9

696 65 12
                                    

Drtt drttt

Ruangan yang tadinya sepi,kini dipenuhi oleh suara nyaring dering ponsel milik seseorang.

"Halo?,"jawab orang tersebut, setelah mengangkat telfonnya.

"Selamat pagi bapak, apakah benar ini dengan bapak Ravindra?,"tanya seseorang dari seberang telfon.

Orang yang menerima telfon itu adalah Ravindra.

"Ya benar,dengan saya sendiri.Maaf ini dengan siapa ya?,"tanya Ravindra.

"Kami dari pihak rumah sakit tempat bapak melakukan tes DNA,kami mau menginfokan jika hasil tes DNA nya sudah keluar.Apakah bapak Ravindra punya waktu luang untuk mengambil surat tersebut di rumah sakit?."

Deg

Sejenak Ravindra merasa sulit bernafas.

Disisi lain,zaro tengah membereskan kamar yang sedang ia tempati.

"Gimana ngomongnya ya,"gumam zaro yang kini tengah duduk di pinggir kasur.

Semalam iya berencana untuk berbicara kembali,pada Samuel dan juga keluarga,jika ia akan menginap di tempat om Meidy.

Ia merasa tidak enak jika harus terus-menerus menginap di rumah Samuel selama masa praktek nya.

"Coba aja lah,gak ada salahnya,"ujarnya.

Zaro beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membereskan pakaian nya.

*****

Terlihat Samuel sedang bersantai di depan televisi.Zaro mulai mendekati nya,

"Sam,"panggilnya.

Samuel menoleh, mendapati zaro yang tengah berdiri di dekat sofa.

"Kenapa ro?,sini duduk,"ujar Samuel.

Zaro duduk di dekat Samuel.

"Sam,maaf nih sebelumnya.Aku cuman mau ngasih tau ke kamu, keknya aku tinggal di tempatnya om Meidy aja deh,"ucap zaro lembut dan berhati-hati.

Samuel yang sedang memakan kue kering dengan pandangan ke ada tv, langsung terhenti dan menoleh pada zaro.

Samuel meletakkan kuenya di atas tissue,
"Loh kenapa?,kamu gak nyaman disini?,"runtut Samuel.

"Bukan gitu,aku gak enak aja sama orang tua mu kalau aku nginap disini terus,"jelas zaro.

"Ngapain mikir gitu, orang tuaku aja santai kok, mereka malah seneng kamu disini,"balas Samuel enteng.

Zaro menghela nafas panjang,
"Tapi kan tetap aja gak enak."

Samuel menatap intens zaro,
"Ya kalau kamu maunya gitu,nanti Kalau orang tua ku dah datang semua,kamu bilang aja ke mereka tentang rencana mu,"ucap Samuel dengan gampang.

Glek

Zaro menelan air liur.

"Bisa kok zaro,gak usah takut,"batin zaro.

Malam harinya, ketika mereka tengah berkumpul di ruang makan untuk makan.

Zaro mulai memberanikan diri berbicara di depan Ravindra dan kirania.

"Eum,om Tante,"ucap zaro.

Ravindra, kirania dan Samuel yang ada di meja makan menoleh ke arah zaro.

"Ada apa zaro?, makanan nya kurang enak atau--,"ucapan kirania terputus.

"Eh engga Tante,bukan itu."

"Anu, sebenarnya ada yang mau zaro bicarakan."ucap zaro.

"Perihal apa?,"tanya Ravindra seraya menatap intens pemuda di depannya.

Entah mengapa zaro bertambah gugup ketika Ravindra menatapnya intens.

"Itu om, rencananya saya mau nginap di rumah om Meidy,karena--,"

"Tidak,"potong Ravindra tegas.

Zaro terkejut mendengar jawaban Ravindra.

"Maaf om?."

"Kamu tetap tinggal disini,"ucap Ravindra sedikit terbawa emosi.

"Mas,"saut kirania yang melihat kondisi sang suami,ia mengelus bahu Ravindra.

"Tenang dulu, jangan kayak gitu."

Zaro terdiam melihat respon Ravindra.

"Maaf om Tante, kenapa saya tidak boleh menginap di om Meidy?,"

"Kalau saya disini, saya pasti ngerepotin om, Tante,sama Samuel,"lanjut nya.

"Gak ada sejarahnya anak ngerepotin ayahnya,"ujar Ravindra tanpa sadar.

Samuel yang dari tadi diam, tersedak air liurnya sendiri.

Sedang zaro seketika membeku mendengar pernyataannya itu,

"Aideen Bonaventura keizaro,nama anak saya, Itu nama ANAK SAYA.Dan anak itu ada di depan saya sekarang,"ujar Ravindra tegas dan sendu.

TBC

Oke guys, pendek dulu ya guyss,
Permulaan aja dulu yaa

See you


Zaro S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang