بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم
•
•
_____________________"Terkadang kita salah menerka. Siapa sosok baik dan siapa sosok sebaliknya."
_Hati Yang Terluka_
________•
•Di malam yang terasa dingin ini, seorang laki-laki tengah merenung akan penyesalan yang telah ia perbuat. Mengingat akan hal yang ia lakukan di sore tadi muncul perasaan yang amat menyiksa dalam relung hatinya.
Menyesali perbuatannya pun percuma. Ia sudah terlanjur ikut tenggelam ke dalam permainan keluarga Pasha. Ia harap, semua orang termasuk sahabatnya tidak akan pernah membenci dirinya.
Tanpa laki-laki itu sadari, seorang perempuan pun menghampirinya sembari ikut menatap suasana Asrama yang terlihat sepi sekali. "Ustadz Fajar. Pengkhianat sekaligus penusuk sahabat sendiri. Haha," kekehnya merasa lucu.
Mendengar suara yang terasa familiar di indra telinganya itu pun membuat laki-laki yang tidak lain Fajar Halif menoleh seketika. Senyum miring begitu tercetak jelas pada bibir tipis milik Elfisya Sara.
"Berpura-pura menjadi baik. Mendekati mangsa yang terlihat tidak berdaya. Menipu pemikiran polos wanita yang mencintai dengan tulus. Ck, hebat sekali Anda!"Elfisya berbicara dengan penekanan nada sinis terhadap Ustadz Fajar yang terlihat geram dan juga terlihat mengepalkan kedua tangannya tanda menahan emosi.
"Salut banget gue ke Ustadz seperti lo! Muka lo banyak bener! Lebih banyak dari iblis!" sentak Elfisya sembari menatap tajam mata yang sudah memerah milik Ustadz Fajar.
"Anak pelacur kek lo mending diam! Nggak usah ikut campur!" Merasa geram dengan semua ucapan Elfisya membuat Ustadz Fajar meledak seketika. Ia tidak bisa menahan emosinya ketika berhadapan dengan seseorang yang telah mengetahui seluruh hal yang telah ia lakukan.
Mendengar kata 'Anak pelacur' meluncur dengan bebas dari bibir Ustadz Fajar. Elfisya langsung terkekeh miris. Elfisya pun tertawa setelah mendengar hinaan dari seorang Fajar Halif. "Pendosa kok, teriak pendosa!"
"Gelar Ustadz lo nggak guna tahu, nggak?! Fajar Halif dan Abidzar Habrizi nggak ada bedanya! Sama-sama mementingkan ego sendiri!" Lantang Elfisya sembari terkekeh miris.
"Lo nggak tahu apa-apa tentang gue, El. Anak pembangkang kek lo hanya tahunya tuh keonaran. Nggak tahu apa-apa. Jangan sok jadi pahlawan!" sentak Ustadz Fajar sembari menatap tajam Elfisya yang terlihat menatap dirinya sangat tajam.
"Mungkin itu kata lo. Tapi, ingat Fajar Halif yang terhormat. Sebanyak apa pun lo nyembunyiin bangkai, lama kelamaan juga bakal kecium baunya! Gue hanya ingetin lo. Gue tahu semua apa yang lo lakukan dengan Abidzar terhadap sahabat gue, Syakila! Gue nggak akan tinggal diem. Camkan itu!" Setelah meluapkan seluruh emosinya, Elfisya pun langsung melengos pergi sembari menatap tajam terhadap orang yang disukai Kinara Almaira.
Interaksi keduanya ternyata dilihat dan juga didengar oleh seorang perempuan bermata sipit yang tidak lain Kinara Almaira sendiri. Rasanya seluruh badannya terasa kaku setelah mendengar obrolan antara dua orang yang sangat ia sayangi itu. Kinar tak pernah menyangka, rasa kepercayaannya dikhianati seperti sekarang.
Tadinya Kinara tidak mau mengikuti kemana Elfisya pergi setelah membantu Syakila. Karena rasa penasaran yang tinggi. Kinara pun menemukan fakta yang tidak pernah ia tahu.
Netra yang selalu terlihat ceria itu pun langsung terlihat sendu setelah mendengar sifat asli dari orang yang sangat ia sukai itu. Ia telah salah mengambil langkah terhadap sahabat baiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/358635072-288-k965688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HATI YANG TERLUKA (TERBIT)
Spiritual"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasal dari keluarga broken home. Menjadi istri dari seorang Ameer Elfathan Fatih hanya membuat Syakila...