"mau sholat dulu atau makan dulu sayang?" Tanya Vaerel karena waktu yang sudah memasuki sholat dhuhur.
"Sholat dulu aja mas baru cari makan" jawab Aisyah melirik Vaerel sekilas, matanya kini kembali fokus pada ponselnya.
Vaerel mengendarai mobilnya, mencari masjid terdekat untuk melakukan sholat dhuhur. Setelah 15 menit mengendarai mobil, kini mereka telah tiba di masjid Indah Jakarta.
Vaerel memarkirkan mobilnya di parkiran masjid lalu turun dan memutari mobil untuk membukakan pintu istrinya. Kini mereka tengah berjalan menuju tempat wudhu masing masing.
Selesai berwudhu, kini mereka sama sama masuk ke dalam masjid melalui pintu yang berbeda. Mereka melakukan sholat dhuhur dengan sendiri.
Selesai sholat dhuhur kini mereka sudah dalam perjalanan mencari tempat makan. Hingga mata Aisyah tak sengaja melihat penjual mie ayam pinggir jalan.
"Mas, makan itu aja ya?" Ucap Aisyah menunjuk gerobak mie ayam yang membuatnya ngiler.
"Mie ayam?" Tanya Vaerel diangguki Aisyah, kini Vaerel menjalankan mobilnya mendekat ke gerobak dorong penjual mie ayam.
"Makan dimobil aja" ucap Vaerel lalu membuka pintu mobil.
"Mba, mie ayamnya dua ya" ucap Vaerel lalu masuk kembali ke dalam mobil. 10 menit menunggu, penjual makanan itu datang membawa nampan berisi 2 mangkuk mie ayam dan kecap, saus, juga sambal.
Vaerel menerima nampan itu dan meletakkannya di dashboard mobil, Aisyah pun mengambil satu mangkuk mie ayam begitu juga dengan Vaerel. Mereka kini tengah makan mie ayamnya dengan racikan bumbu masing masing.
Habis, makanannya kini habis, Aisyah mengambil minum yang memang sudah disediakan Vaerel di dashboard apabila akan bepergian. Aisyah menutup kembali tutup botol itu setelah meminumnya lalu meletakkannya di dashboard.
Namun belum sampai botol itu mendarat di dashboard mobil, Vaerel lebih dulu mengambilnya. Vaerel membuka tutup botolnya dan memutar mutar botol itu mencari bekas bibir istrinya.
"Nyari apa mas?" Tanya Aisyah sambil menatap heran apa yang dilakukan suaminya.
"Bekas bibir kamu sayang" ucap Vaerel yang sudah menemukan bekas bibir Aisyah terlihat dari jejak lipstik yang dipakai Aisyah. Tanpa basa basi Vaerel meminum air yang ada di dalam botol itu tepat di bekas bibir Aisyah.
"Enggak jijik mas?" Tanya Aisyah lagi.
"Sunah sayang" jawab Vaerel lalu menutup kembali tutup botolnya dan menyimpannya di dashboard mobil. Vaerel menumpuk mangkuk yang dipakai Aisyah dengan mangkuknya lalu menaruhnya di atas nampan.
Setelahnya, Vaerel keluar dari mobilnya menghampiri penjual mie ayam itu.
"Berapa mba totalnya?" Tanya Vaerel sambil mengambil dompet di saku celananya.
"Dua puluh ribu mas" Vaerel mengambil uang berwarna hijau didompetnya lalu menyerahkan kepada penjual mie ayam. Setelahnya Vaerel kembali menjalankan mobilnya pulang.
"Astaghfirullah lupa" ucap Aisyah, tangannya bergerak menepuk kepalanya.
"Kenapa sayang?" Vaerel sedikit terkejut dengan ucapan istrinya itu namun beruntungnya ia tidak mengerem mobilnya secara mendadak.
"Aku lupa sore ini ada arisan" ucap Aisyah menatap Vaerel.
"Arisan apa?" Tanya Vaerel melirik Aisyah sekilas.
"Arisan ibu ibu komplek, cepetan ya mas bentar lagi mau dimulai ini" cemas Aisyah. Tangannya membuka ponselnya melirik jam untuk memastikan masih ada waktu.