Tiga: Studio

238 29 0
                                    

"Tiga bulan Pia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tiga bulan Pia. Tiga bulan itu lama lho Pi, dan gue harus ketemu dia tiap hari." Alsabila menelungkupkan wajahnya diantara tangan yang dilipat diatas meja.

Pia menghela napas menyaksikan Alsabila yang frustasi sejak bertemu dengannya pagi tadi. "Lo terlalu mendramatisasi semua itu Alsabila. Coba dulu Sab, percaya samaku Lian tidak seburuk itu."

"Ya, tapi-"

"Gak ada tapi tapian!" Alsabila merenggut, pasrah saat ucapannya dipotong Pianica.

***

Studio adalah salah satu tempat ternyaman Alsabila untuk mengasingkan diri. Dengan headphone full musik dan iPad ditangan, Alsabila masuk kedalam studio. Lagu milik Saybia, the second you sleep mulai mengisi studio, Alsabila secara effortless menyanyikan lagu itu.

Keadaan studio yang sepi membuat Alsabila mulai mengeraskan suara nanyiannya. Saat akan masuk ke tempat rekaman yang ada di dalam studio, mata Alsabila tertarik dengan gitar yang ada diujung sofa. Gitar adalah alat musik favorit Alsabila, melihat sebuah gitar asing yang berwarna hitam yang juga warna kesukaannya, membuat Alsabila tertarik untuk mencoba.

Masih dengan lagu Saybia, Alsabila mulai memetik gitar asing itu. Mood Alsabila seketika membaik, secara keseluruhan gitar itu sangat sempurna untuk dimainkan. Alsabila memiliki gitar juga di rumah, namun ia rasa gitar yang dimainkan sekarang adalah yang terbaik.

"Sorry, mengganggu."

Alsabila bangkit dari sofa lalu meletakan kembali gitar ke posisi awal. "its oke." Ucap Alsabila lalu mengambil iPad dan bersiap meninggalkan studio. Membiarkan Alian menggunakan studio, padalah Alian sendiri belum mengatakan tujuannya.

"Alsa-"

Alsabila berhenti saat Alian memanggilnya. Alian menjeda ucapannya, saat matanya bertemu dengan mata Alsabila.

"Em, jangan pergi. Gue kesini cuma mau ambil ini," ucap Alian mengambil gitarnya.

Sontak Alsabila malu karena sempat memakai gitar Alian. Laki-laki yang ia labeli sebagai saingan.

"Itu, punya lo?" Alsabila memejamkan mata merutuki mulutnya yang tidak bisa di rem.

Alian mengangguk. "Mau pakai? Kalo iya gue tinggal aja."

Alsabila menolak tawaran Alian. "Bawa aja. Gue udah mau pergi juga."

"Oh, oke. Gue duluan." Alian menunjuk kearah pintu yang ada dibelakang, lalu setelah menerima anggukan dari Alsabia ia segera berbalik pergi meninggalkan studio.

Sepeninggal Alian, Alsabila menjatuhkan diri ke sofa. Menenggelamkan wajahnya pada bahu sofa. "Aaaaaa, dunia sempit banget sih!" triak Alsabila frustrasi.

Klik

Suara pintu terbuka lalu tertutup, membuat Alsabila segera kembali keposisi duduk untuk melihat siapa lagi yang datang. Napas Alsabila tercekat saat melihat kembali wajah Alian.

FREQUENCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang