"Ini adalah kali ketiga aku berada di dunia yang berbeda dari tempat tinggal asalku. Bagaimana caranya aku bisa berada di dunia yang berbeda ini, akupun tidak tahu dengan pasti. Yang aku tahu kejadian terakhir yang terjadi kepadaku yaitu aku mengalami sebuah kecelakaan. Mobilku menghantam mobil lain dan terperosok ke jurang yang di bawahnya ada sungai yang sangat dalam. Aku masih mengingatnya, sekuat tenaga aku mencoba untuk membebaskan diri dari sana namun hasilnya sia-sia"
"Apa mungkin di sana kamu sudah... meninggal?"
"Aku tidak tau Sha, tapi aku juga sempat berpikir begitu" Zee menundukkan kepalanya lemah.
"Mungkin masih ada harapan. Jangan sedih" Marsha menepuk bahu Zee dengan pelan.
Zee mengangkat kembali kepalanya lalu tersenyum kepada Marsha.
"Saat pertamakali aku sadar, aku berada di sebuah gerbong kereta. Orang-orang sangat riuh menghampiriku dan mencoba untuk menenangkanku. Saat itu dadaku terasa sangat sesak, napasku tercekat seperti ada tali yang tak kasat mata melilit leherku. Kemudian diriku berangsur tenang dan sadar ketika aku mendengar sebuah suara dan mengenali seseorang yang berada di depanku"
"Siapa?"
"Kamu, eh maksud aku Marsha. Aku melihat Marsha di antara kerumunan orang-orang di sana. Aku memanggil namanya namun ia menjauhiku, sepertinya ia takut kepadaku. Singkat cerita aku mulai sadar bahwa aku berada di dunia yang berbeda ketika semua orang yang aku kenal justru tidak mengenaliku. Bahkan Marsha yang di dunia itu sudah memiliki kekasih lain"
Marsha mulai antusias mendengar cerita dari Zee, walau berat rasanya untuk terus mendengar kelanjutan cerita itu.
"Saat itu aku cukup frustasi dengan kenyataan yang aku alami. Di hari pertama, aku sudah mencoba berbagai macam cara supaya bisa kembali lagi ke dunia asalku, namun terus gagal. Sampai akhirnya di malam itu sekali lagi aku ingin menemui Marsha, walaupun ia terus mengabaikanku. Malam itu aku memohon kepada Marsha untuk bertemu, untungnya ia setuju. Ya walaupun dengan dalih kalau ini adalah pertemuan terakhir kita-,
Kala itu muncul bulan berwarna merah dengan cahayanya yang sangat terang, bulan yang sama ketika terakhir kali aku lihat di duniaku. Marsha berdiri di sebrang jalan di dekat stasiun kereta pertamakali kami bertemu. Saat aku ingin menyebrang, aku merasakan tubuhku sudah terpental karena hantaman yang begitu keras dari sebuah mobil"
"Setelah itu kamu..."
"Ya, aku kembali berpindah ke dunia lainnya"
Air mata Zee sudah mengembang, membayangkan dirinya terus mengalami sakit yang luar biasa ketika terbangun dari tidurnya setiap kali ia berpindah dunia membuat Zee menahan kelanjutan ceritanya.
"Are you okay?" tanya Marsha khawatir.
"I'm fine" Zee menghapus air matanya lalu menarik napas panjang.
"Di dunia yang ke dua, aku berada di sebuah gudang penyimpanan makanan. Setiap kali aku terbangun dari tidur, dadaku selalu terasa sesak dan sangat sakit. Dua orang yang mengenakan seragam chef menuntunku untuk keluar dari dalam gudang. Mereka memberikan aku air sehingga aku berangsur sadar. Aku melihat diriku mengenakan seragam yang sama dengan mereka dan aku sedikit merasa senang. Aku pikir aku sudah kembali ke dunia asalku"
"Kamu seorang chef?"
"Iya, aku bekerja sebagai chef"
"Orang kayak gini jago masak?"
"Kamu ngeremehin kemampuan masak aku?"
"Gak nyangka aja sih"
"Marsha aja suka banget sama masakan aku" Zee terus membanggakan dirinya di depan Marsha yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 DAYS WITH YOU [ZEESHA]
Genel KurguMarsha Ananta Lenaya, seorang siswa pindahan yang baru bergabung di SMA Bintang 48. Tanpa ia sangka, di hari pertamanya masuk sekolah, seorang siswa yang duduk tepat di depan bangku kelasnya tiba-tiba meminta Marsha untuk menjadi pacarnya.