cemburu?

228 20 3
                                    

Pagi itu, Ms. Shani telah berjanji untuk menjemput Muthe. Muthe merasa campuran antara malu dan senang mengingat aktivitas mereka semalam. Hatinya berdebar saat melihat Ms. Shani menunggu di depan rumahnya.

Ms. Shani: "Selamat pagi, Muthe. Siap untuk sekolah?"

Muthe: "Pagi, Ms. Shani guru kesayanganku. Aku, siap."

Muthe masuk ke mobil dengan wajah sedikit memerah, namun senyum tak bisa disembunyikan. Sepanjang perjalanan, mereka berbincang ringan, membuat suasana semakin nyaman.

Setibanya di parkiran sekolah, seseorang tiba-tiba datang dan langsung mendekati Muthe. Orang tersebut tidak henti-hentinya berbicara dan menempel pada Muthe, membuat Ms. Shani merasa geram melihatnya.

"Muthe, nanti setelah sekolah mau pergi bareng nggak?" Ucapnya dengan sedikit manja.

Ms. Shani berusaha menahan diri, namun ketidaknyamanannya jelas terlihat di wajahnya. Namun tiba-tiba Jessi datang dan melihat situasi tersebut segera bertindak.

"Kathrin, ikut ke kelas sama gue yuk sekarang . Lo bisa bicara dengan Muthe nanti." Ucap Jessi.

Jessi menarik Kathrin menjauh dari Muthe, ia tahu menyadari perubahan ekspresi Ms. Shani yang tidak suka dengan kehadiran Kathrin. Muthe menghela napas lega, berterima kasih dalam hati kepada Jessi.

"Ms. Kamu kenapa? Kenapa diam saja?." Tanya Muthe bingung.

"Murid itu bukannya kamu tidak sekelas dengan nya?" Tanya Shani heran.

Muthe mengangguk. "Iya Ms tapi sering kali ia menemui ku ke dalam kelas, aku bingung dia terus menerus menemui ku" ujar Muthe.

"Ayo masuk kelas, istirahat kamu temui saya" ujar Shani dingin, lalu beranjak dan pergi meninggalkan Muthe yang terlihat kebingungan.

Muthe melihat Ms. Shani beranjak pergi dengan wajah yang dingin. Ia benar-benar bingung dengan sikap Ms. Shani yang tiba-tiba berubah. Dengan perasaan campur aduk, Muthe masuk ke dalam kelasnya sebelum bel berbunyi.

Setelah sampai di kelas, Muthe terkejut melihat Kathrin sudah menunggunya di sana.

"Kathrin, Lo lagi? Kenapa Lo selalu ada di sini?" Ucap Muthe sedikit kesal namun tetap terlihat biasa saja.

"Aku hanya ingin bersama kamu, Muthe. Emang nya kenapa?" Ucap Kathrin.

"Lo gak masuk ke kelas? Udah mau bel ini" ujar Muthe. Namun Kathrin menggelengkan kepalanya.

"Bener bener yaa. Mau Lo apa sih sebenarnya ngikutin Mulu deh gue heran." Katanya sambil terus menatap Kathrin tajam.

Dengan setenang mungkin, Muthe mengusir Kathrin dengan sabar, meskipun sebenarnya dia tidak mau dan merasa bersalah.

"Kathrin, maaf, tapi gue butuh waktu sendiri sekarang. Bisa Lo pergi dulu?" Ujar Muthe merasa tidak enak.

Kathrin terlihat kecewa, tapi akhirnya pergi meninggalkan kelas. Muthe menghela napas panjang, merasa lega namun juga bingung dengan perasaannya sendiri.

"Maaf, Muthe. Gue tadi bener bener gak bisa ngusir Kathrin dari kelas kita." Ucap Jessi.

Muthe benar-benar bingung kenapa Kathrin terus datang ke kelasnya. Perasaan tidak nyaman semakin mengganggu pikirannya, terutama dengan ekspresi Ms. Shani yang tidak suka dengan kehadiran Kathrin.

"The kayaknya Ms Shani gak suka deh kalo si Kathrin deketin Lo Mulu." Ujar Jessi.

"Gue rasa juga gitu, gue liat liat nih muka Ms Shani jutek kali lah, mana ngomong galak banget" ucap Muthe.

"Terus juga masa dia nyuruh gue buat ke ruangan nya pas jam istirahat nanti." Ucap Muthe.

"Lo beneran gak ada hubungan apa-apa sama Ms Shani?" Tanya Jessi penasaran. "Gak ada Jess, kalo ada mah gue kasih tau Lo, udah masuk Nih jangan berisik lagi nanti di hukum kayak waktu itu" ucap Muthe.





FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang