Seorang siswa dengan penampilan kurang rapih berdiri tegak di depan gerbang sekolah. Seragam putih anak itu dibiarkan keluar dari rok abu-abunya, bahkan dasi yang seharusnya ia lilitkan di antara kerah bajunya cuma dibiarkan asal menggantung di sana. Hanya sepatu berwarna putih polosnyalah satu-satunya yang ia pakai terlihat bagus dan bersih melekat di tubuhnya.
Para siswa lain yang baru sampai di depan gerbang hanya melihat heran kepada siswa kurang rapih itu. Mereka memperhatikannya dari jauh tanpa berani menyapa atau sekedar menanyakan apa yang sedang dia lakukan di sana.
"SMA Bintang 48" siswa itu melihat lekat sebuah plang besar yang terdapat pada gerbang hitam sekolah di depannya.
Sambil terus berjalan melewati lorong sekolah menuju kelasnya yang berada di lantai tiga, siswa itu terus bergumam di dalam batinnya. Sedari tadi ia sedang menyiapkan hati dan mentalnya, karena hari ini adalah hari di mana ia akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya.
Sepuluh menit sebelum guru masuk ke dalam kelas. Zee hanya memejamkan matanya di atas meja. Seluruh wajahnya itu ia tutupi rapat-rapat dengan buku tulis.
Tak lama pintu kelas terbuka. Zee bisa mendengar suara dari pintu itu, namun tak ingin bergerak sedikitpun dari posisinya.
"Selamat pagi anak-anak" sapa seorang guru cantik bernama Shani. Murid-murid di kelas itu kemudian menyapa balik bu guru Shani.
Hari ini ada yang berbeda dari sebelumnya, karena hari ini Shani masuk ke dalam kelas tidak hanya seorang diri. Shani membawa seseorang yang sedari tadi sudah mengekorinya dari belakang.
Para murid di dalam kelas itu tentu bisa menebak jika seseorang yang berada di belakang bu guru Shani adalah murid baru yang akan masuk di kelas mereka. Itu karena sebelumnya memang sudah terdengar kabar bahwa akan ada murid pindahan yang akan bergabung di kelas 12-1.
"Ibu Shani bawa siapa tuh?" tanya Adel antusias dari tempat duduknya. Shani tersenyum melihat ke arah siswa baru itu.
"Pasti kalian semua sudah bisa nebak dong" goda Shani kepada anak-anak muridnya itu.
Sementara anak baru di sampingnya itu hanya bisa memasang muka datar karena hatinya kini sedang merasa gugup.
"Langsung saja ya, di depan kalian semua ini adalah siswa baru yang akan bergabung di kelas 12-1. Namanya..., ah biar dia sendiri saja yang memperkenalkan diri ke kalian" kemudian Shani mempersilahkan anak baru itu untuk memperkenalkan dirinya sendiri. Dengan percaya diri siswa baru itu pun melangkahkan kakinya lebih maju lagi sehingga anak-anak di kelas itu bisa dengan jelas melihatnya.
"Selamat pagi, halo semuanya perkenalkan namaku Marsha Ananta Lenaya kalian bisa memanggilku Marsha. Semoga kita bisa berteman dengan baik, terima kasih" senyum indah Marsha merekah setelah memperkenalkan dirinya di depan para murid.
Para murid menyapa balik Marsha secara serentak. Tepat setelah suara Marsha terdengar beberapa detik lalu, bersamaan dengan itu kedu mata Zee yang dari awal tertutup rapat langsung terbuka dari balik bukunya. Lalu Zee tersenyum tipis, namun poisi tubuhnya masih seperti semula.
"Kalau begitu sekarang Marsha duduk di bangku kosong itu ya" ucap Shani.
Marsha melirik ke bangku kosong yang dimaksud bu guru Shani. Dengan langkahnya yang pelan, beberapa siswa yang ia lewati memberikan senyuman ramah kepadanya. Marsha pun tersenyum balik kepada mereka dan situasi ini tentu membuat dirinya menjadi lebih tenang sekarang.
Sesaat hampir sampai di tempat duduknya berada, Marsha sedikit mengernyitkan dahi. Satu-satunya siswa yang Marsha lihat di kelas ini sedang tertidur sambil menutup seluruh wajahnya dengan buku tulis. Tetapi Marsha tidak ingin berfikir jauh tentang satu siswa ini. Ia segera duduk di bangkunya tepat di belakang siswa yang sedang tidur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 DAYS WITH YOU [ZEESHA]
Ficción GeneralMarsha Ananta Lenaya, seorang siswa pindahan yang baru bergabung di SMA Bintang 48. Tanpa ia sangka, di hari pertamanya masuk sekolah, seorang siswa yang duduk tepat di depan bangku kelasnya tiba-tiba meminta Marsha untuk menjadi pacarnya.