Empat

73 18 2
                                    


Halooo semuanya.. hehe... maaf ya lama banget up nya, jujur author juga lagi banyak kerjaan dan lagi persiapan juga buat beberapa urusan, jadi kadang cerita ini jadi nggak kepegang, tapi sekarang author mau nyoba lagi buat nerusin cerita ini

.

jadi maafin ya kalau cerita ini agak agak gimana gitu alurnya, soalnya author juga lagi pelajarin ulang lagi biar cerita nya bisa berjalan sesuai yang author inginkan


enjoy the story


Sesampainya di tempat latihan musik, Harrison segera memasuki ruangan dengan senyum lebar di wajahnya. Ruangan itu penuh dengan bunyi-bunyian alat musik yang sedang dimainkan dan suara tawa dari bercandaan teman-temannya. Christian, Raphael, Nicholas, dan Keith sudah ada di sana, sibuk mempersiapkan alat musik mereka.

"Nah! Akhirnya yang dicari datang juga," sapa Nicholas sambil lanjut membersihkan ruangan latihan mereka. "Kenapa senyum-senyum sendiri gitu?"

Harrison tertawa kecil dan duduk di kursinya. "Gue tadi abis nganterin Delynn ke tempat latihannya."

"Wuih, kok bisa? Gimana tuh ceritanya?" tanya Keith sambil menaruh biolanya.

"Jadi ceritanya, pas pulang sekolah tadi, gua lihat Delynn sama Regie lagi nunggu jemputan di parkiran," senyum Harrison, dia masih tersenyum ketika membayangkan kejadian itu.

"Ternyata Delynn harus ke tempat latihan baletnya tapi ternyata sopirnya ada urusan mendadak. Yaudah dengan inisiatif gw yang tajem ini, gue tawarin aja buat nganterin."

Raphael pun tertawa mendengar perkataan temannya. "Waduh, teman gw yang satu ini bisa aja, terus gimana rasanya bisa nganterin dia?"

Harrison melanjutkan ceritanya dengan antusias. "Asik banget ternyata dia orangnya. Kita ngobrol sepanjang jalan, ternyata dia tuh orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol."

Christian, yang sedang benerin pianonya, tersenyum. "Kayaknya lo makin deket aja sama Delynn nih."

"Iya, semoga lah. Tapi yang paling seru tuh pas gua ketemu teman-teman baletnya. Ada yang namanya Oline, Ribka, sama Alana, kalau nggak salah" lanjut Harrison.

Christian langsung terdiam, dia terkejut saat mendengar nama Oline disebut. "Oline?" tanyanya, berusaha terdengar santai. "Nama yang menarik."

"Iya, seinget gw sih ada yang namanya Oline. Kenapa?" tanya Harrison, mengerutkan kening.

"Ah, nggak apa-apa kok" jawab Christian cepat. "Cuma penasaran aja. Lanjutin ceritanya dong."

"Terus, kita ngobrol banyak tentang balet dan musik. Ternyata mereka semua suka banget tampil juga kayak kita. Gua ngerasa mereka bener bener mirip kayak kita tapi ya mereka versi balerinanya."

Nicholas tertawa. "Wah, kayaknya mereka keren-keren ya. Semoga kita bisa kenalan juga."

"Boleh juga tuh, siapa tau kita bisa tampil bareng" kata Christian, mencoba untuk tidak terlihat terlalu tertarik. "Tapi sekarang, karena Harrison udah dateng mending kita fokus latihan dulu."

Keempat teman nya itu pun mengangguk

Mereka pun mulai latihan, memainkan nada demi nada dari dari lagu yang mereka akan mainkan dengan penuh semangat. Namun seperti biasa, meskipun dia masih bisa fokus pada latihan, pikiran Christian terus terbayang-bayang oleh nama Oline. "Bisa jadi itu dia... yang selama ini gw cari," batinnya.

Saat mereka sedang beristirahat sejenak, Nicholas tak bisa menahan rasa penasarannya. "Eh, Harrison, gua mau nanya, dari semua teman Delynn, siapa yang menurut lo paling menarik?"

Bloom Of The Melody (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang