The Eternity Of Ethereal
Gubuk itu berdiri dengan kokoh di sebelah hilir sungai. Sang empu tengah sibuk menata bahan yang bisa ia gunakan untuk makan. Buah-buahan disini terlihat sangat asing, ia masih belum menyadari jika dirinya masuk ke dunia peri. Ia enggan memikirkan hal seperti itu, hanya akan membuatnya semakin pusing. Kini dia hanya bisa fokus untuk bertahan hidup di tempat baru.
"Tempat apa ini, semua buah-buahan terlihat aneh bahkan daun dari tanaman disini banyak yang berbentuk seperti clover. Aku penasaran dengan hewan-hewannya juga" monolog Serine sembari melanjutkan berburu bahan makanan.
Tak lama setelah itu, Serine melihat satu buah beri berwarna biru keemasan. Baunya sangat manis seperti gulali, aroma manis itu bagai menyihir dirinya untuk mendekatinya. Dipetiknya buah beri berukuran sedang, dimasukkan kedalam keranjang. Ia beralih mencari bahan makanan lain di sekitaran hutan.
"Ah bahan makanan sudah penuh aku akan pulang dan menyantap buah beri yang manis ini"
"Besok baru aku akan mencoba mencari jalan keluar dari sini, sangat membosankan hidup sendiri di tempat aneh ini"
Serine meletakkan bahan makanannya lalu menatanya di tempat yang sudah ia buat, untuk menghindari pembusukan jika bahan-bahan itu tetap tertumpuk.
Ia mengambil buah beri yang aroma manisnya sedari tadi menganggu indra penciumannya. Ia memastikan jika beri ini tidak beracun dengan mencobanya sedikit dan menunggu sekitar 5 menit, dirasa tidak ada sesuatu yang terjadi ia lantas memakan beri itu. Mau dibilang buah beri tapi ukurannya setara dengan apel, mau dibilang apel juga bentuknya seperti buah beri. Bukan, bukan itu keanehannya namun ia merasa sangat kenyang hanya dengan 2 gigitan buah tersebut.
Ia meletakkannya di meja untuk dimakan nanti lagi. Direbahkan nya tubuh mungil itu di tempat yang ia sebut kasur, yaa walaupun terbuat dari batang kayu yang dibelah menjadi dua dan dilapisi dengan kain seadanya. Memejamkan matanya yang mulai berat dan akhirnya dirinya terlelap setelah letih berkeliaran di hutan.
-
Si elf pengembara itu mulai memasuki hutan, hutan yang menjadi saksi bahwa bangsa naga pernah hidup di kerajaan peri. Hutan itu bernama Dragon Tail Woods, bukan semata-mata hutan itu dinamai demikian. Namun konon masih terdapat ekor naga yang tertancap di sekitar hutan ini yang menjadikan hutan lebih subur dan asri, namun sayangnya tak banyak peri yang bisa masuk kedalam Dragon Tail Woods dikarenakan hutan itu menyedot mana dari peri-peri sebagai sumber energi kelangsungan hidup hutan itu, ya lagi lagi dikarenakan oleh ekor naga yang tertinggal disana.
Namun itu bukan hal yang berat bagi The Great Divine Elf yang bisa memanipulasi mana sehingga ia bisa mengatur besar kecilnya mana yang keluar dari tubuhnya. Ia tetap mempertahankan jumlah mana yang ia keluarkan supaya tidak mudah terserap oleh ekor naga.
"Aku belum pernah keluar sampai sejauh ini, akhirnya bisa melihat hutan legenda secara langsung. Jauh lebih indah dari yang ku lihat dibuku" monolog Oudrix kala melihat kemegahan dan keasrian hutan tersebut.
Ia semakin masuk ke hutan, tanpa sengaja ia melihat asap dari seberang sungai. Dengan rasa penasarannya ia datangi sumber asap itu untuk mencari tahu apa yang ada disana. Setelah ia menyeberangi sungai, terlihat gubuk kecil yang di depannya terdapat beberapa kain dan baju yang sedang dijemur. Ia semakin mendekat dan sedikit mengintip kedalam gubuk tersebut.
Betapa terkejutnya ia saat melihat ras asing yang biasa disebut dengan manusia di dalamnya, dan apa itu? Pancaran mana yang ada pada gadis itu mirip seperti kepunyaannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu di depan gubuk sampai gadis itu terbangun. Ia sempat berpikir, bagaimana bisa manusia memiliki mana? Bukankah mereka makhluk yang tidak pernah dihinggapi mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity Of Ethereal
Fantasía[ ORINE ] - Gadis jelita yang tanpa sengaja menginjak lingkaran peri dan masuk ke dunia keabadian. Bertemu dengan pengembara misterius yang memiliki rambut perak berkilau.