7.Matahari Terbit

4K 890 205
                                    

Kaget ya judul ama cover beda, tapi yang muncul malah si Maung? Eke sengaja ganti cover sama judul, abisnya yang kemaren dikira cerita anak-anak.😭🐅

*****

Sebuah jubah dilemparkan pada Leeyra. Jubah yang tampak cukup bagus dan pastinya tebal. Wanita yang tangannya masih terikat itu, mendongak. Ia langsung berdiri. Tadinya Leeyra ingin memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk beristirahat karena tahu setelah ini akan kembali dipaksa berjalan, atau lebih buruknya berlari mengikuti langkah kuda. Sungguh wanita itu berharap mati dalam prosesnya.

"Perempuan, kau harus mengenakannya."

Pria berambut kriting sepinggang yang diketahui Leeyra sebagai ahli obat-obatan di kelompok itu memerintahkan padanya. Pria bernama Rokha itu tak tampak ramah, tapi juga tidak menatap Leeyra dengan kurang ajar. Namun, tetap saja Leeyra tak berani lengah. Baginya semua anggota kelompok itu sama saja. Sama-sama jahanam.

"Kita akan segera berangkat. Ketua ingin kau megenakannya."

Leeyra menatap jubah dalam dekapannya.

"Ada apa, perempuan?" tanya Rokha karena Leeyra hanya diam.

"Apa yang dia inginkan?" tanya Leeyra penuh kecurigaan.

"Ketua?"

Leeyra cukup bersyukur karena Rokha tak sulit diajak bicara. Mungkin pria itulah yang paling waras di antara semua anggota perampok itu.

"Iya, Ketuamu."

"Ketua kita semua. Dia adalah pemimpin kita."

"Aku tak mau dipimpin seorang jahanam."

Rokha terpaku, kemudian menutup mulutnya tak percaya dengan cara berlebihan.

"Kenapa?" tanya Leeyra khawatir dengan sikap Rokha.

"Apa mulutmu selalu setajam ini?"

"Tergantung dengan siapa aku bicara."

"Menurutmu aku apa?"

Leeyra terdiam. Dia bukan gadis bodoh yang suka mencari perkara. Dan Rokha pun tak bersikap jahat padanya. Leeyra tahu tak memiliki alasan untuk memancing sikap permusuhan Rokha. "Tak akan kuberitahu. Kau tak akan suka."

Rokha terkekeh. "Sekarang aku tahu mengapa Ketua tak membiarkanmu mati."

Leeyra tak tampak tertarik pada pembicaraan ini. Dia sibuk bergerak-gerak, karena berusaha memakai jubah dengan tangan terikat luar biasa sulit baginya

"Kau tak penasaran jawabannya."

"Tidak."

"Mengapa tidak?"

"Karena apapun tentang ketuamu itu dan kalian semua adalah hal yang jahat bagiku."

Rokha hampir tertawa terbahak-bahak. Namun, tahu tak boleh melakukannya jika tidak ingin menjadi pusat perhatian. Pergolakan mulai terjadi dalam kelompok itu, dan segalanya terjadi tak lain karena keberadaan wanita itu. Rokha tak pernah memihak dan tak ingin melakukannya. Kelompok ini adalah rumah bagi pria itu. Dia tak mau rumahnya hancur.

Rokha meraih tangan wanita itu, membuat Leeyra melompat mundur. Namun, Rokha menahan tali Leeyra. "Aku sudah menyadari ada yang berbeda darimu hingga masih hidup meski merepotkan kami semua." Rokha mengeluarkan belati yang membuat Leeyra tersentak. Namun, ternyata belati itu digunakan untuk memotong tali yang mengikat tangan Leeyra. "Tapi pastikan kau cukup cerdas untuk mengetahui posisimu."

Leeyra yang tadi memperhatikan pergelangan tangannya yang memerah karena ikatan tali itu, langsung menatap Rokha.

"Karena seperti yang kau katakan, semua tentang kami adalah hal jahat. Kami dibentuk untuk menjadi jahanam. Jika ingin bertahan, kau harus belajar tentang jahanam, setidaknya cara mengelabui mereka."

Ring Of The TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang