Tujuh: Cemburu

279 38 0
                                    

Suasana hati Alsabila dipagi yang cerah ini harus rusak karena ulah dua pria dewasa yang kini duduk pada dua jok mobil di depan, setelah berebutan memakai mobil siapa untuk ke RCTI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Alsabila dipagi yang cerah ini harus rusak karena ulah dua pria dewasa yang kini duduk pada dua jok mobil di depan, setelah berebutan memakai mobil siapa untuk ke RCTI.

"Ca, ada yang mau dibeli? bentar lagi sampai nih." Nando bersuara ditengah kesunyian mobil dari percakapan manusia.

"Gue mau beli kopi."

"No! Selain kopi." ucap Nando tegas. Meskipun Alsabila coba memohon.

"Nando, please."

"Lupa semalam abis kena asal lambung? Matcha aja kayak biasa, no coffee." Alsabila menyerah kalah berdebat dengan Nando, setelah mengingat asam lambungnya yang semalam kambuh dan menyusahkan Nando tengah malam.

Ditengah perdebatan, Alian merasa seperti orang asing untuk Alsabila karena tidak tau apa-apa tentang sang gadis. Nando yang serba tau kondisi Alsabila, Nando yang mempunyai panggilan khusus untuk Alsabila— semuanya membuat Alian iri.

***

Sesuai agenda, tim Star I hanya meeting dengan tim Idol dan dua grand finalis untuk membicarakan lagu serta proses rekaman yang akan dilakukan besok di studio Star I.

Nyatanya keinginan langsung kembali setelah meeting tidak terwujud, karena produser Idol secara khusus meminta tim Star I turut bergabung dalam makan siang sekaligus perayaan untuk capaian rating nomor satu acara tersebut.

"Gue happy bisa kerja sama dengan Star I." ucap Rio produser acara Indonesia Idol. Obrolan mengalir begitu saja di dalam restoran korea yang terletak dikawasan Jakarta Barat. "Selera Dito emang gak kaleng-kaleng."

Alsabila tercekat ketika mendengar nama Dito keluar dari mulut pria yang duduk didepannya. "Dito?"

Rio mengangguk. "Dia yang kenalin gue ke Narendra dan jadi jembatan gue ke kalian. Nah, ini datang orangnya." Dito datang dengan senyum lebar langsung menyapa orang orang, termasuk Alsabila.

Alsabila merasakan sesak di dada, ketika Dito berada dihadapan-Nya. "Ca, kita pulang aja." bisik Nando yang menyadari kondisi Alsabila.

Alsabila menggeleng, kekeh tidak ingin pulang. "i'm oke." ucap Alsabila tanpa suara.

"Al, Dito pernah bilang kalian satu kampus. Beneran?"

"Gak cuma satu kampus mas, satu prodi malah."

Alsabila meremas smartphone yang ia genggam diatas pangkuan, untuk melampiaskan emosi. "Benar, mas. saya adik tingkatnya." jawab Alsabila dengan nada seramah mungkin.

FREQUENCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang