Jeongwoo memarkirkan motor sportnya di halaman rumah haruto, hari ini dia di telepon oleh haruto untuk datang ke rumah nya di karenakan ayah dan ibunya pulang."Eeh nak jeongwoo yaa, sebentar ya harunya lagi di kamar ibu panggilin dulu."
Ibu haruto membukakan pintu untuk jeongwoo masuk dan mem persilah kannya untuk duduk di ruang tamu.
Sementara ibu haruto pamit untuk memanggil anak bungsunya, si manis.
"Jeeoo udah datengg dari kapan."ucapnya menuruni anak tangga
"Jangan lari nanti jatuh sayang, aku gabakal kemana-mana."ucapnya sambil merentangkan tangan untuk menyambut harutonya.
"Hehehhe, maaf."ucapnya sambil masuk kedalam pelukan hangat pacarnya.
"Haru kangen tauu, jeo gak kangen haru ya?."ucapnya sambil mendongak menatap jeongwoo yang lebih tinggi sedikit dibanding dirinya.
"Siapa bilang."ucapnya sambil mecolek hidung mancung si manis.
"Aku kangen banget sayang kuuu."ucapnya sekali lagi sambil memeluk haruto ke kanan dan kekiri
"Udah mesra-mesraannya?"
"Ayah udah aahh makan aja Jangan ngomel-ngomel terus."
"Gimana gak ngomel Bu anak ayah di pegang pegang orang."
"Orang itu jeo ayah pacar haru"
"Kamu Jan pacar-pacaran dulu deh dek ayah belom siap, apalagi sama si tengil itu."ucapnya sambil melirik jeongwoo yang duduk di sebelah haruto.
"Kakak juga gak setuju sebenernya tapi ya gimana haruto dah bulol Ama ni orang yah."sahut Asahi sambil memakan makanannya.
"Iya maaf om Tante saya lancang pegang-pegang haruto,"ucapnya dengan entengnya
"Yah emang harusnya Jan pegang-pegang, apalagi pelukan."ucap hanbin sambil menyinggung soal tadi yang di lakukan oleh jeongwoo dan haruto di ruang tamu, ngomong ngomong yang meregokin mereka berdua ya ini si ayah hanbin makanya mancak-mancak sekarang anak gadis nya di pegang-pegang orang.
Jeongwoo cuman diem aja tidak menanggapi sudah bisa dia di omong seperti ini oleh ayah hanbin jadi udah biasa aja, makan aja dulu.
"Ayah setopp iihh, kenapa sii perasaan dulu ayah nggak gini deh ke jeo, kenapa sekarang gini.?"ucap si manis menghentikan aksi ayahnya.
"Ya dia peluk-peluk kamu sayang gaboleh kamu tuh masih kecil-."
"Haru udah besar ayah bukan anak kecil lagi."
"Ayahh, udah."ucap ibu haruto menghentikan perdebatan antara keduanya.
"Udah ni deramanya."ucap Asahi yang dari tadi menyimak perdebatan di tempat makan ini.
"Kakak jangan mulai lagi deh ibu pusing."ucap Lisa udah gak habis pikir padahal baru pulang udah ada aja yang di ributin untung gak ada Yoshi yang nambahin coba kalo ada ibu bakal pusing tujuh keliling.
"Padahal seru tau Bu."sahut Asahi
"Om Tante aku pamit pulang dulu yah."
"Iya pulang aja sana Jan balik lagi jauh-jauh dari anak saya kamu."
"Ayah ngomognya."ucap Lisa sambil memukul tangan hanbin
"Kok udah pulang nak, udah pamit Ama haru?"
"Udah Bu, soalnya jeo ada urusan juga abis ini jadi harus cepet-cepet pulang."
"Udah pulang aja sana, ngapain masih di sini."ucap hanbin dengan muka malas
"Iyaa om ini juga mau pulang makasih ya atas makan malam nya om Tante saya pamit pulang."ucap jeongwoo berpamitan kepada orang tua haruto.
"Iyaa hati-hati ya nak jeongwoo."ucap Lisa
"Iya Tante."sahut jeongwoo sambil keluar rumah haruto menuju halaman rumah haruto untuk menaiki motornya.
Urusan jeongwoo adalah balapan malam ini dia udah janji sama anak-anak satrova untuk turun malam ini.
"Eeh pak ketua udah Dateng kirain gak Dateng brow."ucap junghwan
"Serem amat tuh muka."
"Habis ketemu bonyok dia."sahut Yoshi yang sudah ada di sana sedari sore sehabis menjemput orang tuanya Yoshi izin untuk pergi main.
Jeongwoo hanya diam sedari tadi duduk di sisi Yoshi yang sedang menyesap kopi dengan sebatang rokok.
"Jadi gimana ketemu ayah gw lagi, masih sama?"ucapnya bertanya
"Hmm."
"Dia emg gitu dari dulu kalo nyangkut anak perawannya apalagi ini haruto kalo ke Asahi Masih mending."ucap nya lagi.
"Ya iya si gw juga kadang kalo liat lu Ama haruto suka gedek pengaen gw tonjok muka lu."ucapnya lagi sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Yeehh pak ketu masa gitu doang udah ciut giliran di lapangan aja sangar giliran kek ayah bang Yoshi aja ciutt jehh."sahut junghwan sambil berjalan ke arah jeongwoo dan Yoshi.
"Diem Lo"ucap jeongwoo sambil melirik tajam junghwan, yahh junghwan hanya bisa pasrah berdiam diri karena percuma bicara lagi takut di amuk macan.