut setiap akhir pekan itu, Rena cekikikan. Sayangnya perilakunya terlalu kontras untuk dilakukan di tengah keheningan kafe yang tenang, membuatnya beberapa kali dilirik oleh pengunjung lain. Dia duduk lebih merapat seolah mencoba mengecilkan tubuhnya dan hilang dari pandangan pengunjung lain. Jemarinya fokus di ponselnya, menjalani kehidupan di dunia maya.

[Rashigai_chan memposting utas baru : Demi apa! Aku di-notice Dora-kun! Penantian empat tahunku!]

Senyum tidak kunjung pudar dari wajah mulus si gadis Igashira setelah mengunggah utasnya. Matanya tidak berhenti membaca ulang balasan yang Dragon Sword dan berandai-andai jika di masa depan dia bisa bertemu dengan orang itu. Cara mengetiknya cukup menggemaskan, bukannya 'aku' yang lebih santai, tapi 'saya', membuat Rena penasaran dengan sosok di balik nama Dragon Sword itu.

"Seperti orang gila saja."

Komentar seorang pria menyadarkan Rena dari lamunannya. Secangkir caffe latte dengan motif bebek terukir di atasnya. Dia mendongak dan melihat Kento menyajikan kopinya, bukan pelayan.

"Kenapa kau yang mengantar?" Satu alis Rena naik, sedikit malu karena kepergok sedang tersipu sendiri seperti orang gila.

Kento hanya sedikit menekuk bibirnya dengan senyum geli dan menjawab, "Waiter-nya sedang ke toilet." Badannya yang jangkung sedikit membungkuk saat menyajikan waffle dan hidangan lain di atas meja. Saat itu wajah Kento cukup terjangkau untuk bisa diamati Rena dengan detail di jarak yang cukup dekat. Dan itu membuatnya menyadari kerutan di ujung matanya yang seperti almond dan lingkaran hitam yang sepertinya coba ditutupi dengan concealer.

"Kau sendiri kenapa terlihat seperti orang sakit? Kantung matamu itu, loh, sudah tidak tertolong," ejeknya membuat Kento sedikit tertegun.

Kento hanya memberikan tatapan dengan alis bertaut pada Rena, mencoba mencerna maksudnya. "Banyak yang terjadi, kau tidak akan mengerti," kelakarnya berpura-pura arogan lalu menyambung, "yang penting aku tidak terlihat seperti orang gila."

"Heh. Kau juga tidak akan mengerti rasanya di-notice oleh orang yang diidolakan? Kan? Gila sedikit tak masalah," belanya. Hanya kekehan dan gelengan kecil yang Kento berikan sebagai respon.

"Memang siapa, sih, idolamu sampai sebahagia itu? Penerbitmu?"

"Tidak, tidak. Pemuda terisolasi sepertimu tidak akan tahu," cela Rena dengan sedikit lidahnya dijulurkan. Obrolan mereka bisa dikatakan menarik perhatian pengunjung kafe, tapi keduanya tampaknya terlarut dalam obrolan hingga tak sadar sorot mata yang beberapa kali tertuju pada mereka.

"Kalau aku tahu bagaimana?"

"Aku tidak yakin, sih..., tapi mungkin saja karena dia pernah terkenal beberapa tahun lalu." Rena mengambil ponselnya dan membuka blog penulis kesukaannya. Setelah ditemukan, dia menjulurkan ponselnya dengan blog The_DragonSword2 terpamerkan pada Kento.

"Ini...." Kento tersendat. Matanya sedikit terbuka lebih lebar saat melihat blog milik si penulis, sebelum dialihkan pada Rena dengan tatapan yang sedikit bingung. "Serius orang ini?"

Rena hanya mengangguk dan dengan santai bertanya, "Memang kenapa?"

Pertanyaan yang memang sederhana, tapi Kento tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Jeda beberapa detik membuat keduanya—khususnya Kento—merasa seperti diliputi kecanggungan. Hanya saja lamunannya berhenti ketika rekan kasirnya memanggilnya untuk membuat pesanan kopi milik pelanggan lain.

Pemuda Tenryu itu hanya menghela napas pelan dan terkekeh. Sejenak, dia melirik Rena sambil bicara, "Kurasa kita punya selera yang cukup mirip."

-oOo-

9 Juli 2024
956 kata

[SEGERA TERBIT!] (UN)POPULAR DRAGON SWORD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang