Himmel - Episode 29

8.1K 927 160
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Miracle masuk kedalam rumahnya. Pesta sudah selesai. Tidak ada satupun tamu yang tersisa. Hanya tersisa keluarga dari sepupunya, Kyler. Pesta yang sungguh luar biasa karena penggelar pesta itu sendiri pergi meninggalkan aula. Mici dan Rue terkejut melihat putrinya yang kembali dalam keadaan mata sembab. Rue, papanya itu sudah kelewat batas. Bisa-bisanya dia membakar habis hasil jerih payah orang lain. Seharusnya pria itu tahu, mengelola sebuah perusahaan tidaklah mudah. Seenaknya saja dia membakar habis perusahaan orang lain.

"Miracle apa yang--"

Miracle menepis tangan Rue yang ingin menyentuh pipinya dengan kasar."Kenapa?! Kenapa papa melakukan ini semua?!" Teriaknya. Sialnya air mata ini tak kunjung berhenti.

"Miracle papa tidak mengerti--"

"Papa yang menantangnya! Papa juga yang menghancurkannya! Setakut inikah papa pada kekalahan?! Pengecut!" Miracle berbicara dengan nada tinggi di hadapan Kyler. Seorang anak perempuan yang membentak ayahnhya. Tidak pernah terjadi baik pada Lingston ataupun Kyler.

"Miracle ada apa sayang?" Tanya Mici kebingungan.

"Kali ini papa benar-benar keterlaluan! Ini sudah kelewat batas!"

"Papa masih tidak--"

"Berhenti seolah papa tidak tahu! Setega itu papa membakar habis perusahaan yang Czar bangun dengan susah payah! Papa sengaja melakukan itu karena tidak mau dia menang bukan?!"

"Dia tidak pantas untuk mu Miracle."

"Ini hidupku! Meskipun papa adalah orang tua ku. Bukan berarti papa bisa mengaturku sesuka hati! Papa tahu apa soal pantas dan tidak pantas?!"

"Kau pikir papa bodoh?! Papa sudah memperingati mu bahwa papa akan selalu mengawasi mu. Hanya karena orang bodoh itu, kau sampai melawan pada papa! Kau diam-diam menemuinya setiap hari. Dan apa kau pikir papa tidak tahu jika kau menciumnya dan mencoba dia untuk menyetubuhi mu?!" Setiap kali mengingatnya. Kemarahannya meningkat pesat.

"Itu namanya melanggar privasi! Aku ini sudah dewasa! Berhenti mengawasi ku seperti itu!"

"Papa menjaga mu dengan hati-hati. Takut jika kau akan terluka! Papa berusaha melindungi mu, terutama menjaga kesucian mu. Tapi apa yang kau lakukan?! Kau sendiri yang melempar tubuh mu untuk di setubuhi?! Karena kau bersamanya, kebodohannya itu jadi menular padamu!"

"Hentikan papa!"

"Kau yang harus berhenti Miracle! Aku menyayangimu sejak kau masih bayi. Tapi kau malah membela si bodoh itu. Kau bahkan lebih memilih untuk memakai gaun pemberiannya."

"Aku mencintainya! Dia juga mencintai ku!"

"Apa dengan perkataan cintanya kau bisa kenyang?! Apa dengan dia berkata jika dia mencintai mu kau bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan?! Hah?!"

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang