Tuan Yoon tampak murka, tempat yang seharusnya aman dan tidak ada yang berani mengusik seperti ketahuan oleh seseorang yang tidak ia ketahui. Barang yang seharusnya di impor sore ini rusak dan tidak bisa digunakan. Banyak barang tersebut tidak bisa digunakan lagi. Dengan pelan tuan yoon masuk dan menyentuh barang itu. Kalau sudah seperti ini banyak kerugian yang harus ia tanggung, belum lagi kliennya tau kalau barang yang di inginkan gagal dikirim.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang kalian lakukan? Apa aku membayar kalian untuk ini??!." Ucap tuan yoon yang masih menatap barang barang itu.
Semua bawahannya tampak terdiam tidak berani menyahut. Keadaan dalam sana sangat mencekam, terkesan takut untuk bersuara bahkan untuk bergerak saja. Jika salah langkah saja, bisa bisa pistol yang ada di tangan tuan yoon itu melepaskan pelurunya sesuka hati.
Tuan yoon berbalik menghadap ada sekitar 20 bawahannya yang berdiri dengan kepala menunduk tak berani menatap tuan yoon.
" apa aku membayar kalian untuk ini?."
Semua tidak berani menjawab, mereka menunduk takut mendengar suara tuan yoon. Tanpa melihat pun mereka tau kalau tuan yoon sangat mengerikan ketika marah. Mereka yakin, 20 dari mereka setidaknya pasti ada 5 atau 6 bahkan lebih yang akan mati setelah ini. Hanya menunggu semoga keberuntungan berpihak kepada mereka.
Dorr
"Akhh.."
Seperti apa yang diperkirakan, salah satu dari mereka berlutut menahan sakit tak mampu menompang tubuhnya karena kaki sebelah kanannya ditembak oleh tuan yoon.
" yoshi...,"
Yang dipanggil menoleh setelah sejenak ia terpaku pada kerabatnya yang menahan sakit karena tembakan.
" iya tuan."
" bagaimana menurut mu? Ada yang harus kita curigai? Nampaknya aku harus turun tangan dengan sendirinya. Mempekerjakan hampir ratusan orang tidak ada yang berguna satu pun. Termasuk kamu."
"Maafkan saya serta rekan saya tuan, kami lengah sehingga penyusup menemukan tempat ini."
"Atau kamu yang beri jalan kepada mereka? Apa kamu masih menjadi anjing yang penurut untuk jaehyuk dan haneul? Atau perempuan yang sebentar lagi akan mati itu?."
"Tidak tuan, saya sepenuhnya berkhianat kepada mereka dan mengabdi kepadamu."
Sejujurnya yoshi menahan amarahnya. Ia tidak suka dengan perkataan tuan yoon, Itu sangat melukai dirinya.
" baguslah, tetaplah menjadi anjing yang penurut kepada majikannya agar aku tidak memberikan mu makanan bangkai. Cari tau siapa dalang semua ini. Dan kalian --, anggap ini hari keberuntungan kalian karena aku tidak menjadikan kalian makanan anjing peliharaan ku."
Setelah mengatakan itu tuan yoon pergi meninggalkan ruangan serta anak buah yang masih setia menunduk. Setelah tuan yoon menghilang, baru beberapa mereka bernafas lega dan juga membantu rekannya yang kenak tembakan.
" gila, gw kira gw bakal mati hari ini. Udah keringat dingin gw." Ucap salah satu dari mereka.
" iya, lagian lu sih pakek ngajak gw beli kopi. Kecolongan kan kita."
" yeee mana gw tau, biasanya juga aman aman aja."
"Udah udah, sekarang kita bereskan ini. Sisa barang yang masih bisa digunain dipisahkan. Perketat lagi penjagaan jangan sampe kejadian ini terulang lagi." Ucap yoshi melerai pertikaian mereka.
" ok yosh, lo hati hati ya. Kita juga hati hati disini sama sama saling mengingatkan agar kita gak mati ditangan boss." Ucap seseorang yang berbadan tinggu dan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
i don't want to - PARK JIHOON [On Going]
Romancejinan aja nerima haneul. apakah aku bisa nerima haneul seperi jinan?. "lu tu ya, kalau gak bisa itu apa susahnya sih minta tolong." ucap haneul. " gw bisa sendiri." sahut jihoon ketus. " bisa apa? bisa pecahin gelas gini. lo tu lagi sakit kalo pusin...