KELUARGA RAINER

6 0 0
                                        

        Kini keluarga Rainer sedang berkumpul bersama, Raivan yang sedang bermain dengan keponakannya itu menoleh kala dipanggil oleh mamanya.

"Rainer" panggil mamanya.

"Iya maa," jawab Rainer an sambil menoleh.

"Sebentar lagi kan kamu mau lulus nih,jadi mau kuliah dimana ?," tanya mamanya.

"Bener Rai, mulai dari sekarang kamu itu harus mulai persiapan buat kuliah dimana," tambah papahnya.

"Iyaa mah, pah, Rainer udah kepikiran kok mau kuliah dimana."

"Sesuai kemauan papa sama mama dulu, aku siap kuliah di Amerika," lanjutnya.

"Beneran,?" kaget mamahnya.

"Iyaa," jawab Rainer.

"Mama bangga sama kamu," ucap mamahnya bahagia.

"Papa bakalan siapin semuanya dari sekarang," ujar papahnya.

Rainer memang begitu, mungkin jika diluar dia akan terlihat cuek, dingin, bahkan ketus, tetapi tidak dengan keluarganya, dia akan sangat terbuka. Buktinya seperti sekarang ini, dia akan membahagiakan orang tuanya dengan meraih prestasi, dan menuruti apa yang orang tuanya bilang, jika itu juga yang terbaik untuknya nanti.

Didalam kamar, bernuansa serba putih Raivan sedang melihat ke arah jendela, tiba-tiba ia teringat Relin. Apa? Apakah dia menyukainya ?, Sepertinya tidak tahu. Entah mengapa belakangan ini memikirkan cewek itu, tidak tau juga mengapa waktu itu menolongnya. Padahal Rainer tidak pernah begitu kepada seorang perempuan kecuali mamanya dan saudara-saudara perempuannya.

Reiner mengambil handphone nya di nakas, lalu ia mengklik aplikasi whatsappnya. Mengirimkan pesan kepada nomor yang tertera di sana. Siapakah orang itu ? yap itu adalah nomor Relin, Raivan mendapatkan nomor itu dari teman- temannya.

Flashback.

Sejak saat itu Rainer iseng menambahkan kontak Relin pada Whatsappnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak saat itu Rainer iseng menambahkan kontak Relin pada Whatsappnya.

Entah dorongan dari mana Rainer  mengetik sebuah pesan, dan ia kirim ke nomor Relin.

Entah dorongan dari mana Rainer  mengetik sebuah pesan, dan ia kirim ke nomor Relin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rainer sangatt malu, mengapa dia tidak kepikiran dari tadi sungguh ia maluu sekali.

sedangkan dirumah Relin
Cewek itu baru saja membersihkan tubuhnya, sudah kebiasaannya sejak kecil. Relin naik keatas kasurnya lalu mengabil handphone nya. Relin dikejutkan dengan notifikasi dari whatsappnya, apa dia tidak salah melihat ?
Tolonglah jantung Relin sedang tidak baik baik saja.

 Relin dikejutkan dengan notifikasi dari whatsappnya, apa dia tidak salah melihat ? Tolonglah jantung Relin sedang tidak baik baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Tuhann, Mimpi apa kemarennn guee,"

"Ini kagak boong kan, apa gue salah lihat ya,"

"Omegattt, gakuat pliss,"

Relin mencoba biasa saja, ia harus tetap cool. Lalu Relin membalas chat dari Rainer.Tak henti -hentinya dia dari tadi  senyum-senyum sendiri.

Segituu dulu ya..... maaf soalnya ada urusan mendadak
Makasihh buatt kalian yang udah mau baca, bahkan vote cerita aku..lovee youu buat kaliann sampaii jumpa💗👋

RELIN ANALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang