zaro 4

1.5K 125 20
                                    

Samarinda.

Sore harinya lapangan di penuhi oleh orang.Terdengar suara-suara yang saling bersahutan hingga nyanyian.

Acaranya tersebut berjalan lancar tanpa kendala.

Diluar lapangan dan di dalam sudah di jaga ketat oleh pihak keamanan,itu sebabnya acara itu berjalan dengan baik.

Tepat di sebelah pojok kanan terdapat zaro dan juga temannya.

Zaro sangat menyukai acara tersebut,Ia merasa banyak hal yang ia dapat.

Selain zaro mendapat ilmu baru,ia juga mendapat teman baru.

Tak terasa karena saking serunya acara,malam pun tiba dan acaranya sudah selesai.

"Zaro,"seru Samuel berlari kecil kearah zaro yang tengah membereskan bekas konsumsi.

Zaro menoleh kearah suara,
"Kenapa sam?,"tanya zaro saat Samuel sudah berada di depannya.

"Habis ini mau langsung ke hotel kah?."

"Iya, kenapa emangnya?.Emang kamu gak balik ke hotel?,"tanya zaro beruntun.

"Balik lah,masa gak balik.Ntar aku tidur dimana,"kekeh Samuel.

"Aku mau ajak kamu sebentar ke depan,"lanjutnya.

Zaro mengangkat alisnya sebelah,
"Mau ngapain?,"tanya zaro.

"Nyamperin abangku,cuman mau nyala doang sih,"ujar Sam menaruh plastik berisi sampah dan menjadikan satu dengan sampah yang lainnya.

"Abang?,"beo zaro.

"Iya abangku, kebetulan dia ada disini,jadi aku ngobrol bentar sama abangku.Anterin ya?, bentar doang kok,"bujuk Samuel.

"Yaudah deh ayo.Tapi bilang dulu sama kak nata,"ucap zaro, seraya melirik sekitar untuk memastikan tidak ada sampah lagi.

"Udah tadi aku bilang, katanya boleh."

"Ouh gitu, yaudah ayo.Udah beres juga ini,"saut zaro.

Mereka berdua berjalan menuju tempat dimana Abang Samuel berada.

"Bang Theo,"panggil Sam pada salah satu orang.

Zaro mengernyitkan alisnya melihat Samuel yang berjalan kearah segerombolan orang dengan baju loreng yang mereka pakai.

Terlihat Samuel memeluk salah satu dari mereka.

"Abangnya Sam tentara?, baru tahu aku,"batinnya.

"Ro,",seruan Sam membuat zaro tersadar dari lamunannya.

Melihat Sam yang menyuruhnya untuk mendekat, segera Zaro berjalan mendekat kearah mereka.

"Bang, kenalin ini zaro temen kampus sekaligus temen gereja.Zaro,kenalin ini Abang aku, namanya Theo,"papar Sam memperkenalkan keduanya.

Zaro mengangguk kecil dan tersenyum,
"Hallo,nama saya zaro,"sapa zaro terlebih dulu.

Theo membalas senyuman itu,
"Iya salam kenal,saya Theo abangnya Samuel."

Sekilas Theo tampak melihat zaro secara intens.

Entah kenapa Theo seperti pernah melihat teman dari adiknya ini.

Wajah zaro yang terlihat tegas,tampan,dan imut itu terasa sangat familiar dibenak Theo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah zaro yang terlihat tegas,tampan,dan imut itu terasa sangat familiar dibenak Theo.

Sementara dibelakang Theo, beberapa rekannya tengah membicarakan kedua bocah tersebut.

"Itu adeknya bang Theo?,"tanya jackson pada Deon.

"Iya itu adeknya,"ucap Deon.

"Temen adeknya bang Theo ganteng banget gila,"lanjut Deon menatap wajah rupawan zaro.

"Ouh iya,kenalin mereka ini temen Abang,",ucap Theo pada Samuel.

"Ini bang Deon bukan sih?,"tanya Samuel.

"Iya,"angguk Theo.

Jackson dan Deon pun berkenalan dengan Samuel dan juga zaro.

"Yaudah deh bang,kita balik ke hotel dulu,"ucap Sam.

"Oke, hati-hati,"ujar Theo.

"Kita duluan bang,"saut zaro.

Sebenarnya zaro memang ingin kembali ke hotel,ia merasa tidak nyaman berada disana.

Bukannya ia tidak tau jika Abang dari temannya itu menatap intens, sesekali mengerutkan dahinya.

Sampai di hotel, zaro langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Tiba-tiba saja dia merindukan sosok ayah yang sangat zaro dambakan.

"Papi dimana sih?,"lirihnya.

"Apa papi gak mau cari zaro?,apa papi udah bahagia?,atau mungkin sekarang udah ada keluarga baru?."

Tangannya mengepal erat,ia ingat saat zaro sedang membereskan barang di kamar sang mami.

Ia menemukan berkas-berkas lama,dan yang membuatnya terkejut adalah akta dan kartu keluarga.

Disana ada nama maminya tapi nama di bawah itu sangat berbeda dengan nama aslinya.

Apa maksudnya ini?.

Zaro mencobanya menggali informasi itu.

Dan hal yang mengejutkan lainnya,akta dan kartu keluarga dengan nama aslinya itu adalah palsu.

Air matanya meluruh membasahi wajahnya.

Sesak rasanya memikirkan hal itu.

Kenapa bisa maminya melakukan hal itu?.

Lalu untuk segala urusannya?, sekolah dan yang lain?.

Memikirkan itu zaro langsung sekolah nya dulu.

Zaro mendesak kepala sekolah dan juga guru bk untuk memberitahukan apa yang maminya lakukan.

Mendengar perkataan sang dosen membuatnya lemas.

Suap.

Maminya membayar orang untuk itu?.

Kenapa Maminya tega melakukan hal seperti itu?.

Zaro menahan Isak tangisnya.Sesak.

Bisa saja zaro cepat ditemukan sebenarnya,tapi sayangnya mami kandung zaro memalsukan biodata zaro.

Itulah yang membuat mereka susah bertemu.

Mami zaro tidak ingin anaknya bertemu mantan suaminya.karena ia pikir dengan keberadaan dirinya saja sudah cukup.

Namun kenyataannya tidak demikian.

Dan untuk orang yang menerima uang suap itu sudah di keluarkan dari sekolah.

"Mami jahat,"lirih pilu seraya menahan tangis.

TBC

Mohon maaf ya guys baru up,baru ada kuota soalnya><

Kalau kalian berada di posisi zaro apa yang bakal kalian lakuin?

Pengen tau aja sih

Btw agak jelas gini ya alurnya 😌

Sorry ya!!?

See you next part

Zaro S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang