First journey

544 100 17
                                    

The Eternity Of Ethereal

Hamparan ladang bunga luas Negeri Eden memanjakan mata seorang gadis jelita. Ditinggalkannya hutan magis yang mempertemukan si elf dan manusia. Semerbak harum bunga menenangkan pikirannya sejenak. Perjalanan pertama Serine cukup menyenangkan dengan hinggap dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Nona ini sudah hampir malam, saya siapkan tempat untuk tidur dahulu ya"

"Perlu bantuan Olie?"

"Boleh tolong kumpulkan kayu bakar?"

"Itu saja?" Oudrix mengangguk lalu mulai menggunakan sihirnya untuk membangun gubuk kecil tempat singgah satu malam mereka.

"O great land, lend a little strength to the creature starting its life this time, summon!" Oudrix mulai merapalkan mantra agar tanah-tanah di depannya bisa berkumpul dan membentuk gubuk yang ia inginkan.

Serine segera kembali kala melihat ada suara gemuruh dari tempat Oudrix. "Olie! Suara gemuruh apa ini?" Oudrix tersenyum simpul lalu menjawab "hanya membuat tempat singgah nona, maaf jika membuat anda khawatir"

Betapa terkejutnya Serine saat mendapati sebuah gubuk, ah tidak ini terlalu bagus untuk disebut sebuah gubuk. "Bagaimana kamu bisa membuat ini dengan sekejap!? Ini luar biasa, seandainya aku bisa memakai sihir" ujar Serine dengan muka berbinar.

"Bisa saja nona, apalagi anda pernah memakan beri waktu itu jadi bukan sesuatu yang mustahil jika nona ingin belajar sihir"

"Begitukah? Ayo kita hidupkan perapian lalu ajari aku cara menggunakan sihir" ujar Serine sangat bersemangat.

"Olie sebelumnya apa aku boleh tau lebih banyak tentangmu?" Oudrix menengok ke arah Serine lalu mengangguk. "Tentu nona, apa yang ingin anda ketahui tentang saya?"

"Apakah kehidupan peri sama seperti manusia?" Oudrix terlihat berpikir sejenak. "Ya bisa dibilang sama, kami makan, tidur, berkembang biak, bahkan menuntut ilmu. Namun ada satu yang beda, umur kami lebih panjang dari manusia"

"Eum? Kalau boleh tahu berapa sekarang usiamu?"

"Usiaku ya? Boleh aku tau terlebih dahulu usiamu berapa?" Dengan senyum yang menampilkan gigi gingsulnya ia berbalik bertanya kepada si gadis jelita.

"Usiaku 17 tahun bulan depan" jawabnya dengan riang.

"Baiklah kalau begitu usiaku juga 17 tahun seperti nona, namun lebih sedikit"

"Oh ya? Lebih berapa bulan?"

"Hanya 400 tahun"

"YANG BENAR SAJA!? itu tidak bisa dikatakan dengan 'hanya'.... Lagi-lagi kamu membual" Serine terkejut namun ia berusaha menyangkalnya.

"Nona tidak percaya? Kalau begitu akan saya buktikan"

"Bagaimana caramu membuktikannya?"

"Dengan mengembara, tidakkah nona memutuskan untuk mengikuti saya? Maka nona akan merasakan seratus tahun berlalu begitu singkat, sungguh" lagi-lagi Oudrix membalas dengan santai disertai senyuman khasnya.

Mentari tak lagi menampakkan sinarnya, digantikan si primadona malam yang terlihat bulat sempurna, purnama. Hawa dingin menyeruak kala angin berhembus dari utara. "Hei tidakkah malam ini sangat dingin?"

Serine menyetujui omongan Oudrix "Iya, mungkin karena malam ini malam bulan purnama. Bagaimana jika kita mencari tambahan kayu bakar? Kamu tidak ingin mati kedinginan kan"

"Tapi ini sudah malam nona"

"Kamu bisa gunakan sihirmu untuk menerangi jalan, kita hanya akan mencari disekitar sini"

The Eternity Of EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang